NEWS UPDATE :
BERITA TERKINI :

Berita Terbaru

Berita Terhangat

Berita Samarinda dan Kaltim

DPD PKS Samarinda

Fiqh & Syariah

Keluarga Sakinah

Kiprah DPC Samarinda Ulu

DPRD Provinsi KALTIM

Tausiyah dari Ustadz Kita

Opini Kiriman Pembaca

Kolom Kesehatan ( Akh Haris )

Siapa Menyulut Api di Istana Ittihadiyah?

11/12/12


Oleh : @Kaisar_el_rema

Setelah dikejutkan besarnya demonstran pro-Mursi di depan Universitas Kairo, oposisi menyadari bahwa lambat tapi pasti kekuatannya semakin berkurang. Untuk itu mereka berpikir bagaimana mengapitalisasi keadaan. Maka sebagaian massa diarahkan ke Istana Ittihadiyah dengan tujuan menarik dukungan internasional ataupun –jika terjadi baku hantam- diharapkan simpati rakyat Mesir bisa berpihak kepada mereka. Sebetulnya ini bukan strategi baru. Pernah ditawarkan Abul Hamid ketika hendak menggulingkan Mursi pada tanggal 25 Agustus 2012 silam : mengumpulkan sekitar 100.000 demonstran penentang Mursi dan bermalam di depan istana untuk kemudian Amerika angkat bicara.
Membawa tuntutan penghapusan dekrit serta boikot referendum, massa oposisi sengaja mendobrak pembatas, menyorat-nyoret tembok pagar istana, merusak mobil kepresidenan, bahkan –sebagaimana penuturan wapres dalam konferensi pers- melempar molotov. Bukannya arogan membubarkan demonstran, aparat keamanan justeru mendapat perintah untuk menarik diri agar kerusuhan tidak meletus.

Keesokan harinya massa pro-Mursi sepakat untuk berdemonstrasi di depan istana menyampaikan pesan kepada dunia isternasional bahwa aksi yang semalam digelar oposisi tidak mencerminkan kehendak seluruh rakyat Mesir. Melihat massa pro-Mursi datang berbondong-bondong, beberapa oposisi yang mendirikan tenda di depan istana segera meningalkan tempat tanpa membawa serta barang-barangnya : botol bir, ganja, dan molotov –sebagaimana yang ditangkap kamera stasiun Aljazeera.

Sejurus kemudian, oposisi yang tadi pergi datang kembali membawa gerombolannya. Satu peluru dilesatkan. Kerusuhan pecah di depan gedung simbol kehormatan Negara. Kabar yang selanjutnya beredar sangat berbeda. Media massa tidak menekankan fokus pada siapa yang membawa senjata, melainkan hanya mengabarkan : setelah massa pro-Mursi mendatangi istana baku hantam tidak dapat dihindarkan. Sejumlah tokoh oposisi dengan kalimat berbeda menyampaikan maksud yang sama : presiden kehilangan legitimasi. Membuat scenario seolah-olah dirugikan, tergesa-gesa Baradei menghakimi di akun Twitternya : Vicious attack vs peaceful protesters in front of presidential palace w/o police protection. Regime leading Egypt into violence & bloodshed.

Tapi bola menggelinding begitu cepat. Pihak mana yang menyulut api dan pihak mana yang dirugikan terungkap. Jatuh korban tewas dari massa pro-Mursi dengan luka tembak di kepala. Beberapa saat kemudian, tertangkap 4 orang preman bayaran dengan bukti mengantongi senjata. Di Ismailiyah, kantor Ikhwanul Muslimin berusaha dibakar. Di Zagazig, kantor FJP dilempar molotov.
Apa yang tengah terjadi di Mesir saat ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Dimulai dari pemilu parlemen, pemilu majelis syura kemudian pemilu presiden, selalunya ketika masa transisi semakin mendekati penyelesaian ; usaha penggagalan muncul semakin kuat. Revolusi Mesir yang mangamanatkan pembenahan harus siap dihadang pihak-pihak yang merasa kepentingannya terganggu.

Solusi paling aman di saat genting sekarang ini adalah dibukanya dialog nasional antara oposisi dan koalisi. Namun agaknya tidak mudah, terlebih setelah Jaksa Agung menetapkan akan memeriksa Baradei, Amr Musa, Sayyid Badawi dan Hamdain Sabbahi atas delik usaha kudeta. Maka pemerintah perlu mengeluarkan keterangan agar masing-masing menarik massanya dan melarang penggalangan demonstrasi baik pro ataupun kontra di depan istana dalam batasan waktu yang ditentukan. Dan sebab rakyat adalah sumber kekuasaan, maka percayakan pada demokrasi. Adapun penyataan Hamdain Sabbahi bahwa dirinya akan menghentikan referendum harus dihadapkan pertanyaan : sampai kapan anarkisme menggantikan demokrasi?

Kisah Siti, Dina dan Umi : Reloaded


Oleh : Cahyadi Takariawan

Hari Rabu (05/12/2012) saat berlangsung acara Nadwah bersama ustadz Abu Ridha di Markaz Dakwah Gambiran, Yogyakarta, seorang akhwat bertanya melalui selembar kertas. Pertanyaan sesungguhnya ditujukan kepada ustadz Abu Ridha, namun karena saya selaku moderator Nadwah merasa telah memiliki jawaban, maka saya sampaikan agar para peserta yang ingin mengetahui jawabannya, membaca blog saya pada naskah yang bertajuk “Kisah Siti, Dina dan Umi”. Naskah tersebut saya posting di blog pada tanggal 11 Mei 2011.

Pertanyaan tertulis tersebut, kurang lebih menyampaikan curhat tentang kondisi yang dihadapi. Sebagai akhwat aktivis dakwah yang masih muda usia, sering kali dianggap sebagai “anak kecil”. Dianggap belum tahu apa-apa, sehingga berbagai ide dan pemikirannya sering tertolak di kalangan para senior. Maka ia bertanya, bagaimana seharusnya berinteraksi dalam sebuah komunitas bersama para “kasepuhan”? Bagaimana anak muda harus menempatkan diri ketika berinteraksi dakwah dengan para senior yang memiliki otoritas kesenioran dan sejarah?

Pertanyaan seperti itulah yang mendasari saya menulis “Kisah Siti, Dina dan Umi” dan memuat di blog ini. Ternyata dari zaman ke zaman, pertanyaan seperti itu selalu muncul, maka “jawaban” sederhana inipun saya anggap masih layak untuk dimuat ulang. Mari kita simak kisah Siti, Dina dan Umi berikut.

Senior dan Yunior dalam DInamika Kegiatan Dakwah
Seorang wanita muslimah menceritakan kesedihan hatinya karena dimarah-marahi oleh seniornya di organisasi dakwah. Wanita muslimah ini, sebut saja namanya Siti, dan seniornya itu juga seorang muslimah, sebut saja namanya Umi. Siti merasa sangat sedih dan kecewa, karena ia merasa telah melaksanakan dengan serius tugas-tugas kepanitiaan dalam sebuah acara dakwah yang digelar organisasi, namun justru mendapat kritik dan kemarahan Umi, seniornya.


Berbagai kekurangan dan kelemahan kepanitiaan, semua ditumpahkan dalam bentuk kemarahan oleh Umi kepada Siti. Tentu saja Siti mengetahui bahwa panitia memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan, namun seakan-akan kerja keras dan usaha maksimal yang sudah dilaksanakan Siti bersama panitia yang lainnya tidak terlihat sama sekali di mata Umi. Yang tampak di mata Umi adalah adanya banyak kekurangan dan hal-hal tidak ideal yang ditampakkan oleh panitia.

Sebagai yunior, Siti tidak berani protes atas kemarahan Umi. Ia diam saja menerima kemarahan itu, dan menyimpan kepedihan yang mendalam dalam hatinya. Awalnya Siti bermaksud menyimpannya sendiri, namun lama kelamaan ia merasa tidak tahan. Akhirnya ia mulai membuka pembicaraan dengan seorang teman sesama panitia kegiatan tentang apa yang dialaminya. Betapa terkejut Siti, ternyata temannya itu juga mendapat kemarahan yang sama dari Umi. Bahkan akhirnya diketahui, bahwa Umi memarahi banyak panitia kegiatan. Tentu saja yang dimarahi itu semuanya merasa sakit hati.

Karena merasa tidak terima dimarahi, beberapa personil panitia curhat kepada seorang senior organisasi. Sebut saja namanya Dina. Siti bersama beberapa rekannya curhat kepada Dina tentang perlakuan Umi, dan mereka berharap Dina bisa menasihati Umi agar bersikap lebih sabar dan “ngemong” para yunior yang tengah belajar menjadi panitia kegiatan. Mereka toh sudah bekerja serius dan bersungguh-sungguh, bahwa masih dijumpai kekurangan itu sesuatu yang sangat manusiawi.

Dina merasa bingung. Satu sisi ia mengerti kegelisahan adik-adik yunior tersebut, namun sisi yang lain ia merasa kurang bisa membahasakan keinginan itu kepada Umi, rekan sejawatnya. Bagaimana Dina harus berbicara kepada Umi, sedangkan Umi sendiri secara terang-terangan bercerita dengan bangga, bahwa ia telah memarahi adik-adik panitia karena masih banyak kekurangan yang dijumpainya. Umi merasa perbuatannya itu benar, karena ia melihat sendiri kekurangan panitia kegiatan dan ia merasa wajib mengingatkan agar tidak berkelanjutan atau berulang.

Jika Anda Menjadi Siti
Saya ajak anda menjadi Siti, dan saya ajak pula anda menjadi Umi. Menjadi Siti dulu saja ya…. Tempatkan diri anda sebagai Siti. Sebagai yunior, anda telah merasa “hebat” karena terlibat dalam kepanitiaan kegiatan dakwah yang termasuk kegiatan besar. Ingat, kepanitiaan itu tidak ada imbalan materi sama sekali, tidak digaji. Kepanitiaan itu adalah kerja sosial, kerja dakwah, kerja yang berharap pahala Allah semata-mata. Anda masih kuliah, dan tentu mengorbankan banyak waktu untuk melekasanakan amanah kepanitiaan. Waktu yang semestinya anda alokasikan untuk belajar, ke kampus, ke perpustakaan atau mengerjakan tugas di kamar kost, anda gunakan sepenuhnya untuk melaksanakan amanah kepanitiaan.

Ini pengalaman luar biasa bagi anda, karena bisa menjadi panitia kegiatan dakwah tingkat nasional. Anda bekerja habis-habisan, demi suksesnya acara. Berbulan-bulan lamanya menyiapkan kegiatan, dari rapat ke rapat, dari koordinasi ke aksi, dari pagi hingga sering pulang bermalam hari. Membagi tugas, mengatur strategi, menyusun rencana, membuat anggaran, sampai melaksanakan semua hal-hal teknis. Lelah sekali, namun anda nikmati. Hingga akhirnya jadwal kegiatan itu tiba. Semua telah bekerja dan menunaikan amanah sesuai rencana.

Di tengah-tengah kesibukan yang sangat padat, di tengah kelelahan yang mendera karena standby bekerja sebagai panitia berhari-hari lamanya, tiba-tiba seorang senior bernama Umi datang ke ruang sekretariat dan tanpa bertanya ini dan itu, tiba-tiba langsung keluar kata-kata kritik pedas dan menumpahkan kemarahan kepada anda. Umi menganggap panitia tidak becus mengelola kegiatan, banyak sekali kekurangan yang tampak di hadapan mata sehingga Umi merasa malu melihat kekurangan itu.

Sedih bukan main rasa hati anda. Sebagai yunior anda akan sangat senang dan bangga apabila Umi datang ke sekretariat untuk mengucapkan selamat atas kerja yang anda lakukan, walaupun hasilnya masih terdapat kekurangan. Namun Umi sama sekali tidak menyebut kebaikan dan apresiasi atas kerja keras panitia sama sekali. Yang diungkapkan hanya kekesalan dan kritik pedas kepada panitia yang dianggap tidak bisa bekerja sama. Sangat manusiawi jika anda merasa sedih, bahkan perasaan anda menjadi “down”, jatuh, karena tidak menyangka akan mendapatkan apresiasi sedemikian “nylekit” dari seorang senior.

Namun jangan terlalu sentimentil dan larut dalam kesedihan. Karena ada kalanya anak muda harus “ngemong” yang lebih tua, walaupun seharusnya seniorlah yang “ngemong” adik-adik yunior. Kelebihan Umi ada pada posisi senior, sehingga merasa memiliki saham sejarah atas segala sesuatu yang ada di organisasinya. Maka anda posisikan diri menghormati orang tua, menerima kritik dan kemarahannya, serta menjadikan itu sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Jangan menjadi kecewa dan bahkan putus asa, yang menyebabkan anda tidak mau lagi terlibat menjadi panitia kegiatan selanjutnya, atau tidak mau menjadi anggota organisasi dakwah, atau bahkan tidak mau berdakwah lagi. Anggap itu bagian dari ujian keikhlasan anda menapaki kegiatan dakwah. Jika anda sukses, insyaallah anda akan menjadi pejuang yang tangguh.

Jika Anda Menjadi Umi
Sekarang saya ajak anda gantian menjadi Umi…. Tempatkan diri anda pada posisi Umi. Sebagai senior mestinya anda bersikap lebih dewasa dan bijak menghadapi realitas adik-adik yunior. Mereka adalah aset yang paling berharga dalam organisasi dakwah anda. Benar, tak ada aset yang lebih berharga dalam organisasi anda kecuali mereka, generasi muda penerus aktivitas dakwah. Kehadiran anda pada kegiatan mereka telah memberikan semangat dan energi luar biasa. Apalagi jika anda hadir sambil memberikan apresiasi positif atas jerih payah dan kerja keras yang telah mereka lakukan selama ini. Tentu semangat para yunior akan bertambah menggelora.

Saat anda menyaksikan kekurangan dan kelemahan dalam kegiatan, jangan langsung anda tumpahkan dalam bentuk kemarahan kepada panitia pelaksana. Karena itu bercorak sangat reaktif, dan justru men-down grade senioritas anda. Tampak bahwa anda tidak mengetahui mekanisme organisasi. Bukankah nanti ada saat evaluasi kegiatan kepanitiaan, dan anda bisa menyampaikannya di forum evaluasi tersebut ? Bukankah saat kegiatan sedang berjalan, para panitia itu punya garis komando yang jelas. Siapa berhak menginstruksi dan siapa yang tidak berhak, itu semua ada mekanisme dan aturannya. Sebagai apakah anda waktu itu ? Apakah anda termasuk panitia kegiatan yang punya garis instruksi ? Bukankah anda “hanya” seorang senior yang kebetulan menyaksikan ada kekurangan dalam kepanitiaan. Mengapa bisa langsung intervensi ke panitia pelaksana ?

Aneh sekali perilaku anda sebagai senior. Ketahuilah, saat anda menumpahkan kemarahan kepada panitia pelaksana yang rata-rata adalah yunior anda, itu sangat melukai perasaan mereka. Bahkan bisa berpotensi membuat mereka kecewa dan akhirnya mundur dari organisasi dakwah yang anda rintis sekian lama. Adik-adik yunior itu diam saat anda marahi, bukan karena mereka menerima kritik dan kemarahan anda. Bukan karena mereka legowo, namun diamnya mereka semata-mata menghormati senioritas anda. Andai saja anda bukan orang senior, pasti kritik dan kemarahan anda yang tidak proporsional akan berbuntut panjang.

Harusnya anda menempatkan diri secara proporsional. Menjadi senior itu sulit, karena semua yang dilakukan telah menjadi acuan dan justifikasi para yunior. Tampakkan jiwa kedewasaan anda, mestinya anda menanamkan hikmah dan kebijaksanaan di hadapan generasi muda penerus kegiatan dakwah. Bukan menampakkan sikap kekanak-kanakan yang bisa menyakitkan hati dan perasaan kader yang baru saja bergabung dalam kegiatan di organisasi anda. Bukan menunjukkan posisi powerful yang anda miliki, menampakkan otoritas sebagai senior yang anda dapatkan dari aset sejarah. Mengapa tidak anda tampakkan saja sikap ramah dan membimbing generasi muda, agar mereka merasa semakin nyaman membersamai kegiatan organisasi ?

Anda telah salah memahami makna senior. Bukankah senior itu hanya karena anda lebih dahulu bergabung dengan organisasi dakwah, dan mereka disebut yunior karena bergabungnya belakangan ? Tidak ada jaminan bahwa senior lebih baik dan lebih berkualitas dari yunior, tidak ada kaidah yang membenarkan bahwa seorang senior berhak berlaku semena-mena dan berbuat semaunya terhadap yang muda. Senior itu hanya karena takdir sejarah, bahwa anda bergabung lebih awal daripada yang lainnya. Itu saja, jangan dilebih-lebihkan.

Jika Anda Menjadi Dina
Bagaimana kalau menjadi Dina ? Anda jangan sungkan menyampaikan kepada Umi. Sebagai sahabat sejawat, satu generasi, anda harus berani menyampaikan aspirasi adik-adik yunior yang merasa disakiti hatinya. Sampaikan saja dengan bahasa yang tepat kepada Umi, bahwa tindakannya kepada Siti dan beberapa panitia kegiatan telah menyebabkan mereka tidak nyaman. Jika perilaku seperti itu menjadi kebiasaan, bahkan kebanggaan, akan berpotensi merusak tatanan organisasi. Anda harus membersamai Umi agar ia lebih arif serta bijak menempatkan diri dalam organisasi.

Nasihati Umi agar ia mengerti ketidaktepatan kemarahannya. Ajak Umi untuk meminta maaf kepada Siti, serta panitia pelaksana lainnya yang sempat mendapat kemarahan Umi. Permintaan maaf ini akan menyebabkan tumbuhnya cinta, kepercayaan dan penghormatan para yunior kepada senior mereka. Generasi muda akan melihat bahwa orang-orang tua bersedia meminta maaf kepada yang muda atas ketidaktepatan tindakan yang dilakukannya. Ini merupakan pembelajaran dan pendidikan yang sangat berarti bagi anak-anak muda. Umi tidak akan jatuh wibawa dan kehormatannya dengan meminta maaf, bahkan sebaliknya, tindakan itu akan menjadi awal respek dan penghormatan dari para yunior.

Sikap keras kepala dan tinggi hati yang ditampakkan Umi justru berpotensi mengurangi bahkan menghilangkan kewibawaannya. Maka sebagai sesama senior, anda harus bisa meluruskan persepsi Umi. Setelah Umi bersedia meminta maaf, maka ajaklah Siti serta teman-teman panitia lainnya untuk tidak memperbesar masalah, untuk menganggap selesai masalah ini, dan tidak mengungkit lagi. Ajak Siti dan teman-teman panitia silaturahim ke rumah Umi untuk meminta nasihat dan tausiyah. Posisi anda sangat tepat untuk mengatur ini semua, karena Siti telah curhat kepada anda selaku senior organisasi.

Inilah rajutan hati dan ikatan perasaan dalam dinamika dakwah. Sebagian di antara kita ditakdirkan menjadi senior, sebagian yang lainnya menjadi yunior. Semata-mata karena sebagian telah lebih dahulu melakukan aktivitas dakwah dalam organisasi, sedangkan sebagian yang lainnya baru bergabung belakangan. Maka menjadi senior harus sangat berhati-hati dalam bersikap, berbicara, bertingkah laku, karena semua akan menjadi acuan generasi muda. Diamnya para senior saja memiliki arti, apalagi kemarahannya.

Sebaliknya, sebagai yunior hendaknya banyak belajar dan menimba pengalaman dari generasi terdahulu. Jika ada perkataan, perbuatan dan tingkah laku generasi terdahulu yang tidak menetapi standar kebaikan, hendaknya anda tidak menjadikannya sebagai patokan. Anda berkewajiban untuk memberikan masukan, pengingatan, tausiyah dan kritik konstruktif dengan cara yang tepat dan tetap menghormati pihak yang lebih tua. Karena Siti merasa tidak mampu memberikan masukan dan pengingatan secara langsung, maka ia sampaikan itu kepada Dina agar bisa meneruskan kepada Umi. Ini contoh kebijakan dalam menyampaikan masukan dan saran. Bukan mendiamkan, namun menyalurkan melalui saluran yang tepat.

Semoga Allah kuatkan Siti dan rekan-rekannya di jalan dakwah. Semoga Allah ampuni Umi dan membimbingnya agar menjadi gudang hikmah. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kebijaksanaan kepada Dina sehingga menjadi qudwah. Amin

Sumber : PKS BANGUNTAPAN

Politisi PKS: Pidato SBY Bisa Bahayakan Pemberantasan Korupsi


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III dari FPKS, Indra menyesalkan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyatakan pemerintah akan membela pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi karena kesalahpahaman atau ketidaktahuan atas kebijakan yang diambil.

Menurutnya, pidato SBY tersebut terkesan membela pejabat negara yang melakukan korupsi. Dan pernyataan SBY itu terkesan permisif atas perilaku kolutif pejabat negara.

"Yang namanya korupsi atau koruptor, apapun alasannya ya tetap koruptor. Pernyataan SBY tersebut bisa membahayakan semangat pemberantasan korupsi," kata Indra kepada Tribunnews di Jakarta, Selasa (11/12/2012).

Indra mengatakan bahwa konsepsi hukum pidana ketidaktahuan bukan berarti menghapuskan pertanggungjawaban pidananya.

Dia menjelaskan prinsip perundang-undangan adalah suatu perundang-undangan setelah diundangkan maka setiap warga negara dianggap mengetahui isinya. Kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan tersebut.
Apalagi pejabat negara, entunya wajib mengetahui peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jadi, menurutnya tidak boleh pejabat negara berlindung di balik ketidaktahuannya.

"Kalau enggak mau menerima resiko, maka jangan jadi pejabat. Sebenarnya kenapa harus takut membuat kebijakan dan program selama para pejabat tersebut melalui proses yang benar dan tidak berniat melakukan korupsi," ujarnya.

Selain itu di UU Tindak Pidana Korupsi juga sangat jelas mengatur bahwa yang namanya korupsi bukan saja tindakan memperkaya diri. Namun memperkaya orang lain, kelompok atau golongan juga merupakan korupsi.

"Jadi saya kasihan sama SBY yang diduga tidak mendapatkan suplay pemahaman yang cukup atas konsep hukum dan tindak pidana korupsi dari para stafnya," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, pemerintah akan membela pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi karena kesalahpahaman atau ketidaktahuan atas kebijakan yang diambil.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan hal tersebut di acara perayaan Hari Anti Korupsi dan HAM Sedunia, di Istana Negara, hari ini.

Menurut SBY, selama memimpin pemerintahan dalam delapan tahun terakhir, dirinya melihat ada dua jenis korupsi. Yaitu korupsi yang memang diniatkan oleh pelakunya, dan korupsi karena ketidakpahaman pejabat bahwa kebijakannya masuk dalam kategori korupsi.

Untuk jenis kedua, Yudhoyono bahkan mengatakan perlu ada tindakan penyelamatan khusus.

"Negara wajib menyelamatkan orang-orang yang tidak punya niat melakukan korupsi, tapi bisa salah dalam mengemban tugas-tugasnya. Jangan biarkan mereka dinyatakan bersalah dalam Tipikor," ujarnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/12/2012), yang diikuti tepuk tangan hadirin.

Dikado Alquran oleh PKS, KPK: Ini Gratifikasi Tapi Memiliki Nilai untuk Dipegang

10/12/12


Jakarta - Perwakilan fraksi PKS di DPR hari ini menyambangi kantor KPK dan menyerahkan Al Quran sebagai bentuk hadiah terkait peringatan hari antikorupsi. KPK menyebut pemberian itu Al Quran ini sebagai bentuk gratifikasi.

"Pemberian ini termasuk gratifikasi dan memiliki makna yang harus dipegang teguh," ujar Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja, dalam konferensi pers di kantornya, Jl Rasuna Said, Jaksel, Senin (10/12/2012).

Ketua Fraksi PKS Hidayat Nurwahid yang hadir dalam konferensi pers ini, mengatakan pihaknya memang memberikan lima buah Al Quran kepada KPK. Lima kita suci umat Islam itu dibawa dan dipajangnya dalam koferensi pers ini.

Menanggapi pernyataan Pandu, Hidayat mengatakan sebelumnya memang sudah dilakukan pembicaraan mengenai pemberian itu.

"KPK memang menyebut ini sebagai gratifikasi. Tapi gratifikasi yang tidak melanggar hukum, karena nilainya di bawah Rp 500 ribu," ujar Hidayat.

"Kami memberikan Alquran ini karena kebetulan lima pimpinan KPK ini kan muslim semua. Agar para pimpinan KPK semakin berani dan tetap menjadi amanat rakyat," terang Hidayat.

Seusai konferensi pers, Hidayat menyerahkan lima Alquran tersebut kepada kepada KPK yang diwakili Pandu.

Kunjungan delegasi PKS DPR ke Kantor KPK adalah dalam rangka peringatan Hari Antikorupsi. Mereka ingin memberikan dukungan moral kepada KPK untuk menuntaskan kasus-kasus besar yang menjadi perhatian masyarakat, seperti proyek Hambalang dan bailout Bank Century.

Selain Abdul Hakim, politisi lain PKS yang berangkat menuju KPK adalah Ketua Fraksi Hidayat Nurwahid, Wakil Ketua Komisi III DPR dari FPKS Al Muzammil Yusuf dan anggota Komisi III DPR, Indra. Mereka membawa lima set Al Quran untuk lima pimpinan KPK.

PKS: Kami Siap di Dalam dan di Luar Kabinet


Jakarta - PKS tak ingin ikut-ikutan mendesak Presiden SBY melakukan reshuffle sejumlah menteri. Namun PKS siap jika kehilangan menterinya, PKS bahkan siap berada di luar kabinet.

"Silakan kalau Presiden SBY mau reshuffle. Itu bisa melahirkan konsolidasi pemerintahan yang baik di akhir masa jabatan," kata Ketua Fraksi PKS DPR, Hidayat Nur Wahid, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12/2012).

Hidayat mengatakan hak untuk reshuffle adalah hak prerogatif Presiden. Kalaupun akhirnya menteri PKS direshuffle, Hidayat menegaskan komitmen PKS untuk tetap membantu kerja-kerja pemerintah.

"Kami tidak akan mendorong atau melarang reshuffle. Tapi PKS siap di dalam dan di luar kabinet," ujarnya.

Hidayat berharap SBY benar-benar memikirkan dampak dari reshuffle jika memang jadi dilakukan. Reshuffle bisa menimbulkan kegaduhan politik baru.

"Kami hanya berpesan, gunakan hak prerogratif dengan cara-cara yang elegan. Menuju 2014 saya kira presiden menginginkan politik yang tidak gaduh," ujar mantan cagub DKI Jakarta itu.

sumber : detik.com

Anis Matta : Inspirasi dari kisah Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman dan Nabi Musa melawan Penguasa-penguasa saat itu.


Assalamu'alaikum wr. wb. Saya yakin Antum semua di bulan Ramadhan kemarin telah mengkhatamkan Alquran. Tinggal masalahnya, berapa kali khatam?

Ikhwah fillah. Interaksi kita dengan Alquran baru akan terwujud ketika kita merasa dibimbing Alquran dalam setiap interaksi kita, termasuk pengalaman-pengalaman hidup kita. Pola interaksi kita dengan Alquran itulah yang harus kita tingkatkan, agar Alquran benar-benar memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita.

Ikhwah fillah. Salah satu kandungan Alquran adalah sejarah yang berisi fakta-fakta kemudian ditafsirkan. Tujuan utamanya bukan menguasai fakta-fakta itu, tetapi bagaimana kita mengambil pelajaran dari fakta-fakta sejarah tersebut.

Kisah Alquran yang erat kaitannya dengan kehidupan bernegara, di antaranya adalah kisah Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman, dan Nabi Musa vs Penguasa kala itu.

Nabi Musa mengajarkan kepada kita tentang bagaimana memposisikan diri sebagai oposisi. Nabi Yusuf mengajarkan kepada kita konsep dan aplikasi tentang "musyarakah" sehingga kisahnya yang berawal di penjara dapat berujung di istana. Berbeda lagi kisah tentang Nabi Sulaiman, yang bercerita tentang bagaimana jika agama telah mampu menguasai negara. Ketiga cerita tersebut meskipun berbeda, tetapi mempunyai persamaan:


(1) Konflik.

Baik ketika beroposisi, bermusyarokah, maupun menguasai negara, konflik itu selalu ada. Bahkan (cikal bakal) konflik antara Nabi Musa dan Fir'aun telah ada jauh sebelum Nabi Musa lahir, yaitu keinginan Fir'aun melenyapkan setiap bayi laki-laki karena dikhawatirkan akan menyingkirkan kekuasaannya. Konflik adalah salah satu bentuk cobaan Allah kepada manusia. Manusia yang paling keras cobaannya adalah para nabi dan orang-orang yang paling "mirip" dengan para nabi itu (orang-orang shalih).

Konflik itu biasa, bahkan konflik antara Yusuf dan Benyamin (satu ibu-satu bapak) dengan saudara-saudaranya yang juga anak-anak keturunan Nabi (keluarga Yusuf, 4 generasi ke atas adalah Nabi semua) hingga berujung pada skenario pembunuhan. Apalagi hanya dalam sebuah organisasi atau negara. Kata Sayid Qutb: kita tidak bisa memilih untuk tidak berkonflik, yang bisa kita pilih adalah di kubu mana kita berada. Khusus cerita Yusuf kita dapati konflik terjadi karena kecemburuan akan kadar keikhlasan saudara-saudaranya. Maka, prinsip dakwah kita yang pertama dan utama adalah salamatush-shadr.


(2) Konspirasi.

Hal yg patut dicatat: ayat-ayat yang berkaitan dengan konspirasi kepada para nabi itu dikaitkan dengan keimanan kepada Allah dan kepada taqdir, supaya kita punya keyakinan bahwa Allah-lah yang mengendalikan semuanya. Dialah sebaik-baik tipu daya. Kita lihat bagaimana kisah Nabi Musa yang diselamatkan Allah dengan mengantarkan beliau ke istana Fir'aun melalui Sungai Nil kemudian ditemukan oleh isteri Fir'aun. Siapakah yang mengendalikan pikiran isteri Fir'aun sehingga Musa diselamatkan dan diijinkan menikmati hidup di istana? Bukankah sebelumnya Fir'aun ingin agar setiap bayi laki-laki dibunuh? Mengapa dia justeru setuju untuk membesarkan Musa di istananya? Allah telah mengubah persepsi Fir'aun dan isterinya sehingga menyelisihi niatnya sendiri.
Ingat pertempuran Fir'aun dan Musa, ketika Musa terjepit Ia justru lari ke laut. Logika perang modern dimana-mana kalau terjepit larinya ke gunung atau hutan bukan ke laut. Maka tatkala Fir'aun mengetahui hal itu, ia dan pasukannya besorak karena sangat mudah menghancurkan Musa dan pengikutnya. Tapi Allah punya rencana, diperintahkan Musa memukulkan tongkat ke laut dan terbelah-lah lautan. Fir'aun pun tak sempat berpikir panjang, mengejar ke tengah lautan yang terbuka, dan ia pun binasa ditelan lautan.

Demikian pula, siapakah yang mengendalikan pikiran saudara Yusuf sehingga mereka hanya menceburkan Yusuf ke dalam sumur, dan bukan membunuhnya? Ingat, sebab utama konflik antara Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya adalah KECEMBURUAN, yang berakhir pada konspirasi untuk membunuh Yusuf as. Jika kita punya kesadaran tentang kekuasaan Allah, tidak boleh ada ancaman yang membuat kita berhenti bergerak dan berjuang. Maka, jangan pernah memandang besar dan kuat terhadap musuh-musuh kita. Allah-lah yang memberikan kita kekuatan dan persepsi itu.


(3) Jarak.

Yang dimaksud di sini adalah jarak antara mimpi dan realisasi atas mimpi itu. Kita harus punya optimisme bahwa mimpi kita pasti terwujud. Harus punya nafas perjuangan yang panjang agar mimpi kita terwujud. Berapa lama jarak antara mimpi Nabi Yusuf dan realisasi kekuasaan beliau? Salah satu riwayat menjelaskan, jarak itu adalah 40 tahun. Kesabaran Yusuf itulah yang menjadikannya dimenangkan oleh Allah SWT.

Kesabaran adalah faktor yang sangat penting dalam suatu perjuangan. Kisah nabi Yusuf antara dibuang saudara-saudaranya dengan realitas mimpi ayahnya nabi Yakub, bahwa saudara-saudara akan menyembah/sujud ke nabi Yusuf, adalah sekitar 40 tahun (8x pemilu), riwayat lain 80 tahun (16x pemilu). Jatuh bangun dalam pilkada, pileg, adalah biasa dalam pendakian menuju kemenangan. Yang pasti, kita harus terus naik, meskipun dlm perjalanan naik itu kadangkala butuh istirahat. Kalaupun kita menang pilkada bahkan memenangkan negara ini masih akan panjang perjuangan (tantangan dan konfliknya). Usai negara kita harus berjuang dan berkonflik memenangkan tahap berikutnya hingga sampai ustadziyatul a’alam. Jadi miliki nafas yang panjang, jangan pernah patah arang apalagi hanya karena survey.

Siapa yang akan menang, adalah mereka yang berumur lebih panjang: stamina tetap, teknik semakin baik. Pemimpin Bosnia kala tahun 1994 diwawancarai oleh Fox News ditanya tentang masa depan Bosnia, beliau mengatakan, "Yang memenangi peperangan ini bukanlah yang membunuh lebih banyak jiwa, tetapi siapa yang bisa hidup lebih lama." Fakta sejarah menunjukkan bahwa pada akhirnya Serbia pergi dan Bosnia berdiri merdeka.

Yakinlah kapanpun itu kita akan tetap menang pada akhirnya. Mana lebih lama umur negara atau agama? Imperium Romawi-Yunani sekarang mana? Tapi agama yang dulu pernah mereka kalahkan sampai hari ini masih tetap ada. Maka karena kita berjuang untuk agama ia akan selalu menang! Politisi menciptakan voters, tapi agama menciptakan Followers. Kuat mana voters dan followers?


(4) Mindset.

Baik Nabi Yusuf, Musa, maupun Sulaiman, ketiganya punya mindset sebagai PEMENANG, bukan pengabdi. Coba perhatikan, Doa Nabi Sulaiman yang sangat dahsyat: Robbii hablii mulkan laa yanbaghii li ahadin min ba'dii. Sulaiman minta negara dan ia minta negara itu tidak diberikan kepada selainnya. Kita doanya apa? kita doa minta istri, anak-anak sholeh, dan semua itu diberikan oleh Allah. Tapi pernahkah kita berdoa minta negara? *Sulaiman bukan hanya minta negara, tapi negara yang tak diberikan Allah kepada setelahnya.*. Kalau kita tak pernah meminta (berdoa) minta negara akankah Allah berikan kita negara ini? Oleh karena itu mari kita tambah doa-doa kita dengan doa Sulaiman. *Kalau kita minta negara maka Allah akan sertakan segala isinya, tapi kalau kita hanya minta suami, istri, anak sholeh belum tentu negara akan diberikan pada kita.Berdoalah kepada Allah agar kita diberikan kekuasaan yang dengannya kita memperbaiki umat dan bangsa ini. Bahkan lebih daripada itu, kita akan tunjukkan peran kita di muka bumi ini.

Apakah Antum siap untuk mengubah mindset sebagai pemenang? Apakah Antum siap memenangkan dakwah ini? Yakinkah Antum dengan kemenangan yang akan Allah berikan?

Wassalamu'alaikum wr. wb.

Sumber : DPC PKS PAMULANG

Dipimpin Hidayat Nurwahid F-PKS Datangi KPK Beri Dukungan Moral


Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan mendatangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi pada Senin (10/12/2012) siang ini. Kedatangan F-PKS ke kantor KPK adalah untuk memberikan dukungan kepada KPK dalam upaya pemberantasan korupsi. F-PKS juga akan membagi-bagikan Al Qur'an untuk para Pimpinan KPK.

"Agendanya dalam rangka memberikan dukungan moral dan memberikan apresiasi atas kerja-kerja cerdas KPK selama ini. F-PKS juga membawa beberapa set Al Qur'an untuk Pimpinan KPK," ujar Anggota F-PKS, Indra, Senin, kepada wartawan.

Al Quran itu, lanjut Indra, diharapkan bisa digunakan pimpinan KPK sebagai pegangan dan panduan, serta simbol agar KPK tidak gamang menghadapi para koruptor. Kedatangan F-PKS ke KPK juga untuk menyatakan sikap mencabut atau menarik RUU KPK dari Prolegnas 2014 secara keseluruhan dan ucapan selamat atas peringatan hari antikorupsi.

Rombongan PKS yang akan datang yakni Ketua FPKS Hidayat Nur Wahid, Sekretaris FPKS Abdul Hakim, Wakil Ketua Komisi III Al Muzzammil Yusuf, dan Anggota Komisi III Indra. Rencananya, PKS akan diterima Pimpinan KPK Adnan Pandu Praja.

Seperti diketahui, Hari Antikorupsi Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 9 Desember. Tahun ini, peringatan Hari Antikorupsi berpusat di Monas, Minggu (9/12/2012) kemarin. Sejumlah pejabat tinggi negara mulai dari Pimpinan KPK, Polri, dan Kejaksaan Agung hadir dalam perayaan itu. Perayaan Hari Antikorupsi juga dilakukan dengan membentangkan baliho "Berani Jujur Hebat" di gedung-gedung lembaga negara.

Ketua KPK Abraham Samad menyatakan bahwa korupsi sebagai kejahatan luar biasa yang harus diwaspadai. Dia pun mengajak semua elemen masyarakat bersatu menggalang kekuatan untuk melawan dan memerangi korupsi. [KOMPAS.com]

Berita Terpopuler

DPW PKS KALTIM

Tahukah Kita

Renungan & Hikmah

Bidpuan DPC ULU

Dapur Bidpuan Samarinda Ulu


Fraksi DPRD Smd ( Oleh : Utomo Puji )

 
© Copyright PKS Samarinda Ulu 2012 | Design by PKS TEMPLATE | Powered by Blogger.com.