BERITA TERKINI :
Berita Terbaru
Berita Terhangat
DPD PKS Samarinda
Fiqh & Syariah
Keluarga Sakinah
Kiprah DPC Samarinda Ulu
DPRD Provinsi KALTIM
Tausiyah dari Ustadz Kita
Opini Kiriman Pembaca
Kolom Kesehatan ( Akh Haris )
Tampilkan postingan dengan label Kolom Anis M. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kolom Anis M. Tampilkan semua postingan
3/10/2012
Apalagi yang tersisa dari ketampanan setelah ia dibagi habis oleh Nabi Yusuf dan Muhammad. Apa lagi yang tersisa dari kecantikan setelah habis oleh Sarah, istri Nabi Ibrahim, dan Khadijah, istri Nabi Muhammad saw? Apa lagi yang tersisa dari kebajikan hati setelah ia direbut Utsman bin Affan? Apalagi yang tersisa dari kehalusan setelah ia direbut habis oleh Aisyah?
Kita hanya berbagi dari sedikit yang tersisa dari pesona jiwa raga yang direguk habis oleh para nabi dan orang shalih terdahulu. Karena itu persoalan cinta kita selalu permanen begitu: jarang sekali pesona jiwa raga menyatu secara utuh dan sempurna dalam diri kita. Pilhan-pilihan kita, dengan begitu, selalu sulit. Ada lelaki ganteng atau perempuan cantik yang kurang berbudi. Sebaliknya, ada lelaki shalih yang tidak menawan atay perempuan yang shalihah yang tidak cantik. Pesona kita selalu tunggal. Padahal cinta membutuhkan dua kaki untuk bisa berdiri dan berjalan dalam waktu yang lama. Maka tentang pesona fisi itu Imam Ghazali mengatakan: “Pilihlah istri yang cantik agar kamu tidak bosan.” Tapi tentang pesona jiwa itu Rasulullah saw bersabda, “Tapi pilihlah calon istri yangt taat beragama niscaya kamu pasti beruntung.”
Persoalan kita dalam ketidaksempurnaan. Seperti ketika dunia menyaksikan tragedi cinta Putri Diana dan Pangeran Charles. Dua setengah milyar menusia menyaksikan pemakamannya di televisi. Semua sedih. Semua menangis. Putrei yang pernah menjadi trensetter kecantikan dunia dekade 80-an itu rasanya terlalu cantik untuk di sia-siakan oleh sang pangeran. Apalagi Camila Parker yang menjadi kekasih gelap sang pangeran saat itu, secara fisik sangat tidak sebanding dengan Diana. Tapi tidak ada yang secara objektif mau bertanya ketika itu. Kenapa akhirnya Charles lebih memilih Camila, perempuan sederhana, tidak bisa dibilang cantik, dan lebih tua, ketimbang diana, gadis cantik berwajah boneka itu? Jawaban Charles mungkin memang terlalu sederhana. Tapi itu fakta, “Karena saya lebih bisa berbicara dengan Camila”.
Kekuatan budi memang bertahan lebih lama. Tapi pesona fisik justru terkembang di tahun-tahun awal pernikahan. Karena itu ia menentukan. Begitu masa uji cinta selesai, biasanya lima sampai sepuluh tahun, kekuatan budi akhirnya yang menentukan sukses tidaknya sebuah hubungan jangka panjang. Dampak gelombang magnetik fisik berkurang atau hilang bersama waktu. Bukan karena kecantikan atau ketampanan berkurang. Yang berkurang adalah pengaruhnya. Itu akibatnya sentuhan terus menerus yang mengurangi kesadaran emosi tentang gelombang magnetik tersebut.
Apa yang harus kita lakukan adalah mengelola ketidaksempurnaan melalui proses pembelajaran. Belajar adalah proses berubah secara konstan untuk menjadi lebih baik dan sempurna dari waktu ke waktu. Fisik mungkin tidak bisa diubah. Tapi pesona fisik bukan hanya tampang. Ia lebih ditentukan oleh aura yang dibentuk dari gabungan antara kepribadian bawaan, pengetahuan dan pengalaman hidup. Ketika hal itu biasanya termanifestasi pada garis-garis wajah, senyuman tatapan mata serta gerak refleks tubuh kita. Itu yang menjelaskan mengapa sering ada lelaki yang tidak perlu tampan tapi mempesona banyak wanita. Begitu juga sebaliknya.
Itu jalan tengah yang bisa ditempuh semua orang sebagai pecinta pembelajar. Karena pengetahuan dan pengalaman adalah perolehan hidup yang membuat kita tampak matang. Dan kematangan itulah pesonanya. Sebab, setiap kali pengetahuan kita bertambah, kata Malik bin Nabi, wajah kita akan tampak lebih baik dan bercahaya.[]
Mengelola ketidak sempurnaan
10/03/12
Apalagi yang tersisa dari ketampanan setelah ia dibagi habis oleh Nabi Yusuf dan Muhammad. Apa lagi yang tersisa dari kecantikan setelah habis oleh Sarah, istri Nabi Ibrahim, dan Khadijah, istri Nabi Muhammad saw? Apa lagi yang tersisa dari kebajikan hati setelah ia direbut Utsman bin Affan? Apalagi yang tersisa dari kehalusan setelah ia direbut habis oleh Aisyah?
Kita hanya berbagi dari sedikit yang tersisa dari pesona jiwa raga yang direguk habis oleh para nabi dan orang shalih terdahulu. Karena itu persoalan cinta kita selalu permanen begitu: jarang sekali pesona jiwa raga menyatu secara utuh dan sempurna dalam diri kita. Pilhan-pilihan kita, dengan begitu, selalu sulit. Ada lelaki ganteng atau perempuan cantik yang kurang berbudi. Sebaliknya, ada lelaki shalih yang tidak menawan atay perempuan yang shalihah yang tidak cantik. Pesona kita selalu tunggal. Padahal cinta membutuhkan dua kaki untuk bisa berdiri dan berjalan dalam waktu yang lama. Maka tentang pesona fisi itu Imam Ghazali mengatakan: “Pilihlah istri yang cantik agar kamu tidak bosan.” Tapi tentang pesona jiwa itu Rasulullah saw bersabda, “Tapi pilihlah calon istri yangt taat beragama niscaya kamu pasti beruntung.”
Persoalan kita dalam ketidaksempurnaan. Seperti ketika dunia menyaksikan tragedi cinta Putri Diana dan Pangeran Charles. Dua setengah milyar menusia menyaksikan pemakamannya di televisi. Semua sedih. Semua menangis. Putrei yang pernah menjadi trensetter kecantikan dunia dekade 80-an itu rasanya terlalu cantik untuk di sia-siakan oleh sang pangeran. Apalagi Camila Parker yang menjadi kekasih gelap sang pangeran saat itu, secara fisik sangat tidak sebanding dengan Diana. Tapi tidak ada yang secara objektif mau bertanya ketika itu. Kenapa akhirnya Charles lebih memilih Camila, perempuan sederhana, tidak bisa dibilang cantik, dan lebih tua, ketimbang diana, gadis cantik berwajah boneka itu? Jawaban Charles mungkin memang terlalu sederhana. Tapi itu fakta, “Karena saya lebih bisa berbicara dengan Camila”.
Kekuatan budi memang bertahan lebih lama. Tapi pesona fisik justru terkembang di tahun-tahun awal pernikahan. Karena itu ia menentukan. Begitu masa uji cinta selesai, biasanya lima sampai sepuluh tahun, kekuatan budi akhirnya yang menentukan sukses tidaknya sebuah hubungan jangka panjang. Dampak gelombang magnetik fisik berkurang atau hilang bersama waktu. Bukan karena kecantikan atau ketampanan berkurang. Yang berkurang adalah pengaruhnya. Itu akibatnya sentuhan terus menerus yang mengurangi kesadaran emosi tentang gelombang magnetik tersebut.
Apa yang harus kita lakukan adalah mengelola ketidaksempurnaan melalui proses pembelajaran. Belajar adalah proses berubah secara konstan untuk menjadi lebih baik dan sempurna dari waktu ke waktu. Fisik mungkin tidak bisa diubah. Tapi pesona fisik bukan hanya tampang. Ia lebih ditentukan oleh aura yang dibentuk dari gabungan antara kepribadian bawaan, pengetahuan dan pengalaman hidup. Ketika hal itu biasanya termanifestasi pada garis-garis wajah, senyuman tatapan mata serta gerak refleks tubuh kita. Itu yang menjelaskan mengapa sering ada lelaki yang tidak perlu tampan tapi mempesona banyak wanita. Begitu juga sebaliknya.
Itu jalan tengah yang bisa ditempuh semua orang sebagai pecinta pembelajar. Karena pengetahuan dan pengalaman adalah perolehan hidup yang membuat kita tampak matang. Dan kematangan itulah pesonanya. Sebab, setiap kali pengetahuan kita bertambah, kata Malik bin Nabi, wajah kita akan tampak lebih baik dan bercahaya.[]
3/09/2012
'aku menjadi pemimpin bukan untuk menjadi sesuatu tapi untuk melakukan sesuatu'
-Anis Matta-
Tadi malam (Rabu 7/3/12) Sindo Radio pada acara 'Tokoh Bicara' menghadirkan dan mewancarai tamu spesial Anis Matta yang disiarkan secara live dan streaming selama satu jam lebih mulai pukul 20.00 WIB.
Acara ini laiknya kupas tuntas 'The Other Side of Anis Matta' sisi lain seorang Anis Matta yang berbincang banyak hal mulai masa kecil Bang Anis, jiwa seni yang sangat mewarnainya, nikah muda ketika masih kuliah, menjaga 'kemesraan' keluarga, sejarah perjalanan politik, sampai isu-isu paling hangat seperti rolex kenaikan BBM yang dikupas tuntas, ada juga lagu favorit Bang Anis serta cerita film The Iron Lady yang menginspirasi kepemimpinan seorang Anis Matta. Komplit dah!
Perbincangan yang segar, santai, lepas dan lugas apa adanya yang juga melibatkan para pendengar yang antusias menyimak bertanya via sms twitter blackbery. 'Membludak sekali nih yang berpartisipasi malam ini. Fans Bang Anis banyak banget," komentar host acara.
Oh ya, Bang Anis datang ke studio Sindo Radio tidak sendiri, tapi bersama sang istri yang setia menemani.
Tentu anda sangat penasaran bagaimana 'The other side of Anis Matta'.
Untuk mendengar rekaman lengkap silakan donlot di :
link ini: http://www.mediafire.com/?xqa7oup9luoj77b)
Selamat menyimak, semoga bermanfaat.
"Sisi Lain Anis Matta" Bincang Tokoh Sindo Radio dg Anis Matta (audio-record)
09/03/12
'aku menjadi pemimpin bukan untuk menjadi sesuatu tapi untuk melakukan sesuatu'
-Anis Matta-
Tadi malam (Rabu 7/3/12) Sindo Radio pada acara 'Tokoh Bicara' menghadirkan dan mewancarai tamu spesial Anis Matta yang disiarkan secara live dan streaming selama satu jam lebih mulai pukul 20.00 WIB.
Acara ini laiknya kupas tuntas 'The Other Side of Anis Matta' sisi lain seorang Anis Matta yang berbincang banyak hal mulai masa kecil Bang Anis, jiwa seni yang sangat mewarnainya, nikah muda ketika masih kuliah, menjaga 'kemesraan' keluarga, sejarah perjalanan politik, sampai isu-isu paling hangat seperti rolex kenaikan BBM yang dikupas tuntas, ada juga lagu favorit Bang Anis serta cerita film The Iron Lady yang menginspirasi kepemimpinan seorang Anis Matta. Komplit dah!
Perbincangan yang segar, santai, lepas dan lugas apa adanya yang juga melibatkan para pendengar yang antusias menyimak bertanya via sms twitter blackbery. 'Membludak sekali nih yang berpartisipasi malam ini. Fans Bang Anis banyak banget," komentar host acara.
Oh ya, Bang Anis datang ke studio Sindo Radio tidak sendiri, tapi bersama sang istri yang setia menemani.
Tentu anda sangat penasaran bagaimana 'The other side of Anis Matta'.
Untuk mendengar rekaman lengkap silakan donlot di :
link ini: http://www.mediafire.com/?xqa7oup9luoj77b)
Selamat menyimak, semoga bermanfaat.
3/07/2012
• Sebuah organisasi hanya bisa tumbuh besar kalau sistemnya lebih besar dan lebih kuat dari individu-individunya.
• Begitu individu lebih kuat dari sistem maka organisasi itu pasti akan berumur pendek..seumur individu itu.. dia pergi - organisasi mati.
• Kalau sistem lebih kuat dari individu mk organisasi akan hidup selama sistem itu hidup..individu boleh datang dan pergi.
• Itu sebabnya mengapa banyak partai atau perusahaan bisnis atau ormas yg lahir dan mati muda.
• Sebuah sistem organisasi harus bisa mewadahi 3 hal: bisa mendorong dinamika pertumbuhan, bisa menyerap keragaman, immun terhadap virus.
• Sebuah sistem teruji dalam goncangan2 besar..jika ia kuat mk ia akan eksis dan tumbuh..solid dan bersih dr virus.
• Sistem yg bisa mewadahi dinamika pertumbuhan adalah yg berbasis pd kompetensi, berorientasi pembelajaran dan inovasi.
• Sistem yg bisa menyerap keragaman mjadi faktor produktif adalah yg berbasis pd syuro dan tradisi pengetahuan.
• Sistem yg punya imunitas thdp virus adalah yg berbasis pd hukum yg ketat dan standar etika yg tinggi.
• Sistem yg kuat sprti ini bertumbuh cepat di tengah tantangan krn kedisiplinan dan keluwesannya sekaligus.
• Dlm sebuah sistem yg kuat nilai seseorang terletak pada moralitas, kapasitas dan kinerjanya..hanya itu yg membuat eksis dan tumbuh.
• Musuh besar dr sistem sprt ini adalah kultur feodalisme..krn ia tdk memberi ruang pd keistimewaan individu yg semu.
Kulwit Anis Matta: Inilah yang Membuat PKS Kuat
07/03/12
• Sebuah organisasi hanya bisa tumbuh besar kalau sistemnya lebih besar dan lebih kuat dari individu-individunya.
• Begitu individu lebih kuat dari sistem maka organisasi itu pasti akan berumur pendek..seumur individu itu.. dia pergi - organisasi mati.
• Kalau sistem lebih kuat dari individu mk organisasi akan hidup selama sistem itu hidup..individu boleh datang dan pergi.
• Itu sebabnya mengapa banyak partai atau perusahaan bisnis atau ormas yg lahir dan mati muda.
• Sebuah sistem organisasi harus bisa mewadahi 3 hal: bisa mendorong dinamika pertumbuhan, bisa menyerap keragaman, immun terhadap virus.
• Sebuah sistem teruji dalam goncangan2 besar..jika ia kuat mk ia akan eksis dan tumbuh..solid dan bersih dr virus.
• Sistem yg bisa mewadahi dinamika pertumbuhan adalah yg berbasis pd kompetensi, berorientasi pembelajaran dan inovasi.
• Sistem yg bisa menyerap keragaman mjadi faktor produktif adalah yg berbasis pd syuro dan tradisi pengetahuan.
• Sistem yg punya imunitas thdp virus adalah yg berbasis pd hukum yg ketat dan standar etika yg tinggi.
• Sistem yg kuat sprti ini bertumbuh cepat di tengah tantangan krn kedisiplinan dan keluwesannya sekaligus.
• Dlm sebuah sistem yg kuat nilai seseorang terletak pada moralitas, kapasitas dan kinerjanya..hanya itu yg membuat eksis dan tumbuh.
• Musuh besar dr sistem sprt ini adalah kultur feodalisme..krn ia tdk memberi ruang pd keistimewaan individu yg semu.
3/07/2012
Oleh: Anis Matta
ABSTRACT:
Ummat ini bagaikan daun-daun yang berguguran, mudah sekali diterpa angin. Tiada kekuatan yang mampu menghimpunnya kembali, menata seperti ia masih bergayut pada pohonnya. Begitulah kenyataan! Banyak orang saleh, orang hebat, tapi semuanya seperti daun-daun yang berhamburan. Oleh karena itu, jalan panjang untuk menuju kebangkitan ummat ini haruslah dimulai dari menghimpun daun-daun tersebut dalam wadah yang bernama jama'ah, merajut kembali jalinan cinta, satukan potensi dan kekuatan, sehingga ia menjadi pohon peradaban yang teduh, menaungi kemanusiaan.
Walaupun satu keluarga kami tak saling mengenal
Himpunlah daun-daun yang berhamburan ini
Hidupkan lagi ajaran saling mencinta
Ajari lagi kami berkhidmat seperti dulu
Itulah beberapa bait dari sajak doa Iqbal. Mungkin batinnya menjerit pada setiap kesaksiannya atas zamannya; ummat ini seperti daun-daun yang berhamburan. Seperti daun-daun yang gugur diterpa angin, tak ada lagi kekuatan yang dapat menghimpunnya kembali, menatanya seperti ketika ia masih menggayut pada pohonnya.
Begitulah kenyataan ummat ini; mungkin banyak orang saleh diantara mereka, tapi semuanya seperti daun-daun yang berhamburan, tidak terhimpun dalam sebuah wadah yang bernama jama'ah. Mungkin banyak orang hebat diantara mereka, tapi kehebatan mereka hilang diterpa angin zaman. Mungkin banyak potensi yang tersimpan pada individu-individu diantara mereka, tapi semuanya berserakan di sana sini, tak terhimpun.
Maka jama'ah adalah alat yang diberikan Islam bagi umatnya untuk menghimpun daun-daun yang berhamburan itu; supaya kekuatan setiap satu orang saleh, atau orang hebat, atau satu potensi, bertemu padu dengan kekuatan saudaranya yang lain, yang sama salehnya, yang sama hebatnya, yang sama potensialnya.
Jama'ah juga merupakan CARA YANG PALING TEPAT UNTUK MENYEDERHANAKAN PERBEDAAN-PERBEDAAN PADA INDIVIDU. Di dalam satu jama'ah, individu-individu yang memiliki kemiripan disatukan dalam sebuah simpul. Maka meskipun ada banyak jama'ah, itu tetap jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Sebab JAUH LEBIH MUDAH MEMETAKAN ORANG BANYAK MELALUI PENGELOMPOKAN ATAU SIMPUL-SIMPULNYA, KETIMBANG HARUS MEMETAKAN MEREKA SEBAGAI INDIVIDU.
Maka jalan panjang menuju kebangkitan kembali ummat ini, harus dimulai dari menghimpun daun-daun yang berhamburan itu, merajut kembali jalinan cinta diantara mereka, menyatukan potensi dan kekuatan mereka, kemudian `meledakkannya' pada momentum sejarahnya, menjadi pohon peradaban yang teduh, yang menaungi kemanusiaan.
Tapi itulah masalahnya. Ternyata itu bukan pekerjaan yang mudah. Ternyata cinta tidak mudah ditumbuhkan diantara mereka. Ternyata orang saleh tidak mudah disatukan. Ternyata orang hebat tidak selalu bersedia menyatu dengan orang hebat yang lain. Mungkin itu sebabnya, ada ungkapan di kalangan gangster mafia; seorang prajurit yang bodoh, kadang-kadang lebih berguna dari pada dua orang jenderal yang hebat. Tapi tidak ada jalan lain; NABI UMMAT INI TIDAK AKAN PERNAH MEMAAFKAN SETIAP ORANG DI ANTARA KITA UNTUK MENINGGALKAN JAMA'AH SEMATA-MATA KARENA IA TIDAK MENEMUKAN KECOCOKAN BERSAMA ORANG LAIN DALAM JAMA'AHNYA. Sebab, kekeruhan jama'ah, kata Imam Ali Bin Abi Thalib Ra, jauh lebih baik daripada kejernihan individu.
DARI INDIVIDU KE JAMA'AH
Orang-orang saleh diantara kita harus menyadari, bahwa tidak banyak yang dapat ia berikan atau sumbangkan untuk Islam kecuali kalau ia bekerja di dalam dan melalui jama'ah. Mereka tidak dapat menolak fakta bahwa tidak ada orang yang dapat mempertahankan hidupnya tanpa bantuan orang lain, bahwa tidak pernah ada orang yang dapat melakukan segalanya atau menjadi segalanya, bahwa KECERDASAN INDIVIDUAL TIDAK PERNAH DAPAT MENGALAHKAN KECERDASAN KOLEKTIF. Bekerja di dalam dan melalui jama'ah tidak hanya terkait dengan fitrah sosial kita, tapi terutama terkait dengan kebutuhan kita untuk menjadi lebih efisien, efektif dan produktif.
Ada juga alasan lain. Kita hidup dalam sebuah zaman yang oleh ahli-ahlinya dicirikan sebagai masyarakat jaringan, masyarakat organisasi. Semua aktivitas manusia dilakukan di dalam dan melalui organisasi; pemerintahan, politik, militer, bisnis, kegiatan sosial kemanusiaan, rumah tangga, hiburan dan lainnya. Itu merupakan kata kunci yang menjelaskan, mengapa masyarakat moderen menjadi sangat efektif dan efisien serta produktif.
Masyarakat modern bekerja dengan kesadaran bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada pada setiap individu sesungguhnya dapat dihilangkan dengan mengisi keterbatasan mereka itu dengan kekuatan-kekuatan yang ada pada individu-individu yang lain. Jadi kebutuhan setiap individu Muslim untuk bekerja, atau beramal Islami di dalam dan melalui jama'ah, bukan saja lahir dari kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas, efesiensi dan produktivitasnya, tapi juga lahir dari kebutuhan untuk bekerja dan beramal Islami pada level yang setara dengan tantangan zaman kita.
Musuh-musuh kita mengelola dan mengorganisasi pekerjaan-pekerjaan mereka dengan rapi, sementara kita bekerja sendiri-sendiri, tanpa organisasi, dan kalau ada, biasanya tanpa manajemen.
Pilihan untuk bekerja dan beramal Islami di dalam dan melalui jama'ah hanya lahir dari kesadaran mendalam seperti ini. Tapi kesadaran ini saja tidak cukup. Ada persyaratan psikologis lain yang harus kita miliki untuk dapat bekerja lebih efektif, efisien dan produktif dalam kehidupan berjama'ah.
1. KESADARAN BAHWA KITA HANYALAH BAGIAN DARI FUNGSI PENCAPAIAN TUJUAN
Jama'ah didirikan untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Untuk jama'ah bekerja dengan sebuah perencanaan dan strategi yang komprehensif dan integral. Di dalam strategi besar itu, individu harus ditempatkan sebagai bagian dari keseluruhan elemen yang diperlukan untuk mencapainya. Jadi sehebat apa pun seorang individu, bahkan sebesar apa pun kontribusinya, dia tidak boleh merasa lebih besar daripada strategi dimana ia merupakan salah satu bagiannya. Begitu ada individu yang merasa lebih besar dari strategi jama'ah, maka strategi itu akan berantakan. Untuk itu setiap indvidu harus memiliki kerendahan hati yang tulus.
2. SEMANGAT MEMBERI YANG MENGALAHKAN SEMANGAT MENERIMA
Dalam kehidupan berjama'ah terjadi proses memberi dan menerima. Tapi jika pada sebagian besar proses kita selalu berada pada posisi menerima, maka secara perlahan kita `mengkonsumsi' kebaikan-kebaikan orang lain hingga habis. Itu tidak akan pernah mampu melanggengkan hubungan individu dalam sebuah jama'ah. Betapa bijak nasihat KH Ahmad Dahlan kepada warga Muhammadiyah; "Hidup-hidupkanlah Muhammadiyah, dan jangan mencari hidup dalam Muhammadiyah".
3. KESIAPAN UNTUK MENJADI TENTARA YANG KREATIF
Pusat stabilitas dalam jama'ah adalah kepemimpinan yang kuat. Tapi seorang pemimpin hanya akan menjadi efektif apabila ia memiliki prajurit-prajurit yang taat dan setia. Ketaatan dan kesetiaan adalah inti keprajuritan. Begitu kita bergabung dalam sebuah jama'ah, kita harus bersiap untuk menjadi taat dan setia. Tapi ruang lingkup amal Islami yang sangat luas membutuhkan manusia-manusia kreatif. Dan kreativitas tidak bertentangan dengan ketaatan dan kesetiaan. Jadi
kita harus menggabungkan antara ketaatan dan kreativitas; ketaatan lahir dari kedisiplinan dan komitmen, sementara kreativitas lahir dari kecerdasan dan kelincahan. Dan itu merupakan perpaduan yang
indah.
4. BERORIENTASI PADA KARYA, BUKAN PADA POSISI
Jebakan terbesar yang dapat menjerumuskan kita dalam kehidupan berjama'ah adalah posisi struktural. Jama'ah hanyalah wadah bagi kita untuk beramal. Maka kita harus selalu berorientasi pada amal dan karya yang menjadi tujuan utama kita berjama'ah, dan memandang posisi structural sebagai perkara sampingan saja. Dengan begitu kita akan selalu bekerja dan berkarya ada atau tanpa posisi struktural.
5. BEKERJASAMA WALAUPUN BERBEDA
Perbedaan adalah tabiat kehidupan yang tidak dapat dimatikan oleh jama'ah. Maka adalah salah jika berharap untuk hidup dalam sebuah jama'ah yang bebas dari perbedaan. Yang harus kita tumbuhkan adalah kemampuan jiwa dan kelapangan dada untuk tetap bekerjasama di tengah berbagai perbedaan. Perbedaan tidaklah sama dengan perpecahan, dan karena itu kita tetap dapat bersatu walaupun kita berbeda.
JAMAAH YANG EFEKTIF
Mungkin jauh lebih realistis untuk mencari jama'ah yang efektif ketimbang mencari jama'ah yang ideal. Kita adalah ummat yang sakit. Setiap kita mewarisi kadar tertentu dari penyakit tersebut. Jika orang-orang sakit itu saling bertemu dalam sebuah jama'ah, pada dasarnya jama'ah itu juga merupakan jama'ah yang sakit. Itulah faktanya. Tapi tugas kita menyalakan lilin, bukan mencela kegelapan.
Jama'ah yang efektif adalah JAMA'AH YANG DAPAT MENGEKSEKUSI ATAU MEREALISASIKAN RENCANA-RENCANANYA. Kemampuan eksekusi itu lahir dari integrasi antara berbagai elemen; ada sasaran dan target yang jelas, strategi yang tepat, sarana pendukung yang memadai, pelaku yang bekerja dengan penuh semangat, lingkungan strategi yang kondusif.
Jama'ah yang didirikan untuk kepentingan menegakkan syariat Allah Swt di muka bumi, akan menjadi efektif apabila ia memiliki syarat-syarat berikut ini;
1. IKATANNYA AQIDAH, BUKAN KEPENTINGAN
Orang-orang yang bergabung dalam jama'ah itu disatukan oleh ikatan aqidah, dipersaudarakan oleh iman, dan bekerja untuk kepentingan Islam. Mereka tidak disatukan oleh kepentingan duniawi yang biasanya lahir dari dua kekuatan syahwat; keserakahan (hubbud dunya) dan ketakutan (karahiatul maut).
2. JAMA'AH ITU SARANA, BUKAN TUJUAN
Jama'ah itu tetap diposisikan sebagai sarana, bukan tujuan. Sehingga tidak ada alasan untuk memupuk dan memelihara fanatisme sekadar untuk menunjukkan kesetiaan pada grup. Hilangnya fanatisme juga memungkinkan jama'ah-jama'ah itu saling bekerja sama diantara mereka, membangun jaringan yang kuat, dan tidak terjebak dalam pertarungan yang saling mematikan.
3. SISTEM, BUKAN TOKOH
Jama'ah itu akan menjadi efektif jika orang-orang yang ada di dalamnya bekerja dengan sebuah sistem yang jelas, bukan bekerja dengan seseorang yang berfungsi sebagai sistem. Pemimpin dan prajurit hanyalah bagian dari strategi, sistem adalah sesuatu yang terpisah. Dengan cara ini kita mencegah munculnya diktatorisme dimana selera sang Pemimpin menjelma menjadi sistem.
4. PENUMBUHAN, BUKAN PEMANFAATAN
Sebuah jama'ah akan menjadi efektif jika ia memandang dan menempatkan orang-orang yang bergabung ke dalamnya sebagai pelaku-pelaku, yang karenanya perlu ditumbuh-kembangkan secara terus menerus, untuk fungsi pencapaian tujuan jama'ah itu. Jama'ah itu akan menempatkan dirinya sebagai fasilitator bagi perkembangan kreativitas individunya, dan tidak memandang mereka sebagai pembantu-pembantu yang harus dipaksa bekerja keras, atau sapi-sapi yang dungu yang harus diperah setiap saat.
5. MENGELOLA PERBEDAAN, BUKAN MEMATIKANNYA
Jama'ah yang efektif selalu mampu mengubah keragaman menjadi sumber kreativitas kolektifnya. Dan itu dilakukan melalui mekanisme syuro yang dapat memfasilitasi setiap perbedaan untuk diubah menjadi konsensus..
(Diambil dari Buku "Dari Gerakan ke Negara")
Beramal Islami di Dalam dan Melalui Jama'ah
Oleh: Anis Matta
ABSTRACT:
Ummat ini bagaikan daun-daun yang berguguran, mudah sekali diterpa angin. Tiada kekuatan yang mampu menghimpunnya kembali, menata seperti ia masih bergayut pada pohonnya. Begitulah kenyataan! Banyak orang saleh, orang hebat, tapi semuanya seperti daun-daun yang berhamburan. Oleh karena itu, jalan panjang untuk menuju kebangkitan ummat ini haruslah dimulai dari menghimpun daun-daun tersebut dalam wadah yang bernama jama'ah, merajut kembali jalinan cinta, satukan potensi dan kekuatan, sehingga ia menjadi pohon peradaban yang teduh, menaungi kemanusiaan.
Walaupun satu keluarga kami tak saling mengenal
Himpunlah daun-daun yang berhamburan ini
Hidupkan lagi ajaran saling mencinta
Ajari lagi kami berkhidmat seperti dulu
Itulah beberapa bait dari sajak doa Iqbal. Mungkin batinnya menjerit pada setiap kesaksiannya atas zamannya; ummat ini seperti daun-daun yang berhamburan. Seperti daun-daun yang gugur diterpa angin, tak ada lagi kekuatan yang dapat menghimpunnya kembali, menatanya seperti ketika ia masih menggayut pada pohonnya.
Begitulah kenyataan ummat ini; mungkin banyak orang saleh diantara mereka, tapi semuanya seperti daun-daun yang berhamburan, tidak terhimpun dalam sebuah wadah yang bernama jama'ah. Mungkin banyak orang hebat diantara mereka, tapi kehebatan mereka hilang diterpa angin zaman. Mungkin banyak potensi yang tersimpan pada individu-individu diantara mereka, tapi semuanya berserakan di sana sini, tak terhimpun.
Maka jama'ah adalah alat yang diberikan Islam bagi umatnya untuk menghimpun daun-daun yang berhamburan itu; supaya kekuatan setiap satu orang saleh, atau orang hebat, atau satu potensi, bertemu padu dengan kekuatan saudaranya yang lain, yang sama salehnya, yang sama hebatnya, yang sama potensialnya.
Jama'ah juga merupakan CARA YANG PALING TEPAT UNTUK MENYEDERHANAKAN PERBEDAAN-PERBEDAAN PADA INDIVIDU. Di dalam satu jama'ah, individu-individu yang memiliki kemiripan disatukan dalam sebuah simpul. Maka meskipun ada banyak jama'ah, itu tetap jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Sebab JAUH LEBIH MUDAH MEMETAKAN ORANG BANYAK MELALUI PENGELOMPOKAN ATAU SIMPUL-SIMPULNYA, KETIMBANG HARUS MEMETAKAN MEREKA SEBAGAI INDIVIDU.
Maka jalan panjang menuju kebangkitan kembali ummat ini, harus dimulai dari menghimpun daun-daun yang berhamburan itu, merajut kembali jalinan cinta diantara mereka, menyatukan potensi dan kekuatan mereka, kemudian `meledakkannya' pada momentum sejarahnya, menjadi pohon peradaban yang teduh, yang menaungi kemanusiaan.
Tapi itulah masalahnya. Ternyata itu bukan pekerjaan yang mudah. Ternyata cinta tidak mudah ditumbuhkan diantara mereka. Ternyata orang saleh tidak mudah disatukan. Ternyata orang hebat tidak selalu bersedia menyatu dengan orang hebat yang lain. Mungkin itu sebabnya, ada ungkapan di kalangan gangster mafia; seorang prajurit yang bodoh, kadang-kadang lebih berguna dari pada dua orang jenderal yang hebat. Tapi tidak ada jalan lain; NABI UMMAT INI TIDAK AKAN PERNAH MEMAAFKAN SETIAP ORANG DI ANTARA KITA UNTUK MENINGGALKAN JAMA'AH SEMATA-MATA KARENA IA TIDAK MENEMUKAN KECOCOKAN BERSAMA ORANG LAIN DALAM JAMA'AHNYA. Sebab, kekeruhan jama'ah, kata Imam Ali Bin Abi Thalib Ra, jauh lebih baik daripada kejernihan individu.
DARI INDIVIDU KE JAMA'AH
Orang-orang saleh diantara kita harus menyadari, bahwa tidak banyak yang dapat ia berikan atau sumbangkan untuk Islam kecuali kalau ia bekerja di dalam dan melalui jama'ah. Mereka tidak dapat menolak fakta bahwa tidak ada orang yang dapat mempertahankan hidupnya tanpa bantuan orang lain, bahwa tidak pernah ada orang yang dapat melakukan segalanya atau menjadi segalanya, bahwa KECERDASAN INDIVIDUAL TIDAK PERNAH DAPAT MENGALAHKAN KECERDASAN KOLEKTIF. Bekerja di dalam dan melalui jama'ah tidak hanya terkait dengan fitrah sosial kita, tapi terutama terkait dengan kebutuhan kita untuk menjadi lebih efisien, efektif dan produktif.
Ada juga alasan lain. Kita hidup dalam sebuah zaman yang oleh ahli-ahlinya dicirikan sebagai masyarakat jaringan, masyarakat organisasi. Semua aktivitas manusia dilakukan di dalam dan melalui organisasi; pemerintahan, politik, militer, bisnis, kegiatan sosial kemanusiaan, rumah tangga, hiburan dan lainnya. Itu merupakan kata kunci yang menjelaskan, mengapa masyarakat moderen menjadi sangat efektif dan efisien serta produktif.
Masyarakat modern bekerja dengan kesadaran bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada pada setiap individu sesungguhnya dapat dihilangkan dengan mengisi keterbatasan mereka itu dengan kekuatan-kekuatan yang ada pada individu-individu yang lain. Jadi kebutuhan setiap individu Muslim untuk bekerja, atau beramal Islami di dalam dan melalui jama'ah, bukan saja lahir dari kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas, efesiensi dan produktivitasnya, tapi juga lahir dari kebutuhan untuk bekerja dan beramal Islami pada level yang setara dengan tantangan zaman kita.
Musuh-musuh kita mengelola dan mengorganisasi pekerjaan-pekerjaan mereka dengan rapi, sementara kita bekerja sendiri-sendiri, tanpa organisasi, dan kalau ada, biasanya tanpa manajemen.
Pilihan untuk bekerja dan beramal Islami di dalam dan melalui jama'ah hanya lahir dari kesadaran mendalam seperti ini. Tapi kesadaran ini saja tidak cukup. Ada persyaratan psikologis lain yang harus kita miliki untuk dapat bekerja lebih efektif, efisien dan produktif dalam kehidupan berjama'ah.
1. KESADARAN BAHWA KITA HANYALAH BAGIAN DARI FUNGSI PENCAPAIAN TUJUAN
Jama'ah didirikan untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Untuk jama'ah bekerja dengan sebuah perencanaan dan strategi yang komprehensif dan integral. Di dalam strategi besar itu, individu harus ditempatkan sebagai bagian dari keseluruhan elemen yang diperlukan untuk mencapainya. Jadi sehebat apa pun seorang individu, bahkan sebesar apa pun kontribusinya, dia tidak boleh merasa lebih besar daripada strategi dimana ia merupakan salah satu bagiannya. Begitu ada individu yang merasa lebih besar dari strategi jama'ah, maka strategi itu akan berantakan. Untuk itu setiap indvidu harus memiliki kerendahan hati yang tulus.
2. SEMANGAT MEMBERI YANG MENGALAHKAN SEMANGAT MENERIMA
Dalam kehidupan berjama'ah terjadi proses memberi dan menerima. Tapi jika pada sebagian besar proses kita selalu berada pada posisi menerima, maka secara perlahan kita `mengkonsumsi' kebaikan-kebaikan orang lain hingga habis. Itu tidak akan pernah mampu melanggengkan hubungan individu dalam sebuah jama'ah. Betapa bijak nasihat KH Ahmad Dahlan kepada warga Muhammadiyah; "Hidup-hidupkanlah Muhammadiyah, dan jangan mencari hidup dalam Muhammadiyah".
3. KESIAPAN UNTUK MENJADI TENTARA YANG KREATIF
Pusat stabilitas dalam jama'ah adalah kepemimpinan yang kuat. Tapi seorang pemimpin hanya akan menjadi efektif apabila ia memiliki prajurit-prajurit yang taat dan setia. Ketaatan dan kesetiaan adalah inti keprajuritan. Begitu kita bergabung dalam sebuah jama'ah, kita harus bersiap untuk menjadi taat dan setia. Tapi ruang lingkup amal Islami yang sangat luas membutuhkan manusia-manusia kreatif. Dan kreativitas tidak bertentangan dengan ketaatan dan kesetiaan. Jadi
kita harus menggabungkan antara ketaatan dan kreativitas; ketaatan lahir dari kedisiplinan dan komitmen, sementara kreativitas lahir dari kecerdasan dan kelincahan. Dan itu merupakan perpaduan yang
indah.
4. BERORIENTASI PADA KARYA, BUKAN PADA POSISI
Jebakan terbesar yang dapat menjerumuskan kita dalam kehidupan berjama'ah adalah posisi struktural. Jama'ah hanyalah wadah bagi kita untuk beramal. Maka kita harus selalu berorientasi pada amal dan karya yang menjadi tujuan utama kita berjama'ah, dan memandang posisi structural sebagai perkara sampingan saja. Dengan begitu kita akan selalu bekerja dan berkarya ada atau tanpa posisi struktural.
5. BEKERJASAMA WALAUPUN BERBEDA
Perbedaan adalah tabiat kehidupan yang tidak dapat dimatikan oleh jama'ah. Maka adalah salah jika berharap untuk hidup dalam sebuah jama'ah yang bebas dari perbedaan. Yang harus kita tumbuhkan adalah kemampuan jiwa dan kelapangan dada untuk tetap bekerjasama di tengah berbagai perbedaan. Perbedaan tidaklah sama dengan perpecahan, dan karena itu kita tetap dapat bersatu walaupun kita berbeda.
JAMAAH YANG EFEKTIF
Mungkin jauh lebih realistis untuk mencari jama'ah yang efektif ketimbang mencari jama'ah yang ideal. Kita adalah ummat yang sakit. Setiap kita mewarisi kadar tertentu dari penyakit tersebut. Jika orang-orang sakit itu saling bertemu dalam sebuah jama'ah, pada dasarnya jama'ah itu juga merupakan jama'ah yang sakit. Itulah faktanya. Tapi tugas kita menyalakan lilin, bukan mencela kegelapan.
Jama'ah yang efektif adalah JAMA'AH YANG DAPAT MENGEKSEKUSI ATAU MEREALISASIKAN RENCANA-RENCANANYA. Kemampuan eksekusi itu lahir dari integrasi antara berbagai elemen; ada sasaran dan target yang jelas, strategi yang tepat, sarana pendukung yang memadai, pelaku yang bekerja dengan penuh semangat, lingkungan strategi yang kondusif.
Jama'ah yang didirikan untuk kepentingan menegakkan syariat Allah Swt di muka bumi, akan menjadi efektif apabila ia memiliki syarat-syarat berikut ini;
1. IKATANNYA AQIDAH, BUKAN KEPENTINGAN
Orang-orang yang bergabung dalam jama'ah itu disatukan oleh ikatan aqidah, dipersaudarakan oleh iman, dan bekerja untuk kepentingan Islam. Mereka tidak disatukan oleh kepentingan duniawi yang biasanya lahir dari dua kekuatan syahwat; keserakahan (hubbud dunya) dan ketakutan (karahiatul maut).
2. JAMA'AH ITU SARANA, BUKAN TUJUAN
Jama'ah itu tetap diposisikan sebagai sarana, bukan tujuan. Sehingga tidak ada alasan untuk memupuk dan memelihara fanatisme sekadar untuk menunjukkan kesetiaan pada grup. Hilangnya fanatisme juga memungkinkan jama'ah-jama'ah itu saling bekerja sama diantara mereka, membangun jaringan yang kuat, dan tidak terjebak dalam pertarungan yang saling mematikan.
3. SISTEM, BUKAN TOKOH
Jama'ah itu akan menjadi efektif jika orang-orang yang ada di dalamnya bekerja dengan sebuah sistem yang jelas, bukan bekerja dengan seseorang yang berfungsi sebagai sistem. Pemimpin dan prajurit hanyalah bagian dari strategi, sistem adalah sesuatu yang terpisah. Dengan cara ini kita mencegah munculnya diktatorisme dimana selera sang Pemimpin menjelma menjadi sistem.
4. PENUMBUHAN, BUKAN PEMANFAATAN
Sebuah jama'ah akan menjadi efektif jika ia memandang dan menempatkan orang-orang yang bergabung ke dalamnya sebagai pelaku-pelaku, yang karenanya perlu ditumbuh-kembangkan secara terus menerus, untuk fungsi pencapaian tujuan jama'ah itu. Jama'ah itu akan menempatkan dirinya sebagai fasilitator bagi perkembangan kreativitas individunya, dan tidak memandang mereka sebagai pembantu-pembantu yang harus dipaksa bekerja keras, atau sapi-sapi yang dungu yang harus diperah setiap saat.
5. MENGELOLA PERBEDAAN, BUKAN MEMATIKANNYA
Jama'ah yang efektif selalu mampu mengubah keragaman menjadi sumber kreativitas kolektifnya. Dan itu dilakukan melalui mekanisme syuro yang dapat memfasilitasi setiap perbedaan untuk diubah menjadi konsensus..
(Diambil dari Buku "Dari Gerakan ke Negara")
3/07/2012
Taujih ustadz Anis Matta Sekjen PKS pada Rakornas PKS Wilayah Indonesia Timur di Makasar 17 Februari 2012.
Rangkuman taujih ini kami himpun dari twit @pksmakkah selamat menyimak... [admin]
1.Kita berkumpul disini untk meyakinkan diri kita bhwa insya Allah kita akan menang.
2.Karena disini kita bersyura, mengumpulkan hati kita & menyusun perencanaan.
3.Ini yg disebut dlm al quran: fa idzaa azamta fa tawakkal alallah! Kita sedang bertekad, ada 600 hati yg ada di sini.
4.Tekad itu energi bagi fikiran untk menjadi tindakan
5.Azam & Tawakkal bersanding, karena keduanya adalah tekad, 1 dari bumi dan 1 dari langit
6.Kenapa Allah menggunakan kata Azam? Krna semua reallitas pd awalnya berawal di alam fikiran
7.Jika kemenangan itu sdh ada dlm hati dan fikiran, maka ia akan mewujud dlm kenyataan
8.Diayat lain Allah menyandingkan azam & sakinah. Sakinah itu kemantapan hati
9.Jd yg pertama ada sebelum kemenangan itu adalah kemantapan hati
10.Jk ada kemantapan dlm hati kita ikhwah sekalian, maka kemenangan itu sdh dekat
11.Jd jika kita ingin mengetahui apakah kita akan menang 2014 nanti, antum bs tahu skrg!
12.Maka peganglah dada antum, dan rasakan adakah kemantapan hati akan kemenangan itu atau tidak!
13.Sebelum badar, kaum muslimin ditidurkan oleh Allah, dan esoknya mereka dipenuhi kemantapan hati!
14.Jika Allah mentakdirkan ssuatu, mk Allah menciptkan sebab2nya
15.Perhatikan sekitar antum, apakah terasa sebab2 kemenangan untuk antum?
16.Karena antum diciptkan untk menjadi saksi2 (litakuunu syuhada) bg manusia!
17.Kita yakin dg cita2 besar itu, krna kita akan menjadi saksi2 atas manusia.
18.Kalau hanya sekedar tujuan electoral, itu persoalan mudah, sebab ilmunya saintifik, semua org bs pakai!
19.Ttapi jk kita melaksanakn takdir kita sbg syahadah alannas, maka kerja2 kita bukan soal angka2
20.Krna itu kerja2 kita hrslah menjadi sesuatu yg dpt di RASA, bukan sekedar dihitung2.
21.Hasil2 dakwah kita adalah sesuatu yg dpt dirasa, ketakutan mnjadi rasa aman, kemarahan mnjdi ketenangan
22.Saat ini kita ibarat mendaki gunung, ke atas masih tampak jauh, tp ke bawah lebih jauh lagi.
23.Saat ini bagi kita tak ada pilihan lain, kita harus maju mencapai puncak!
24.Bnyk org bertanya2, akan spt apa masa depan PKS dg beban ideologi yg diembannya
25.Tp sederhana menjawabnya. Cukup mengajukan pertanyaan: pernahkah Islam itu memimpin dunia?
26.PERNAH!!! Dan oleh karena itu kita meyakini bhwa capaian itu pasti bisa diulangi!
27.Keraguan soal itu hanya menimpa mereka yg menggunakan logika electoral semata. Bhwa judul Islam itu tdk menjual dlm politik
28.Sebab mreka mengalami kegalauan narasi. Bg kita narasi itu jelas, bhwa islam pernah menyatukan agama, pasar & politik
29.Krna narasi itu pernah terwujud dlm realitas, maka sesungguhnya semua itu dpt diwujudkan kembali!
30.Karena itu Allah mengingatkan, janganlah lemah dan janganlah sedih wa antumul a'lawna inkuntum mukminin!
31.Dan kemantapan hati itu dpt dilihat dari sorotan mata antum yg tajam!
32.Mata yg tajam itu akan menembus mata yg mentapanya dan turun ke hatinya.
33.Sekarang antum rasakan, apakah yg dirasakan org lain ketika bertemu antum... Apakah gembira atau malah sedih?
34.Islam ini datang memberikan berita gembira, memberikan harapan!
35.Dan tugas kita adalah menghilangkan kesedihan, rasa takut & kemarahan, itulah sakinah!
36.Jika antum memiliki sakinah, maka tugas kita adalah menghadirkan sakinah bagi masyarakat kita
37.Maka salah satu indikator kemenangan adlah ketika org merasa ada sakinah/harapan ktika dekat dg kita
38.Yg org ingin tahu adalah apa yg akan mereka rasakan ketika dekat dg antum, atau jika PKS menang!
39.Kekuatan utama untk mendptkan follower adlh narrative intelligence, kemampuan menjelaskan
40.Oleh karena itu antum mesti memiliki kemampuan menerjemahkan narasi ini dlm bnyk perspektif
41.Misalnya agenda mainstreaming keluarga, perlu menggunakan kemampuan menerjemahkan yg baik agar org yakin!
42.Jadi ini masalah bagaimana cara kita meyakinkan orang!
43.Jd tdk ada yg salah dg apa yg kita yakini, ttapi cara kita meyakinkan org yg kurang tepat!
44.Milikilah perasaan, bahwa apa yg kita lakukan sejauh ini adalah proses shifty of civilization, peralihan peradaban
45.Bukan hanya kerja2 untuk meraih kursi, itu sesuatu yg sangat kecil. Tp rasakanlah kerja2 itu sbg merakit kerja besar
46.Saat ini ada 2 peradaban yg sedang berganti, yg 1 akan mati dan 1 lg akan bangkit
47.Baik peradaban yg akan mati maupun yg akan bangkit keduanya diawali oleh kekacauan
48.Seperti bayi yg baru lahir menimbulkan tangisan, tangisan itulah kekacauan peradaban yg sedang ingin lahir
49.Kekecauan yg terjadi di timur tengah sebelum jatuhnya para diktator adalah kekacauan yg mengawali lahirnya sbh peradaban
50.Peradaban barat jg sedang mengalami kekacauan, kekacauan menjelang kejatuhan peradaban mereka
51.Krisis Ekonomi barat, hanyalah efek kecil dari sebuah kerusakan yg lbh besar dan dalam, yaitu "penyakit degeneratif"
52.Penyakit Degeneratif, adalah hasil dari sebuah sistem yg salah sjak awalnya, yaitu membunuh kehidupan
53.Mereka membatasi kehidupan & kelahiran, krna mereka meyakini bhwa sumberdaya yg tersedia lbh sedikit dr jmlh manusia
54.Inilah tuduhan mereka yg paling keji thd Allah! Seolah2 Allah tdk teliti menciptakan sumberdaya & manusia tdk seimbang.
55.Padahal Allah yg membagikan rezki kpd setiap ciptaan-Nya, dan Dia pula yg memegang kunci2nya
56.Dulu di masa Nabi, Arab itu sdh memiliki kandungan minyak yg melimpah, ttapi tdk digunakan, krna Allah belum berikan ilmunya
57.Baru sekitar 100 th yg lalu manusia diberi sedikit ilmu ttg minyak, & itu sdh menjadi solusi bg banyk kebutuhan semua manusia
58.Kemudian Allah memberikan sedikit ilmu ttg komunikasi, betapa bnyk org yg kaya karenanya & menjadi solusi persoalan2 manusia
59.Ilmu yg diberikan Allah itu msh sedikit, dan mereka sdh menuduh Allah tdk mampu menyediakan rezki yg cukup bg ciptaan-Nya!
60.Pdhal mereka bahkan blum sampai pd ilmu yg ada di zaman Nabi Sulaiman, dimana kargo dpt dipindahkan realtime spt SMS
61.Maha Suci Allah dari tuduhan keji mereka itu!
62.Padahal Allah memiliki cara sendiri untuk membagi2kan rezkinya kpd seluruh kehidupan yang diciptakan-Nya
63.Kesalahan mendasar barat inilah yg membuat peradaban mereka kini di ambang kehancuran
64.Dimana tdk ada lg suara tangis kehidupan baru di tengah mereka, dan yg ada hanya calon2 mayit.
65.Shifting of civilization (peralihan peradaban) dari peradaban barat ke timur (Islam)
66.bahwa kejayaan itu tidak permanent, sebagaimana masa kejatuhan yg tidak ABADI.
67.Inilah yg dimaksud dengan tadaawul -bukan tadawaanul- hadharaat) atau peralihan peradaban.
68.Kebangkrutan ekonomi yg kini dialami eropa hingga menimbulkan chaos di banyak Negara.
69.Sama sekali tidak terkait dgn terorisme yg mereka identikkan dengan Islam.
70.Tapi itu sebagai bukti bahwa sistim ekonomi mereka yg rapuh dan sarat kezaliman...
71.makin memperkaya kehidupan orang kaya, melahirkan masyarakat yg hidup dalam kemewahan
72.dimana segelintir dari mereka menguasai 80 hingga 90% uang yg beredar di tengah masyarakat tersebut.
73.Ketika kemewahan hidup terjadi di tengah masyarakat, maka pada saat yg Sama kezaliman Dan aniaya dirasakan sebagian lainnya
74.sedang kezaliman itu adalah kegelapan yg harus disingkirkan. Maka Rasul berkata, "Azh zhulmu, zhulumaat".
75.Maka slah 1 tanda kruntuhn sbuah bangsa&prdabanya skaligus adlh,ketika kmewahn mnjadi budaya yg dpertontonkn msyarakat hedonis.
76.Inilah yg Allah firmankan, "wa idza aradnaa an nuhlika qaryatan amarna mutrafihaa..."
Taujih Anis Matta pada Rakornas PKS Indonesia Timur di Makassar
Taujih ustadz Anis Matta Sekjen PKS pada Rakornas PKS Wilayah Indonesia Timur di Makasar 17 Februari 2012.
Rangkuman taujih ini kami himpun dari twit @pksmakkah selamat menyimak... [admin]
1.Kita berkumpul disini untk meyakinkan diri kita bhwa insya Allah kita akan menang.
2.Karena disini kita bersyura, mengumpulkan hati kita & menyusun perencanaan.
3.Ini yg disebut dlm al quran: fa idzaa azamta fa tawakkal alallah! Kita sedang bertekad, ada 600 hati yg ada di sini.
4.Tekad itu energi bagi fikiran untk menjadi tindakan
5.Azam & Tawakkal bersanding, karena keduanya adalah tekad, 1 dari bumi dan 1 dari langit
6.Kenapa Allah menggunakan kata Azam? Krna semua reallitas pd awalnya berawal di alam fikiran
7.Jika kemenangan itu sdh ada dlm hati dan fikiran, maka ia akan mewujud dlm kenyataan
8.Diayat lain Allah menyandingkan azam & sakinah. Sakinah itu kemantapan hati
9.Jd yg pertama ada sebelum kemenangan itu adalah kemantapan hati
10.Jk ada kemantapan dlm hati kita ikhwah sekalian, maka kemenangan itu sdh dekat
11.Jd jika kita ingin mengetahui apakah kita akan menang 2014 nanti, antum bs tahu skrg!
12.Maka peganglah dada antum, dan rasakan adakah kemantapan hati akan kemenangan itu atau tidak!
13.Sebelum badar, kaum muslimin ditidurkan oleh Allah, dan esoknya mereka dipenuhi kemantapan hati!
14.Jika Allah mentakdirkan ssuatu, mk Allah menciptkan sebab2nya
15.Perhatikan sekitar antum, apakah terasa sebab2 kemenangan untuk antum?
16.Karena antum diciptkan untk menjadi saksi2 (litakuunu syuhada) bg manusia!
17.Kita yakin dg cita2 besar itu, krna kita akan menjadi saksi2 atas manusia.
18.Kalau hanya sekedar tujuan electoral, itu persoalan mudah, sebab ilmunya saintifik, semua org bs pakai!
19.Ttapi jk kita melaksanakn takdir kita sbg syahadah alannas, maka kerja2 kita bukan soal angka2
20.Krna itu kerja2 kita hrslah menjadi sesuatu yg dpt di RASA, bukan sekedar dihitung2.
21.Hasil2 dakwah kita adalah sesuatu yg dpt dirasa, ketakutan mnjadi rasa aman, kemarahan mnjdi ketenangan
22.Saat ini kita ibarat mendaki gunung, ke atas masih tampak jauh, tp ke bawah lebih jauh lagi.
23.Saat ini bagi kita tak ada pilihan lain, kita harus maju mencapai puncak!
24.Bnyk org bertanya2, akan spt apa masa depan PKS dg beban ideologi yg diembannya
25.Tp sederhana menjawabnya. Cukup mengajukan pertanyaan: pernahkah Islam itu memimpin dunia?
26.PERNAH!!! Dan oleh karena itu kita meyakini bhwa capaian itu pasti bisa diulangi!
27.Keraguan soal itu hanya menimpa mereka yg menggunakan logika electoral semata. Bhwa judul Islam itu tdk menjual dlm politik
28.Sebab mreka mengalami kegalauan narasi. Bg kita narasi itu jelas, bhwa islam pernah menyatukan agama, pasar & politik
29.Krna narasi itu pernah terwujud dlm realitas, maka sesungguhnya semua itu dpt diwujudkan kembali!
30.Karena itu Allah mengingatkan, janganlah lemah dan janganlah sedih wa antumul a'lawna inkuntum mukminin!
31.Dan kemantapan hati itu dpt dilihat dari sorotan mata antum yg tajam!
32.Mata yg tajam itu akan menembus mata yg mentapanya dan turun ke hatinya.
33.Sekarang antum rasakan, apakah yg dirasakan org lain ketika bertemu antum... Apakah gembira atau malah sedih?
34.Islam ini datang memberikan berita gembira, memberikan harapan!
35.Dan tugas kita adalah menghilangkan kesedihan, rasa takut & kemarahan, itulah sakinah!
36.Jika antum memiliki sakinah, maka tugas kita adalah menghadirkan sakinah bagi masyarakat kita
37.Maka salah satu indikator kemenangan adlah ketika org merasa ada sakinah/harapan ktika dekat dg kita
38.Yg org ingin tahu adalah apa yg akan mereka rasakan ketika dekat dg antum, atau jika PKS menang!
39.Kekuatan utama untk mendptkan follower adlh narrative intelligence, kemampuan menjelaskan
40.Oleh karena itu antum mesti memiliki kemampuan menerjemahkan narasi ini dlm bnyk perspektif
41.Misalnya agenda mainstreaming keluarga, perlu menggunakan kemampuan menerjemahkan yg baik agar org yakin!
42.Jadi ini masalah bagaimana cara kita meyakinkan orang!
43.Jd tdk ada yg salah dg apa yg kita yakini, ttapi cara kita meyakinkan org yg kurang tepat!
44.Milikilah perasaan, bahwa apa yg kita lakukan sejauh ini adalah proses shifty of civilization, peralihan peradaban
45.Bukan hanya kerja2 untuk meraih kursi, itu sesuatu yg sangat kecil. Tp rasakanlah kerja2 itu sbg merakit kerja besar
46.Saat ini ada 2 peradaban yg sedang berganti, yg 1 akan mati dan 1 lg akan bangkit
47.Baik peradaban yg akan mati maupun yg akan bangkit keduanya diawali oleh kekacauan
48.Seperti bayi yg baru lahir menimbulkan tangisan, tangisan itulah kekacauan peradaban yg sedang ingin lahir
49.Kekecauan yg terjadi di timur tengah sebelum jatuhnya para diktator adalah kekacauan yg mengawali lahirnya sbh peradaban
50.Peradaban barat jg sedang mengalami kekacauan, kekacauan menjelang kejatuhan peradaban mereka
51.Krisis Ekonomi barat, hanyalah efek kecil dari sebuah kerusakan yg lbh besar dan dalam, yaitu "penyakit degeneratif"
52.Penyakit Degeneratif, adalah hasil dari sebuah sistem yg salah sjak awalnya, yaitu membunuh kehidupan
53.Mereka membatasi kehidupan & kelahiran, krna mereka meyakini bhwa sumberdaya yg tersedia lbh sedikit dr jmlh manusia
54.Inilah tuduhan mereka yg paling keji thd Allah! Seolah2 Allah tdk teliti menciptakan sumberdaya & manusia tdk seimbang.
55.Padahal Allah yg membagikan rezki kpd setiap ciptaan-Nya, dan Dia pula yg memegang kunci2nya
56.Dulu di masa Nabi, Arab itu sdh memiliki kandungan minyak yg melimpah, ttapi tdk digunakan, krna Allah belum berikan ilmunya
57.Baru sekitar 100 th yg lalu manusia diberi sedikit ilmu ttg minyak, & itu sdh menjadi solusi bg banyk kebutuhan semua manusia
58.Kemudian Allah memberikan sedikit ilmu ttg komunikasi, betapa bnyk org yg kaya karenanya & menjadi solusi persoalan2 manusia
59.Ilmu yg diberikan Allah itu msh sedikit, dan mereka sdh menuduh Allah tdk mampu menyediakan rezki yg cukup bg ciptaan-Nya!
60.Pdhal mereka bahkan blum sampai pd ilmu yg ada di zaman Nabi Sulaiman, dimana kargo dpt dipindahkan realtime spt SMS
61.Maha Suci Allah dari tuduhan keji mereka itu!
62.Padahal Allah memiliki cara sendiri untuk membagi2kan rezkinya kpd seluruh kehidupan yang diciptakan-Nya
63.Kesalahan mendasar barat inilah yg membuat peradaban mereka kini di ambang kehancuran
64.Dimana tdk ada lg suara tangis kehidupan baru di tengah mereka, dan yg ada hanya calon2 mayit.
65.Shifting of civilization (peralihan peradaban) dari peradaban barat ke timur (Islam)
66.bahwa kejayaan itu tidak permanent, sebagaimana masa kejatuhan yg tidak ABADI.
67.Inilah yg dimaksud dengan tadaawul -bukan tadawaanul- hadharaat) atau peralihan peradaban.
68.Kebangkrutan ekonomi yg kini dialami eropa hingga menimbulkan chaos di banyak Negara.
69.Sama sekali tidak terkait dgn terorisme yg mereka identikkan dengan Islam.
70.Tapi itu sebagai bukti bahwa sistim ekonomi mereka yg rapuh dan sarat kezaliman...
71.makin memperkaya kehidupan orang kaya, melahirkan masyarakat yg hidup dalam kemewahan
72.dimana segelintir dari mereka menguasai 80 hingga 90% uang yg beredar di tengah masyarakat tersebut.
73.Ketika kemewahan hidup terjadi di tengah masyarakat, maka pada saat yg Sama kezaliman Dan aniaya dirasakan sebagian lainnya
74.sedang kezaliman itu adalah kegelapan yg harus disingkirkan. Maka Rasul berkata, "Azh zhulmu, zhulumaat".
75.Maka slah 1 tanda kruntuhn sbuah bangsa&prdabanya skaligus adlh,ketika kmewahn mnjadi budaya yg dpertontonkn msyarakat hedonis.
76.Inilah yg Allah firmankan, "wa idza aradnaa an nuhlika qaryatan amarna mutrafihaa..."
3/06/2012
detik.com - Wakil Ketua DPR Anis Matta meminta PPATK segera menuntaskan penelusuran 2000 transaksi mencurigakan anggota DPR. Kalau sudah ketemu, langsung saja dilaporkan KPK. "Sebaiknya dibawa ke jalur hukum saja,"kata Anis kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/2/2012).Karena, menurut Anis, melempar wacana ke publik berpotensi menimbulkan pertanyaan masyarakat. Malah citra DPR taruhannya."Daripada di declare seperti itu tapi belum jelas," jelas Anis.
Selain itu, menurut Anis, jika tidak lekas diselesaikan ke penegak hukum, bisa memancing transaksional. Bisa saja anggota DPR yang tak ingin disebut menempuh jalan lain."Bisa malah menyebarkan teror secara masal dan bisa menyebabkan transaksi baru nanti malahan," ingat Anis.
PPATK menyatakan sedang menganalisis terhadap 2000 rekening anggota DPR. Namun pernyataan yang ditulis dalam jawaban resmi PPATK ini dicoret dengan stabilo hitam.
Anis Matta: Bawa 2 ribu Transaksi Mencurigakan Anggota DPR ke KPK!
06/03/12
detik.com - Wakil Ketua DPR Anis Matta meminta PPATK segera menuntaskan penelusuran 2000 transaksi mencurigakan anggota DPR. Kalau sudah ketemu, langsung saja dilaporkan KPK. "Sebaiknya dibawa ke jalur hukum saja,"kata Anis kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (20/2/2012).Karena, menurut Anis, melempar wacana ke publik berpotensi menimbulkan pertanyaan masyarakat. Malah citra DPR taruhannya."Daripada di declare seperti itu tapi belum jelas," jelas Anis.
Selain itu, menurut Anis, jika tidak lekas diselesaikan ke penegak hukum, bisa memancing transaksional. Bisa saja anggota DPR yang tak ingin disebut menempuh jalan lain."Bisa malah menyebarkan teror secara masal dan bisa menyebabkan transaksi baru nanti malahan," ingat Anis.
PPATK menyatakan sedang menganalisis terhadap 2000 rekening anggota DPR. Namun pernyataan yang ditulis dalam jawaban resmi PPATK ini dicoret dengan stabilo hitam.
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Terpopuler
-
Oleh: Suara Kebersamaan Cita cita kita begitu nyata Ingin Indonesia maju sejahtera Ingin sama berdiri di mata dunia Punya harga diri d...
-
Masyarakat Desa Pesayan dan Pilanjau, Kecamatan Sambaliung, Berau, meminta diperjuangkan listrik PLN dan air bersih saat anggota DPRD Kalt...
-
Oleh : Cahyadi Takariawan Siang tadi (Sabtu 3 Desember 2011), saya mengikuti acara Tatsqif Kader Dakwah di Markaz Dakwah Gambiran, Yogyaka...
-
SAMARINDA. Anggota Komisi I asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Gunawarman, mengatakan pemerintah provinsi perlu membentuk Satuan...
-
BANDUNG -- Delegasi dari Türkiye Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) atau Partai Keadilan dan Pembangunan Turki, dijamu makan malam oleh Guber...
-
JAKARTA -- Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengaku bersyukur masih ada anggota DPR berhati nurani yang berani mencegah 'pemerasan' (per...
-
Prof. Dr. Didik J. Rachbini Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pasangan DR. Hidayat Nur Wahid •#JihadTransportasiMassal kita hrs punya g...
-
SAMARINDA. Anggota Komisi IV DPRD Kaltim yang membidangi Kesra, Lelyanti Ilyas, meminta Pemkot Balikpapan memperhatikan warga Traktor 6, La...
-
Husnul Khatimah Umar, S.Psi Apakah anda pernah menemui anak yang gemar berbohong ? Sampai-sampai anda sulit membedakan yang mana fakta dan...
-
Meski sejak beberapa waktu lalu sejumlah parpol mulai melakukan penjaringan caleg yang dipersiapkan untuk Pemilu 2014 mendatang, namun DPW ...
DPW PKS KALTIM
Arsip Blog
-
▼
2012
(215)
-
▼
12/09 - 12/16
(9)
- Siapa Menyulut Api di Istana Ittihadiyah?
- Kisah Siti, Dina dan Umi : Reloaded
- Politisi PKS: Pidato SBY Bisa Bahayakan Pemberanta...
- Dikado Alquran oleh PKS, KPK: Ini Gratifikasi Tapi...
- PKS: Kami Siap di Dalam dan di Luar Kabinet
- Anis Matta : Inspirasi dari kisah Nabi Yusuf, Nabi...
- Dipimpin Hidayat Nurwahid F-PKS Datangi KPK Beri D...
- PKS: Ide Reshuffle Hanya Pengalihan Isu Maraknya K...
- AS dan Zionis Dibelakang Demo Anti Mursi? | Bocora...
- ► 12/02 - 12/09 (6)
- ► 11/25 - 12/02 (2)
- ► 11/18 - 11/25 (4)
- ► 05/20 - 05/27 (4)
- ► 05/06 - 05/13 (8)
- ► 04/29 - 05/06 (3)
- ► 04/22 - 04/29 (19)
- ► 04/15 - 04/22 (14)
- ► 04/08 - 04/15 (13)
- ► 04/01 - 04/08 (19)
- ► 03/25 - 04/01 (11)
- ► 03/18 - 03/25 (16)
- ► 03/11 - 03/18 (29)
- ► 03/04 - 03/11 (55)
- ► 02/26 - 03/04 (3)
-
▼
12/09 - 12/16
(9)
-
►
2011
(4)
- ► 07/24 - 07/31 (3)
- ► 07/17 - 07/24 (1)
Tahukah Kita
Renungan & Hikmah
Bidpuan DPC ULU
Dapur Bidpuan Samarinda Ulu
