BERITA TERKINI :
Berita Terbaru
Berita Terhangat
DPD PKS Samarinda
Fiqh & Syariah
Keluarga Sakinah
Kiprah DPC Samarinda Ulu
DPRD Provinsi KALTIM
Tausiyah dari Ustadz Kita
Opini Kiriman Pembaca
Kolom Kesehatan ( Akh Haris )
3/17/2012
Blog DPC Ulu baru dua bulan lebih aktif menyajikan berbagai informasi. sebulan masa penyusunan tanpa memasang alat penghitung pengunjung. dan sebulan dengan alat menghitung lama, dan baru seminggu ini ditambahkan alat penghitung pengunjung versi lain di kolom sebelah kiri. hasilnya memberikan harapan kepada kami untuk terus melanjutkan pengelolaan blog kecil ini.
Melalui catatan Statistik pada Dasbor Blog ini dari awal blog ini dibuat sampai sekarang (17/3/12) tercatat pengunjung tertinggi dari INDONESIA sebanyak 911 pemirsa ( berbeda dengan alat penghitung pengunjung karena alat tersebut baru saja di pasang). Pengunjung tertinggi kedua dari United State ( Amerika serikat ) sebanyak 90 Pemirsa. sisanya 45 pemirsa tersebar di Australia, jepang, kanada dan mesir.
Sedangkan penayangan menurut sistem informasi adalah: pemirsa yang menggunakan Windows 916 pemirsa, Blacberry 37 pemirsa, Linux 4 pemirsa, Nokia 3 pemirsa, iPad 2 Pemirsa. Dan sisanya terbagi lagi menjadi beberapa media.
Tentu ini awal yang baik. Blog ini di kelola satu orang admin (Sarjana Komputer) yang dengan ikhlas tanpa kompensasi mengelola blog ini. Setiap hari kami berharap dapat mencari berita dari situs-situs terpercaya dan berita-berita PKS terbaru. Kami juga menunggu kiriman berita dari kader, pengurus PKS, anggota DPRD Kab/Kota maupun Provinsi Di seluruh kalimantan Timur melalui email : ulu.hatiku@gmail.com.
Ketua DPC PKS Samarinda Ulu saat di tanya latar belakang pembuatan blog DPC menyatakan; "Di Kota-kota besar termasuk Samarinda, 10 tahun yang akan datang akan terjadi pergeseran minat membaca berita dari koran ke media on line (walau porsentasinya tidak besar). Tentu kita tidak ingin baru membuatkan 10 tahun yang akan datang. maka kita harus menyiapkan bibitnya sekarang. bibit itu sekarang adalah blog kita."Pungkas Bang Sani.
Semoga Blog ini bisa bertahan dan istiqomah. Dan harapannya seluruh sahabat/kawan/pengunjung dapat mendukung usaha kecil kami dengan sering mengunjungi blog sederhana ini. Kami pun akan selalu berusaha menyajikan berita-berita terbaru, InsyaAllah.
Blog PKS Samarinda Ulu, Hanya Blog biasa dan Sederhana tapi tetap bersemangat memberi informasi kepada para pembaca
17/03/12
Blog DPC Ulu baru dua bulan lebih aktif menyajikan berbagai informasi. sebulan masa penyusunan tanpa memasang alat penghitung pengunjung. dan sebulan dengan alat menghitung lama, dan baru seminggu ini ditambahkan alat penghitung pengunjung versi lain di kolom sebelah kiri. hasilnya memberikan harapan kepada kami untuk terus melanjutkan pengelolaan blog kecil ini.
Melalui catatan Statistik pada Dasbor Blog ini dari awal blog ini dibuat sampai sekarang (17/3/12) tercatat pengunjung tertinggi dari INDONESIA sebanyak 911 pemirsa ( berbeda dengan alat penghitung pengunjung karena alat tersebut baru saja di pasang). Pengunjung tertinggi kedua dari United State ( Amerika serikat ) sebanyak 90 Pemirsa. sisanya 45 pemirsa tersebar di Australia, jepang, kanada dan mesir.
Sedangkan penayangan menurut sistem informasi adalah: pemirsa yang menggunakan Windows 916 pemirsa, Blacberry 37 pemirsa, Linux 4 pemirsa, Nokia 3 pemirsa, iPad 2 Pemirsa. Dan sisanya terbagi lagi menjadi beberapa media.
Tentu ini awal yang baik. Blog ini di kelola satu orang admin (Sarjana Komputer) yang dengan ikhlas tanpa kompensasi mengelola blog ini. Setiap hari kami berharap dapat mencari berita dari situs-situs terpercaya dan berita-berita PKS terbaru. Kami juga menunggu kiriman berita dari kader, pengurus PKS, anggota DPRD Kab/Kota maupun Provinsi Di seluruh kalimantan Timur melalui email : ulu.hatiku@gmail.com.
Ketua DPC PKS Samarinda Ulu saat di tanya latar belakang pembuatan blog DPC menyatakan; "Di Kota-kota besar termasuk Samarinda, 10 tahun yang akan datang akan terjadi pergeseran minat membaca berita dari koran ke media on line (walau porsentasinya tidak besar). Tentu kita tidak ingin baru membuatkan 10 tahun yang akan datang. maka kita harus menyiapkan bibitnya sekarang. bibit itu sekarang adalah blog kita."Pungkas Bang Sani.
Semoga Blog ini bisa bertahan dan istiqomah. Dan harapannya seluruh sahabat/kawan/pengunjung dapat mendukung usaha kecil kami dengan sering mengunjungi blog sederhana ini. Kami pun akan selalu berusaha menyajikan berita-berita terbaru, InsyaAllah.
3/17/2012
SAMARINDA. Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Ahmad Abdullah, terpilih sebagai Ketua Komisi IV DPRD Kaltim melalui pemungutan suara tertutup,senin 13 februari 2012.
Dalam pemilihan di ruang Komisi IV yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kaltim, H Hadi Mulyadi, paket yang terdiri atas Ahmad Abdullah (FPKS/Ketua), Hj Encik Widyani (Fraksi Partai Golkar/Wakil Ketua) dan Mudiyat Noor (Fraksi Partai Hanura - PDS/Sekretaris) berhasil meraih enam suara, unggul atas paket Hj Puji Astuti (Fraksi Partai Demokrat/Ketua), Maria Margaretha Rini Puspa (Fraksi Partai Hanura - PDS/Wakil Ketua) dan Mudiyat Noor (Fraksi Partai Hanura - PDS/Sekretaris) yang mendapatkan empat suara. Sedangkan satu suara sisanya abstain.
Dari 12 anggota Komisi IV, hanya 11 orang yang melakukan pemilihan karena satu anggota, yakni Yakob Ukung berhalangan hadir. Mereka yang menggunakan hak suara adalah Hj Encik Widyani SJ SKM MQih (Fraksi Partai Golkar), H Abdul Djalil Fatah SH (Fraksi Partai Golkar), Dra Hj Puji Astuti (Fraksi Partai Demokrat), H Datu Yasir Arafat (Fraksi PDIP), Ir H Ahmad Abdullah MPd (Fraksi PKS), Lelyanti Ilyas SPdi (Fraksi PKS), Masitah SSos (Fraksi PPP), Zain Taufik Nurrohman SHut (Fraksi PAN), Mudiyat Noor SHut (Fraksi Partai Hanura -PDS), Maria Margaretha Rini Puspa (Fraksi Partai Hanura - PDS) dan Drs HA Waris Husain (Fraksi Patriot Bintang Demokrasi).
"Pimpinan Komisi IV telah terpilih, siapa pun ketuanya semoga Komisi IV tetap rukun, saling berkerja sama dan berbuat maksimal demi kesejahteraan rakyat," kata Wakil Ketua DPRD Kaltim, H Hadi Mulyadi.
Meskipun sebelumnya ada persaingan dalam pemilihan, namun semua anggota Komisi IV yang hadir tampak akrab satu sama lain. Ketua Komisi IV terpilih, Ahmad Abdullah, memohon dukungan dari seluruh koleganya di komisi yang membidangi kesejahteraan rakyat tersebut.
"Jabatan ketua ini adalah amanah yang berat. Mohon dukungan dan bantuan dari seluruh rekan di Komisi IV agar saya dapat menjalankan amanah tersebut dengan baik," kata Ahmad Abdullah.
DPRD Kaltim melaksanakan pemilihan pimpinan alat-alat kelengkapan dewan menyusul pengesahan penempatan anggota delapan fraksi pada alat-alat kelengkapan DPRD dalam rapat paripurna.
Mekanisme ini juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD tentang Tata tertib DPRD dan Keputusan DPRD No. 28 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Keputusan DPRD Provinsi Kalimantan Timur No. 06 Tahun 2010 tentang Peraturan Tata Tertib DPRD Provinsi Kalimantan Timur, di mana pada 2,5 tahun periode jabatan dilaksanakan penempatan/perpindahan anggota DPRD pada alat-alat kelengkapan dewan yang terdiri atas Komisi, Badan Anggaran, Badan Musyawarah, Badan Legislasi Daerah dan Panitia Teknis Pemilihan Anggota Badan Kehormatan (BK). (hms3)
sumber : http://dprd-kaltimprov.go.id/berita/517/ahmad-abdullah-pimpin-komisi-iv.html
Ahmad Abdullah Pimpin Komisi IV
SAMARINDA. Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Ahmad Abdullah, terpilih sebagai Ketua Komisi IV DPRD Kaltim melalui pemungutan suara tertutup,senin 13 februari 2012.
Dalam pemilihan di ruang Komisi IV yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Kaltim, H Hadi Mulyadi, paket yang terdiri atas Ahmad Abdullah (FPKS/Ketua), Hj Encik Widyani (Fraksi Partai Golkar/Wakil Ketua) dan Mudiyat Noor (Fraksi Partai Hanura - PDS/Sekretaris) berhasil meraih enam suara, unggul atas paket Hj Puji Astuti (Fraksi Partai Demokrat/Ketua), Maria Margaretha Rini Puspa (Fraksi Partai Hanura - PDS/Wakil Ketua) dan Mudiyat Noor (Fraksi Partai Hanura - PDS/Sekretaris) yang mendapatkan empat suara. Sedangkan satu suara sisanya abstain.
Dari 12 anggota Komisi IV, hanya 11 orang yang melakukan pemilihan karena satu anggota, yakni Yakob Ukung berhalangan hadir. Mereka yang menggunakan hak suara adalah Hj Encik Widyani SJ SKM MQih (Fraksi Partai Golkar), H Abdul Djalil Fatah SH (Fraksi Partai Golkar), Dra Hj Puji Astuti (Fraksi Partai Demokrat), H Datu Yasir Arafat (Fraksi PDIP), Ir H Ahmad Abdullah MPd (Fraksi PKS), Lelyanti Ilyas SPdi (Fraksi PKS), Masitah SSos (Fraksi PPP), Zain Taufik Nurrohman SHut (Fraksi PAN), Mudiyat Noor SHut (Fraksi Partai Hanura -PDS), Maria Margaretha Rini Puspa (Fraksi Partai Hanura - PDS) dan Drs HA Waris Husain (Fraksi Patriot Bintang Demokrasi).
"Pimpinan Komisi IV telah terpilih, siapa pun ketuanya semoga Komisi IV tetap rukun, saling berkerja sama dan berbuat maksimal demi kesejahteraan rakyat," kata Wakil Ketua DPRD Kaltim, H Hadi Mulyadi.
Meskipun sebelumnya ada persaingan dalam pemilihan, namun semua anggota Komisi IV yang hadir tampak akrab satu sama lain. Ketua Komisi IV terpilih, Ahmad Abdullah, memohon dukungan dari seluruh koleganya di komisi yang membidangi kesejahteraan rakyat tersebut.
"Jabatan ketua ini adalah amanah yang berat. Mohon dukungan dan bantuan dari seluruh rekan di Komisi IV agar saya dapat menjalankan amanah tersebut dengan baik," kata Ahmad Abdullah.
DPRD Kaltim melaksanakan pemilihan pimpinan alat-alat kelengkapan dewan menyusul pengesahan penempatan anggota delapan fraksi pada alat-alat kelengkapan DPRD dalam rapat paripurna.
Mekanisme ini juga sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan DPRD tentang Tata tertib DPRD dan Keputusan DPRD No. 28 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Keputusan DPRD Provinsi Kalimantan Timur No. 06 Tahun 2010 tentang Peraturan Tata Tertib DPRD Provinsi Kalimantan Timur, di mana pada 2,5 tahun periode jabatan dilaksanakan penempatan/perpindahan anggota DPRD pada alat-alat kelengkapan dewan yang terdiri atas Komisi, Badan Anggaran, Badan Musyawarah, Badan Legislasi Daerah dan Panitia Teknis Pemilihan Anggota Badan Kehormatan (BK). (hms3)
sumber : http://dprd-kaltimprov.go.id/berita/517/ahmad-abdullah-pimpin-komisi-iv.html
3/17/2012
Bandung - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memberikan apresiasi terhadap komitmen Forum Ormas Jabar yang menolak semua bentuk terorisme, radikalisme, dan separtisme.
Komitmen itu, katanya, sejalan dengan misi Pemprov yang ingin mewujudkan Jawa Barat sebagai provinsi teraman di Indonesia.
“Saya apresiasi dengan apa yang dilakukan forum ormas hari ini. Komitmen ini sebagai perwujudan kepedulian elemen masyarakat terhadap daerahnya sendiri. Insya Allah dengan tekad bersama, kita akan wujudkan Jabar sebagai provinsi paling aman dan damai di Indonesia,” kata Heryawan usai memimpin apel Forum Ormas Jabar di Lapangan gasibu Jalan Diponegoro Kota Bandung, Sabtu (17/3/2012).
Heryawan berharap, deklarasi pernyataan sikap Forum Ormas Jabar akan membuat setiap jengkal wilayah Jabar benar-benar kondusif. Bahkan tujuan Jabar sebaga provinsi teraman dan terdamai di Indonesia bakal terwujud.
“Kita sepakat menolak segala bentuk terorisme, radikalisme dan separatisme yang merongrong kondusivitas negara karena merupakan kejahatan kemanusiaan,” paparnya.
Ormas se-Jabar Nyatakan Perang Terhadap Terorisme-Radikalisme-Separatisme
Ratusan massa yang tergabung dalam Forum Organisasi Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) se-Jabar membubuhkan tanda tangan di atas kain sepanjang 1.000 meter sebagai komitmen menolak terorisme, radikalisme, dan separatisme.
Penandatanganan bersama itu dilakukan usai pelaksanaan apel besar Forum Ormas Jabar di Lapangan Gasibu Jalan Diponegoro Kota Bandung, Sabtu (17/3/2012).
Penandatanganan diawali oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang memimpin apel itu, lalu diikuti anggota Forum Ormas.
Koordinator Forum Ormas Jabar Hendra mengatakan Forum Ormas Jabar juga akan melakukan koordinasi dan melapor ke instansi berwenang dan terkait jika melihat atau mendengar indikasi aktivitas radikalisme, terorisme, dan separatisme.
“Forum Ormas Jabar bertekad ikut serta menjaga dan memelihara keamanan dari gangguan dan ancaman. Kita akan lakukan koordinasi dan melaporkan kepada pihak berwenang jika mendengar atau melihat tindakan berbau terorisme, radikalisme, dan separatisme,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memberikan apresiasi terhadap komitmen Forum Ormas Jabar yang menolak semua bentuk terorisme, radikalisme, dan separtisme. Komitmen itu sejalan dengan misi Pemprov Jabar yang ingin mewujudkan sebagai provinsi teraman di Indonesia.
“Saya apresiasi dengan apa yang dilakukan Forum Ormas hari ini. Komitmen ini sebagai perwujudan kepedulian elemen masyarakat terhadap daerahnya sendiri. Insya Allah dengan tekad bersama, kita akan wujudkan Jabar sebagai provinsi paling aman dan damai di Indonesia,” kata Heryawan.(inilah.com)
Heryawan Ingin Wujudkan Jabar Provinsi Teraman
Bandung - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memberikan apresiasi terhadap komitmen Forum Ormas Jabar yang menolak semua bentuk terorisme, radikalisme, dan separtisme.
Komitmen itu, katanya, sejalan dengan misi Pemprov yang ingin mewujudkan Jawa Barat sebagai provinsi teraman di Indonesia.
“Saya apresiasi dengan apa yang dilakukan forum ormas hari ini. Komitmen ini sebagai perwujudan kepedulian elemen masyarakat terhadap daerahnya sendiri. Insya Allah dengan tekad bersama, kita akan wujudkan Jabar sebagai provinsi paling aman dan damai di Indonesia,” kata Heryawan usai memimpin apel Forum Ormas Jabar di Lapangan gasibu Jalan Diponegoro Kota Bandung, Sabtu (17/3/2012).
Heryawan berharap, deklarasi pernyataan sikap Forum Ormas Jabar akan membuat setiap jengkal wilayah Jabar benar-benar kondusif. Bahkan tujuan Jabar sebaga provinsi teraman dan terdamai di Indonesia bakal terwujud.
“Kita sepakat menolak segala bentuk terorisme, radikalisme dan separatisme yang merongrong kondusivitas negara karena merupakan kejahatan kemanusiaan,” paparnya.
Ormas se-Jabar Nyatakan Perang Terhadap Terorisme-Radikalisme-Separatisme
Ratusan massa yang tergabung dalam Forum Organisasi Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) se-Jabar membubuhkan tanda tangan di atas kain sepanjang 1.000 meter sebagai komitmen menolak terorisme, radikalisme, dan separatisme.
Penandatanganan bersama itu dilakukan usai pelaksanaan apel besar Forum Ormas Jabar di Lapangan Gasibu Jalan Diponegoro Kota Bandung, Sabtu (17/3/2012).
Penandatanganan diawali oleh Gubernur Jabar Ahmad Heryawan yang memimpin apel itu, lalu diikuti anggota Forum Ormas.
Koordinator Forum Ormas Jabar Hendra mengatakan Forum Ormas Jabar juga akan melakukan koordinasi dan melapor ke instansi berwenang dan terkait jika melihat atau mendengar indikasi aktivitas radikalisme, terorisme, dan separatisme.
“Forum Ormas Jabar bertekad ikut serta menjaga dan memelihara keamanan dari gangguan dan ancaman. Kita akan lakukan koordinasi dan melaporkan kepada pihak berwenang jika mendengar atau melihat tindakan berbau terorisme, radikalisme, dan separatisme,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan memberikan apresiasi terhadap komitmen Forum Ormas Jabar yang menolak semua bentuk terorisme, radikalisme, dan separtisme. Komitmen itu sejalan dengan misi Pemprov Jabar yang ingin mewujudkan sebagai provinsi teraman di Indonesia.
“Saya apresiasi dengan apa yang dilakukan Forum Ormas hari ini. Komitmen ini sebagai perwujudan kepedulian elemen masyarakat terhadap daerahnya sendiri. Insya Allah dengan tekad bersama, kita akan wujudkan Jabar sebagai provinsi paling aman dan damai di Indonesia,” kata Heryawan.(inilah.com)
3/16/2012
Oleh: Cahyadi Takariawan
"Salah satu penyakit yang berbahaya dalam pergerakan dakwah adalah Miopi Dakwah. Penyakit ini dapat menyebabkan gerakan dakwah kehilangan arah, karena hanya disibukkan oleh hal-hal yang bersifat praktis dan kekinian. Aktivis dakwah sangat sibuk, menyita seluruh waktu dan perhatian, namun seluruhnya hanya terkait dengan menjawab persoalan dan target sesaat, karena tidak mampu melihat jarak jauh."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menurut Wikipedia, miopi (dari bahasa Yunani : myopia, penglihatan-dekat) atau rabun jauh adalah sebuah kerusakan refraktif mata dimana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Penyakit ini menyebabkan seseorang hanya mampu melihat obyek dalam jarak dekat, dan tidak dapat melihat dalam jarak jauh.
Penyebab miopi dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor lingkungan. Faktor herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual. Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan penglihatannya, seperti seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau televisi, atau seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan melihat obyek dekat tanpa istirahat.
Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan oleh kesulitan mata untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk ke dalam mata tidak difokuskan dengan baik.
Dapat juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan pulih setelah mata diistirahatkan.
Miopi bisa disembuhkan dengan beberapa model terapi. Pemakaian lensa kontak kacamata dengan lensa sferis negatif merupakan pilihan utama untuk mengembalikan penglihatan. Beberapa tindakan bedah juga dapat dilakukan seperti photorefractive keratectomy (PRK) atau laser assisted in-situ keratomileusis (LASIK). Dapat juga dilakukan orthokeratologi atau terapi penglihatan (vision therapy).
Miopi Dakwah
Salah satu penyakit yang berbahaya dalam pergerakan dakwah adalah Miopi Dakwah. Penyakit ini dapat menyebabkan gerakan dakwah kehilangan arah, karena hanya disibukkan oleh hal-hal yang bersifat praktis dan kekinian. Aktivis dakwah sangat sibuk, menyita seluruh waktu dan perhatian, namun seluruhnya hanya terkait dengan menjawab persoalan dan target sesaat, karena tidak mampu melihat jarak jauh.
Angka-angka, hitungan bilangan, posisi dan kedudukan, memang penting dan diperlukan dalam perjalanan dakwah. Seperti misalnya menetapkan target peningkatan jumlah kader, “bertambahnya satu juta kader pada tahun 2012”. Atau menetapkan target politik, “menjadi tiga besar pemenang Pemilu nasional”. Atau menetapkan target dalam Pilkada, “memenangkan Pilkada provinsi”. Semua target itu penting, dan harus diusahakan dengan sekuat kemampuan untuk mencapainya.
Ada pula yang hanya bercorak lima tahunan, sesuai ritme dan ritual demokrasi. Mereka hanya berbicara apa target 2014, menghitung hari menuju rivalitas politik di tahun 2014, menghitung resources yang diperlukan untuk memenangkan pertempuran politik di 2014. Tentu saja ini sebuah keharusan untuk menang, namun tidak boleh terjebak hanya berhitung pada waktu yang sangat pendek, 2014 saja. Seakan itu adalah segalanya, tanpa melihat ada hal yang di balik angka dan target kemenangan politik tersebut.
Jangan sampai gerakan dakwah hanya berhenti pada pencapaian target-target bilangan dan posisi “sesaat” tersebut. Karena ada hal yang sangat penting, untuk apa satu juta kader baru tersebut ? Akan diarahkan kemana potensi mereka ? Bagaimana pula dengan penataan kader-kader lama? Bagaimana mengoptimalkan potensi kader yang sangat beragam jenis dan kondisinya?
Menjadi pemenang Pemilu dan Pilkada tentu sangat penting, namun ada hal yang sangat penting, bagaimana mengelola kemenangan Pemilu? Bagaimana mengelola kemenangan Pilkada? Apa korelasi kemenangan Pemilu dengan penguatan dakwah? Apa korelasi kemenangan Pilkada dengan pengokohan kader dan struktur dakwah? Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang harus dijawab, setelah target-target angka dan kedudukan tersebut tercapai.
Gejala Miopi Dakwah
Ketika saya menulis tentang bahaya miopi dakwah ini, bukan berarti bahwa kita sudah terkena atau terjangkiti. Ini adalah sebuah peringatan dini dan sebuah upaya menjaga orisinalitas dakwah yang sangat kita cintai, agar tidak terjatuh ke dalam penyakit miopi yang bisa menghancurkan dakwah. Jadi, ini lebih merupakan sebuah tindakan pencegahan sebelum terjadinya hal yang tidk diinginkan.
Para pemimpin gerakan dakwah dan para aktivis harus mewaspadai berjangkitnya penyakit miopi dalam menjalankan agenda dakwah. Di antara gejala Miopi Dakwah adalah:
1. Kehilangan Visi
Visi (vision) merupakan ungkapan yang menyatakan cita-cita atau impian (want to be) yang ingin dicapai di masa depan. Visi memberikan pernyataan tentang tujuan akhir dari perjalanan kehidupan pribadi atau organisasi. Visi adalah pernyataan luhur tentang cita-cita yang hendak dicapai. Bisa dalam bentuk visi pribadi, visi keluarga, visi organisasi, bahkan visi negara. Visi menjadi penunjuk arah yang pasti, ke mana langkah mesti diarahkan. Visi menjadi pemandu perjalanan dalam kehidupan pribadi, keluarga, organisasi dan negara.
Maka, gerakan dakwah harus memiliki visi yang jelas dalam sepanjang perjalanannya. Semakin jelas dan kuat visi yang dimiliki gerakan dakwah, akan semakin jelas dan kuat pula pilihan jalan yang harus dilalui. Semakin jelas pula gerakan dakwah memandang dan mendefinisikan penyimpangan yang terjadi. Semakin lemah visi, semakin kabur pula pandangan tentang tujuan, sehingga memudahkan terjatuh ke dalam penyimpangan.
Organisasi yang tidak memiliki visi, atau kehilangan visi, akan membuat perjalanannya mengalir begitu saja, terbang bersama angin yang berhembus. Menuju apapun, dimanapun, entah namanya apapun. Lalu kapan dakwah akan sampai tujuan, sementara tidak pernah mendefinisikan tujuan akhir ? Gerakan dakwah melakukan pemborosan potensi, karena kegiatan yang dilakukan tidak mengarah kepada suatu visi yang jelas.
Dalam pergerakan dakwah, pada awalnya visi telah ditetapkan dengan sangat kuat. Namun saat berada dalam perjalanan, bertemulah dengan berbagai macam jenis godaan. Tidak seluruh godaan itu pahit, bahkan sebagian dari godaan itu bercorak sangat menarik. Jika gerakan dakwah tergoda untuk mengejar target-target sesaat semata, akan menyebabkan pelemahan visi, bahkan dalam jangka waktu lama, bisa terjatuh ke dalam kehilangan visi.
Begitu terjadi pelemahan visi, maka semua pandangan dan perhatian hanya akan terfokus menatap jarak dekat. Gerakan dakwah jatuh dalam penyakit rabun jauh yang sangat membahayakan. Seluruh aktivitas yang dilakukan, terlepas dari bingkai visi yang telah dicanangkan dari awal. Miopi bisa menghinggapi gerakan dakwah, sehingga tidak mampu menatap visi yang sesungguhnya sudah ditetapkan dengan jelas.
2. Tidak Memiliki Rencana Strategis (Renstra)
Rencana Strategis (Renstra) dibuat oleh organisasi dan lembaga untuk menyongsong visi masa depan seperti yang dicita-citakan. Ada profil ideal yang jelas, kondisi seperti apa yang ingin diwujudkan duapuluh tahun ke depan, atau limapuluh tahun ke depan, atau bahkan seratus tahun ke depan. Dari profil ideal tersebut, pergerakan dakwah kemudian menterjemahkan ke dalam sejumlah rencana strategis jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
Ada sangat banyak metodologi untuk membuat dan menetapkan renstra. Ilmu manajemen organisasi sudah sangat berkembang, sehingga banyak pilihan teori dan metodologi pembuatan renstra. Tentu saja semua pilihan itu bersifat ijtihad yang perlu diuji kesahihannya di lapangan, dan tidak ada satupun yang terbebas dari kekurangan. Namun, menggunakan sebuah metodologi tertentu akan memudahkan gerakan dakwah membuat, menetapkan, mengimplementasikan serta mengevaluasi renstra.
Mungkin bagi sebagian kalangan aktivis, membuat renstra itu pekerjaan “berat” yang tidak menyenangkan. Karena harus mengumpulkan berbagai data, harus “melukis” gambaran ideal masa depan, pada kurun waktu duapuluh tahun ke atas. Beberapa kalangan aktivis bahkan menganggap renstra sebagai momok yang harus dihindari, karena membuat kepala pusing saat membuat. Gejala ini menandakan miopi sudah menghinggapi mereka, karena terlalu lama menatap obyek dekat yang memikat.
Saya sangat miris melihat gerakan dakwah yang berjalan tanpa renstra. Karena jika berjalan tanpa renstra, pasti hanya melaksanakan agenda-agenda rutin yang menjebak, dan melaksanakan rencana sesaat sebagai reaksi atas situasi dan kondisi sekitar. Untuk sekedar menang pada tahun 2014 memang tidak memerlukan renstra, karena program yang bercorak praktis saja bisa membuahkan kemenangan. Namun kemenangan dakwah bukan hanya tahunan, yang diinginkan adalah tertanamnya nilai kebaikan secara kokoh pada berbagai sisi kehidupan.
3. Tidak Memiliki Program Jangka Panjang
Visi dakwah direalisasikan dengan pembuatan rencana strategis, sedangkan renstra diwujudkan secara lebih membumi dalam bentuk Program Jangka Panjang (PJP). Jika sudah kehilangan visi, menyebabkan gerakan dakwah gagal menyusun renstra, dan akhirnya tidak memiliki PJP. Ini adalah konsekuensi logis yang sambung menyambung, karena PJP diturunkan dari renstra dan renstra diturunkan dari visi.
Merekrut kader dalam jangka waktu tertentu dan jumlah tertentu adalah program jangka pendek. Memenangkan Pemilu 2014 adalah program jangka pendek. Memenangkan pilkada adalah program jangka pendek. Karena terbatas oleh waktu yang sangat pendek, dan sering memaksa mengeluarkan resources yang luar biasa besarnya.
Di antara program jangka panjang adalah pendidikan dan pembinaan kader sesuai potensi yang dimilikinya, serta menyiapkan lahan aktivitas bagi para kader sesuai dengan kepentingan dakwah dalam jangka panjang. Mengelola negara memerlukan banyak potensi, keahlian, dan harus menyiapkan sejumlah persyaratan formal sesuai ketentuan. Untuk sukses mengelola negara dan pemerintahan, tidak cukup dicapai dengan memenangkan pemilu dan pilkada.
Kadang program jangka panjang ini kurang menarik dan dianggap kurang menantang. Lebih menarik dan lebih menantang sesuatu yang jelas di depan mata, seperti pertempuran politik dalam pemilu dan pilkada. Adapun penyiapan berbagai potensi untuk menyongsong kemenangan jangka panjang, dianggap sebagai sesuatu yang “ngawang-awang” atau utopis. Minimalnya dianggap sebagai “bisa ditunda” dan berkategori “tidak mendesak”, dengan alasan “kita berjamaah masih lama”.
4. Gerakan Dakwah Menyempit pada Satu Sektor
Salah satu gejala miopi adalah menyempitnya perhatian gerakan dakwah kepada satu sektor saja dengan mengabaikan sektor lainnya. Sebagai contoh gerakan dakwah disempitkan hanya pada sektor tarbiyah atau pembinaan saja, seakan-akan dakwah hanya mengurus pembinaan sumber daya manusia. Seakan-akan dakwah hanya urusan mengaji dan membina diri menjadi pribadi salih. Padahal dakwah itu adalah upaya menebarkan nilai-nilai kebajikan dalam seluruh sisi dan dimensi kehidupan, bukan hanya pribadi, tapi juga keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Bukan hanya individu, namun juga sistem.
Contoh lainnya, gerakan dakwah diseret mengikuti ritme politik praktis, sehingga menyempitkan pandangan hanya pada urusan politik saja. Seakan-akan harus menang mutlak sekarang, harus menguasai kemenangan pilkada di berbagai propinsi, kabupaten dan kota sekarang, harus unggul dalam pemilihan umum legislatif sekarang, dan seterusnya. Seakan-akan kalau tidak menang dalam rivalitas politik sekarang, dakwah akan hancur selama-lamanya. Inilah gejala miopi dakwah yang membahayakan, karena hanya mengurus politik saja dengan mengabaikan sisi-sisi strategis lainnya.
Jika gerakan dakwah menyempit hanya fokus pada satu sisi saja, berarti telah melawan fitrah dakwah yang bersifat utuh menyeluruh. Doktrin pemahaman dakwah yang dibangun selama ini bisa runtuh, karena dakwah tidak menyentuh seluruh sisi kehidupan, namun hanya satu sisi saja dengan meninggalkan lainnya.
5. Mengabaikan Aset Masa Depan Gerakan
Jika gerakan dakwah hanya fokus kepada satu sisi saja, berdampak mengabaikan banyak aset masa depan. Kader-kader dakwah yang tersebar di berbagai wilayah dan pelosok-pelosok daerah, memiliki potensi yang sangat beragam. Mereka adalah aset masa depan pergerakan yang tidak ternilai harganya. Kesetiaan, pengorbanan, perjuangan yang telah mereka lakukan setiap hari setiap saat, sungguh tidak dapat dinilai dengan materi.
Sebagai contoh, jika dakwah hanya fokus pada sisi tarbiyah, maka sekian banyak potensi akan termubadzirkan karena tidak memiliki saluran berkegiatan. Hanya para ustadz dan para kader yang berlatar belakang pendidikan serta pembinaan akan terserap dalam program-program tarbiyah, sementara kader yang memiliki potensi ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya akan terabaikan.
Demikian pula jika dakwah menyempit hanya fokus mengurus politik, akan menyebabkan sekian banyak kader yang tidak memiliki minat dan peluang politik menjadi terbengkelai. Mereka terdiri dari kader yang berpotensi dan berdedikasi tinggi, namun tidak bisa terlibat dalam kancah politik praktis dengan berbagai alasan. Akhirnya mereka menjadi “pengangguran” di jalan dakwah, karena potensinya tidak tersalurkan. Padahal merekalah yang sangat diperlukan dalam menyusun kemenangan dakwah.
Langkah Terapi
Sebagaimana miopi pada umumnya, miopi dakwah juga bisa disembuhkan dengan serangkaian terapi. Yang paling sederhana adalah pemakaian “lensa sferis negatif” untuk mengembalikan penglihatan jarak jauh. Tindakan “bedah mata” juga dapat dilakukan seperti model photorefractive keratectomy (PRK) atau laser assisted in-situ keratomileusis (LASIK). Dapat juga dilakukan orthokeratologi atau terapi penglihatan (vision therapy).
Dalam konteks miopi dakwah diperlukan langkah terapi yang menyeluruh. Bukan sekedar menggunakan lensa sferis negatif atau bedah mata dan terapi penglihatan. Miopi dakwah tidak sekedar urusan mata fisik, namun mata hati, bashirah dan ruhaniyah. Dengan demikian terapinya pun memerlukan sentuhan yang menyeluruh, baik secara ruhiyah, fikriyah maupun idariyah (manajemen).
Kita mulai dari pembersihan jiwa yang kontinyu. Aktivis dakwah tidak boleh terbelenggu oleh motivasi duniawi, karena itu yang mengotori hati. Bersihkan jiwa dengan kemurnian penghambaan kepada Allah. Kemudian mencerahkan pemikiran, menajamkan konsep pergerakan. Kita bergerak berdasarkan visi yang jelas, dipandu oleh rencana strategis yang jelas, dan mengemban program jangka panjang yang jelas. Ditindaklanjuti dengan perbaikan manajerial, agar mampu mengoptimalkan semua potensi kader dengan penataan yang serasi dan seimbang.
Semoga Allah membimbing langkah dakwah kita, dan menjauhkan kita dari miopi dakwah. Amin.
Mewaspadai Penyakit Miopi dalam Pergerakan Dakwah
16/03/12
Oleh: Cahyadi Takariawan
"Salah satu penyakit yang berbahaya dalam pergerakan dakwah adalah Miopi Dakwah. Penyakit ini dapat menyebabkan gerakan dakwah kehilangan arah, karena hanya disibukkan oleh hal-hal yang bersifat praktis dan kekinian. Aktivis dakwah sangat sibuk, menyita seluruh waktu dan perhatian, namun seluruhnya hanya terkait dengan menjawab persoalan dan target sesaat, karena tidak mampu melihat jarak jauh."
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Menurut Wikipedia, miopi (dari bahasa Yunani : myopia, penglihatan-dekat) atau rabun jauh adalah sebuah kerusakan refraktif mata dimana citra yang dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Penyakit ini menyebabkan seseorang hanya mampu melihat obyek dalam jarak dekat, dan tidak dapat melihat dalam jarak jauh.
Penyebab miopi dapat bersifat keturunan (herediter), ketegangan visual atau faktor lingkungan. Faktor herediter pada miopi pengaruhnya lebih kecil dari faktor ketegangan visual. Terjadinya miopi lebih dipengaruhi oleh bagaimana seseorang menggunakan penglihatannya, seperti seseorang yang lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer atau televisi, atau seseorang yang menghabiskan banyak waktunya dengan melihat obyek dekat tanpa istirahat.
Faktor lingkungan juga dapat memengaruhi misalnya pada rabun malam yang disebabkan oleh kesulitan mata untuk memfokuskan cahaya dan membesarnya pupil, keduanya karena kurangnya cahaya, menyebabkan cahaya yang masuk ke dalam mata tidak difokuskan dengan baik.
Dapat juga terjadi keadaan pseudo-miopi atau miopi palsu disebabkan ketegangan mata karena melakukan kerja jarak dekat dalam waktu yang lama. Penglihatan mata akan pulih setelah mata diistirahatkan.
Miopi bisa disembuhkan dengan beberapa model terapi. Pemakaian lensa kontak kacamata dengan lensa sferis negatif merupakan pilihan utama untuk mengembalikan penglihatan. Beberapa tindakan bedah juga dapat dilakukan seperti photorefractive keratectomy (PRK) atau laser assisted in-situ keratomileusis (LASIK). Dapat juga dilakukan orthokeratologi atau terapi penglihatan (vision therapy).
Miopi Dakwah
Salah satu penyakit yang berbahaya dalam pergerakan dakwah adalah Miopi Dakwah. Penyakit ini dapat menyebabkan gerakan dakwah kehilangan arah, karena hanya disibukkan oleh hal-hal yang bersifat praktis dan kekinian. Aktivis dakwah sangat sibuk, menyita seluruh waktu dan perhatian, namun seluruhnya hanya terkait dengan menjawab persoalan dan target sesaat, karena tidak mampu melihat jarak jauh.
Angka-angka, hitungan bilangan, posisi dan kedudukan, memang penting dan diperlukan dalam perjalanan dakwah. Seperti misalnya menetapkan target peningkatan jumlah kader, “bertambahnya satu juta kader pada tahun 2012”. Atau menetapkan target politik, “menjadi tiga besar pemenang Pemilu nasional”. Atau menetapkan target dalam Pilkada, “memenangkan Pilkada provinsi”. Semua target itu penting, dan harus diusahakan dengan sekuat kemampuan untuk mencapainya.
Ada pula yang hanya bercorak lima tahunan, sesuai ritme dan ritual demokrasi. Mereka hanya berbicara apa target 2014, menghitung hari menuju rivalitas politik di tahun 2014, menghitung resources yang diperlukan untuk memenangkan pertempuran politik di 2014. Tentu saja ini sebuah keharusan untuk menang, namun tidak boleh terjebak hanya berhitung pada waktu yang sangat pendek, 2014 saja. Seakan itu adalah segalanya, tanpa melihat ada hal yang di balik angka dan target kemenangan politik tersebut.
Jangan sampai gerakan dakwah hanya berhenti pada pencapaian target-target bilangan dan posisi “sesaat” tersebut. Karena ada hal yang sangat penting, untuk apa satu juta kader baru tersebut ? Akan diarahkan kemana potensi mereka ? Bagaimana pula dengan penataan kader-kader lama? Bagaimana mengoptimalkan potensi kader yang sangat beragam jenis dan kondisinya?
Menjadi pemenang Pemilu dan Pilkada tentu sangat penting, namun ada hal yang sangat penting, bagaimana mengelola kemenangan Pemilu? Bagaimana mengelola kemenangan Pilkada? Apa korelasi kemenangan Pemilu dengan penguatan dakwah? Apa korelasi kemenangan Pilkada dengan pengokohan kader dan struktur dakwah? Dan masih banyak pertanyaan lainnya yang harus dijawab, setelah target-target angka dan kedudukan tersebut tercapai.
Gejala Miopi Dakwah
Ketika saya menulis tentang bahaya miopi dakwah ini, bukan berarti bahwa kita sudah terkena atau terjangkiti. Ini adalah sebuah peringatan dini dan sebuah upaya menjaga orisinalitas dakwah yang sangat kita cintai, agar tidak terjatuh ke dalam penyakit miopi yang bisa menghancurkan dakwah. Jadi, ini lebih merupakan sebuah tindakan pencegahan sebelum terjadinya hal yang tidk diinginkan.
Para pemimpin gerakan dakwah dan para aktivis harus mewaspadai berjangkitnya penyakit miopi dalam menjalankan agenda dakwah. Di antara gejala Miopi Dakwah adalah:
1. Kehilangan Visi
Visi (vision) merupakan ungkapan yang menyatakan cita-cita atau impian (want to be) yang ingin dicapai di masa depan. Visi memberikan pernyataan tentang tujuan akhir dari perjalanan kehidupan pribadi atau organisasi. Visi adalah pernyataan luhur tentang cita-cita yang hendak dicapai. Bisa dalam bentuk visi pribadi, visi keluarga, visi organisasi, bahkan visi negara. Visi menjadi penunjuk arah yang pasti, ke mana langkah mesti diarahkan. Visi menjadi pemandu perjalanan dalam kehidupan pribadi, keluarga, organisasi dan negara.
Maka, gerakan dakwah harus memiliki visi yang jelas dalam sepanjang perjalanannya. Semakin jelas dan kuat visi yang dimiliki gerakan dakwah, akan semakin jelas dan kuat pula pilihan jalan yang harus dilalui. Semakin jelas pula gerakan dakwah memandang dan mendefinisikan penyimpangan yang terjadi. Semakin lemah visi, semakin kabur pula pandangan tentang tujuan, sehingga memudahkan terjatuh ke dalam penyimpangan.
Organisasi yang tidak memiliki visi, atau kehilangan visi, akan membuat perjalanannya mengalir begitu saja, terbang bersama angin yang berhembus. Menuju apapun, dimanapun, entah namanya apapun. Lalu kapan dakwah akan sampai tujuan, sementara tidak pernah mendefinisikan tujuan akhir ? Gerakan dakwah melakukan pemborosan potensi, karena kegiatan yang dilakukan tidak mengarah kepada suatu visi yang jelas.
Dalam pergerakan dakwah, pada awalnya visi telah ditetapkan dengan sangat kuat. Namun saat berada dalam perjalanan, bertemulah dengan berbagai macam jenis godaan. Tidak seluruh godaan itu pahit, bahkan sebagian dari godaan itu bercorak sangat menarik. Jika gerakan dakwah tergoda untuk mengejar target-target sesaat semata, akan menyebabkan pelemahan visi, bahkan dalam jangka waktu lama, bisa terjatuh ke dalam kehilangan visi.
Begitu terjadi pelemahan visi, maka semua pandangan dan perhatian hanya akan terfokus menatap jarak dekat. Gerakan dakwah jatuh dalam penyakit rabun jauh yang sangat membahayakan. Seluruh aktivitas yang dilakukan, terlepas dari bingkai visi yang telah dicanangkan dari awal. Miopi bisa menghinggapi gerakan dakwah, sehingga tidak mampu menatap visi yang sesungguhnya sudah ditetapkan dengan jelas.
2. Tidak Memiliki Rencana Strategis (Renstra)
Rencana Strategis (Renstra) dibuat oleh organisasi dan lembaga untuk menyongsong visi masa depan seperti yang dicita-citakan. Ada profil ideal yang jelas, kondisi seperti apa yang ingin diwujudkan duapuluh tahun ke depan, atau limapuluh tahun ke depan, atau bahkan seratus tahun ke depan. Dari profil ideal tersebut, pergerakan dakwah kemudian menterjemahkan ke dalam sejumlah rencana strategis jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek.
Ada sangat banyak metodologi untuk membuat dan menetapkan renstra. Ilmu manajemen organisasi sudah sangat berkembang, sehingga banyak pilihan teori dan metodologi pembuatan renstra. Tentu saja semua pilihan itu bersifat ijtihad yang perlu diuji kesahihannya di lapangan, dan tidak ada satupun yang terbebas dari kekurangan. Namun, menggunakan sebuah metodologi tertentu akan memudahkan gerakan dakwah membuat, menetapkan, mengimplementasikan serta mengevaluasi renstra.
Mungkin bagi sebagian kalangan aktivis, membuat renstra itu pekerjaan “berat” yang tidak menyenangkan. Karena harus mengumpulkan berbagai data, harus “melukis” gambaran ideal masa depan, pada kurun waktu duapuluh tahun ke atas. Beberapa kalangan aktivis bahkan menganggap renstra sebagai momok yang harus dihindari, karena membuat kepala pusing saat membuat. Gejala ini menandakan miopi sudah menghinggapi mereka, karena terlalu lama menatap obyek dekat yang memikat.
Saya sangat miris melihat gerakan dakwah yang berjalan tanpa renstra. Karena jika berjalan tanpa renstra, pasti hanya melaksanakan agenda-agenda rutin yang menjebak, dan melaksanakan rencana sesaat sebagai reaksi atas situasi dan kondisi sekitar. Untuk sekedar menang pada tahun 2014 memang tidak memerlukan renstra, karena program yang bercorak praktis saja bisa membuahkan kemenangan. Namun kemenangan dakwah bukan hanya tahunan, yang diinginkan adalah tertanamnya nilai kebaikan secara kokoh pada berbagai sisi kehidupan.
3. Tidak Memiliki Program Jangka Panjang
Visi dakwah direalisasikan dengan pembuatan rencana strategis, sedangkan renstra diwujudkan secara lebih membumi dalam bentuk Program Jangka Panjang (PJP). Jika sudah kehilangan visi, menyebabkan gerakan dakwah gagal menyusun renstra, dan akhirnya tidak memiliki PJP. Ini adalah konsekuensi logis yang sambung menyambung, karena PJP diturunkan dari renstra dan renstra diturunkan dari visi.
Merekrut kader dalam jangka waktu tertentu dan jumlah tertentu adalah program jangka pendek. Memenangkan Pemilu 2014 adalah program jangka pendek. Memenangkan pilkada adalah program jangka pendek. Karena terbatas oleh waktu yang sangat pendek, dan sering memaksa mengeluarkan resources yang luar biasa besarnya.
Di antara program jangka panjang adalah pendidikan dan pembinaan kader sesuai potensi yang dimilikinya, serta menyiapkan lahan aktivitas bagi para kader sesuai dengan kepentingan dakwah dalam jangka panjang. Mengelola negara memerlukan banyak potensi, keahlian, dan harus menyiapkan sejumlah persyaratan formal sesuai ketentuan. Untuk sukses mengelola negara dan pemerintahan, tidak cukup dicapai dengan memenangkan pemilu dan pilkada.
Kadang program jangka panjang ini kurang menarik dan dianggap kurang menantang. Lebih menarik dan lebih menantang sesuatu yang jelas di depan mata, seperti pertempuran politik dalam pemilu dan pilkada. Adapun penyiapan berbagai potensi untuk menyongsong kemenangan jangka panjang, dianggap sebagai sesuatu yang “ngawang-awang” atau utopis. Minimalnya dianggap sebagai “bisa ditunda” dan berkategori “tidak mendesak”, dengan alasan “kita berjamaah masih lama”.
4. Gerakan Dakwah Menyempit pada Satu Sektor
Salah satu gejala miopi adalah menyempitnya perhatian gerakan dakwah kepada satu sektor saja dengan mengabaikan sektor lainnya. Sebagai contoh gerakan dakwah disempitkan hanya pada sektor tarbiyah atau pembinaan saja, seakan-akan dakwah hanya mengurus pembinaan sumber daya manusia. Seakan-akan dakwah hanya urusan mengaji dan membina diri menjadi pribadi salih. Padahal dakwah itu adalah upaya menebarkan nilai-nilai kebajikan dalam seluruh sisi dan dimensi kehidupan, bukan hanya pribadi, tapi juga keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Bukan hanya individu, namun juga sistem.
Contoh lainnya, gerakan dakwah diseret mengikuti ritme politik praktis, sehingga menyempitkan pandangan hanya pada urusan politik saja. Seakan-akan harus menang mutlak sekarang, harus menguasai kemenangan pilkada di berbagai propinsi, kabupaten dan kota sekarang, harus unggul dalam pemilihan umum legislatif sekarang, dan seterusnya. Seakan-akan kalau tidak menang dalam rivalitas politik sekarang, dakwah akan hancur selama-lamanya. Inilah gejala miopi dakwah yang membahayakan, karena hanya mengurus politik saja dengan mengabaikan sisi-sisi strategis lainnya.
Jika gerakan dakwah menyempit hanya fokus pada satu sisi saja, berarti telah melawan fitrah dakwah yang bersifat utuh menyeluruh. Doktrin pemahaman dakwah yang dibangun selama ini bisa runtuh, karena dakwah tidak menyentuh seluruh sisi kehidupan, namun hanya satu sisi saja dengan meninggalkan lainnya.
5. Mengabaikan Aset Masa Depan Gerakan
Jika gerakan dakwah hanya fokus kepada satu sisi saja, berdampak mengabaikan banyak aset masa depan. Kader-kader dakwah yang tersebar di berbagai wilayah dan pelosok-pelosok daerah, memiliki potensi yang sangat beragam. Mereka adalah aset masa depan pergerakan yang tidak ternilai harganya. Kesetiaan, pengorbanan, perjuangan yang telah mereka lakukan setiap hari setiap saat, sungguh tidak dapat dinilai dengan materi.
Sebagai contoh, jika dakwah hanya fokus pada sisi tarbiyah, maka sekian banyak potensi akan termubadzirkan karena tidak memiliki saluran berkegiatan. Hanya para ustadz dan para kader yang berlatar belakang pendidikan serta pembinaan akan terserap dalam program-program tarbiyah, sementara kader yang memiliki potensi ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya akan terabaikan.
Demikian pula jika dakwah menyempit hanya fokus mengurus politik, akan menyebabkan sekian banyak kader yang tidak memiliki minat dan peluang politik menjadi terbengkelai. Mereka terdiri dari kader yang berpotensi dan berdedikasi tinggi, namun tidak bisa terlibat dalam kancah politik praktis dengan berbagai alasan. Akhirnya mereka menjadi “pengangguran” di jalan dakwah, karena potensinya tidak tersalurkan. Padahal merekalah yang sangat diperlukan dalam menyusun kemenangan dakwah.
Langkah Terapi
Sebagaimana miopi pada umumnya, miopi dakwah juga bisa disembuhkan dengan serangkaian terapi. Yang paling sederhana adalah pemakaian “lensa sferis negatif” untuk mengembalikan penglihatan jarak jauh. Tindakan “bedah mata” juga dapat dilakukan seperti model photorefractive keratectomy (PRK) atau laser assisted in-situ keratomileusis (LASIK). Dapat juga dilakukan orthokeratologi atau terapi penglihatan (vision therapy).
Dalam konteks miopi dakwah diperlukan langkah terapi yang menyeluruh. Bukan sekedar menggunakan lensa sferis negatif atau bedah mata dan terapi penglihatan. Miopi dakwah tidak sekedar urusan mata fisik, namun mata hati, bashirah dan ruhaniyah. Dengan demikian terapinya pun memerlukan sentuhan yang menyeluruh, baik secara ruhiyah, fikriyah maupun idariyah (manajemen).
Kita mulai dari pembersihan jiwa yang kontinyu. Aktivis dakwah tidak boleh terbelenggu oleh motivasi duniawi, karena itu yang mengotori hati. Bersihkan jiwa dengan kemurnian penghambaan kepada Allah. Kemudian mencerahkan pemikiran, menajamkan konsep pergerakan. Kita bergerak berdasarkan visi yang jelas, dipandu oleh rencana strategis yang jelas, dan mengemban program jangka panjang yang jelas. Ditindaklanjuti dengan perbaikan manajerial, agar mampu mengoptimalkan semua potensi kader dengan penataan yang serasi dan seimbang.
Semoga Allah membimbing langkah dakwah kita, dan menjauhkan kita dari miopi dakwah. Amin.
3/16/2012
Salim A. Fillah
Muwajih Nasional DPP PKS
Pembina Majelis Jejak Nabi Masjid Jogokariyan Jogja
1.Di antara ucapan paling menakjubkan ialah kata-kata seekor #semut ketika bala tentara Sulaiman yang agung merambah negerinya.
2.Bala tentara jin, insan, burung, & hewan tertata rapi dalam barisan {QS 27: 17}, lalu ayat ke-18 mengabadikan ucap si #semut.
3."Wahai para #semut; masuklah ke dalam rumah tinggal kalian; agar Sulaiman & pasukannya tak menginjak kalian sedang mereka tak menyadari."
4.Sungguh berlimpah pelajaran dari kata-kata sang #semut ini. Pertama; ucapan indah ini ditujukan untuk menyelamatkan kaumnya.
5.Ucapan yang bertujuan menyelamatkan kehidupan sangat mahal nilainya. Mari kita berlatih untuk bicara hal sedemikian.
6.Seorang muslim bicara hal yang baik; benar isinya, indah caranya, tepat waktunya, bermanfaat, & berpahala. Atau diam.
7.Atau setidaknya; selamatkan sesama dari gangguan tangan & lisan kita. Mari bicara mulia, menjaga jiwa, menyelamatkan hidup.
8.Pelajaran ke-2; Yang hendak diselamatkan #semut adalah sesama semut; yang andaipun mati, tiada kan mempertanggungjawabkan 'amal.
9.Kalimat #semut menyelamatkan semut ini dimuliakan Al Quran. Maka betapa lebih mulia lagi kalimat manusia tuk selamatkan manusia.
10.Sebab hidup #semut hanya soal hajat; sedang hidup manusia adalah soal amanah ibadah yang kan dipertanggungjawabkan dengan rinci.
11.Pelajaran ke-3; ucapan #semut ditujukan untuk menyelamatkan hidup kawan-kawannya di dunia. Ini mulia & Allah mengabadikannya.
12.Maka alangkah lebih mulia lagi tiap ucapan manusia yang ditujukan untuk menyelamatkan sesama di kehidupan akhiratnya.
13.Inilah dakwah; ucapan yang merayu-rayu sesama tuk ber-ihsan dalam 'amal & ber-ikhlas dalam hati; mengesakan Allah.
14.Pelajaran ke-4; #semut pemimpin itu mengatakan, "..Masuklah kalian ke dalam rumah tinggal (maskanah~>masakin) kalian.."
15.Berkata @dr_almuqbil; Hatta #semut-pun memiliki tempat berdiam & berlindung bagi yang dipimpinnya. Maka hendaklah demikian..
16...tiap insan berusaha agar mampu menyediakan tempat berteduh & bernaung bagi mereka yang ada dalam tanggungjawabnya.
17.Sebab bagi insan beriman; rumah bukan cuma tempat tinggal; ia juga tempat menyembah Allah, membina keluarga, & menanamkan tauhid.
18.Firman Allah; "Dan Kami wahyukan kepada Musa & saudaranya, 'Ambillah olehmu berdua beberapa rumah di Mesir untuk tempat tinggal..
19...bagi kaummu. Jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat & dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah..
20...orang-orang yang beriman." {QS 10: 87}. #Semut berlindung bagi hidup di bumi; insan mengguna rumahnya bagi hayat dunia-akhirat.
21.Pelajaran ke-5 dari ucapan #semut ialah prasangka baik. Simaklah kalimat, "..Agar Sulaiman & pasukannya tak menginjak kalian..
22...sedang MEREKA TAK MENYADARINYA" {QS 27: 18}. Alangkah mulia si #semut yang berprasangka baik bahwa jikapun mereka terinjak..
23...pastilah itu tanpa sengaja; sebab Sulaiman & bala tentaranya tak menyadari kehadiran para #semut di bawah kaki mereka.
24.Betapa jelita prasangka baik pada sesama hamba Allah; sebab buruk sangka pada saudara hakikatnya adalah menuduh diri sendiri.
25.Yakni; membayangkan bahwa seandainya kita berada di posisi beliau; kita akan melakukan hal buruk yang kita tuduhkan.
*https://twitter.com/#!/salimafillah
KulTwit @SalimAfillah : Ayat-Ayat #Semut
Salim A. Fillah
Muwajih Nasional DPP PKS
Pembina Majelis Jejak Nabi Masjid Jogokariyan Jogja
1.Di antara ucapan paling menakjubkan ialah kata-kata seekor #semut ketika bala tentara Sulaiman yang agung merambah negerinya.
2.Bala tentara jin, insan, burung, & hewan tertata rapi dalam barisan {QS 27: 17}, lalu ayat ke-18 mengabadikan ucap si #semut.
3."Wahai para #semut; masuklah ke dalam rumah tinggal kalian; agar Sulaiman & pasukannya tak menginjak kalian sedang mereka tak menyadari."
4.Sungguh berlimpah pelajaran dari kata-kata sang #semut ini. Pertama; ucapan indah ini ditujukan untuk menyelamatkan kaumnya.
5.Ucapan yang bertujuan menyelamatkan kehidupan sangat mahal nilainya. Mari kita berlatih untuk bicara hal sedemikian.
6.Seorang muslim bicara hal yang baik; benar isinya, indah caranya, tepat waktunya, bermanfaat, & berpahala. Atau diam.
7.Atau setidaknya; selamatkan sesama dari gangguan tangan & lisan kita. Mari bicara mulia, menjaga jiwa, menyelamatkan hidup.
8.Pelajaran ke-2; Yang hendak diselamatkan #semut adalah sesama semut; yang andaipun mati, tiada kan mempertanggungjawabkan 'amal.
9.Kalimat #semut menyelamatkan semut ini dimuliakan Al Quran. Maka betapa lebih mulia lagi kalimat manusia tuk selamatkan manusia.
10.Sebab hidup #semut hanya soal hajat; sedang hidup manusia adalah soal amanah ibadah yang kan dipertanggungjawabkan dengan rinci.
11.Pelajaran ke-3; ucapan #semut ditujukan untuk menyelamatkan hidup kawan-kawannya di dunia. Ini mulia & Allah mengabadikannya.
12.Maka alangkah lebih mulia lagi tiap ucapan manusia yang ditujukan untuk menyelamatkan sesama di kehidupan akhiratnya.
13.Inilah dakwah; ucapan yang merayu-rayu sesama tuk ber-ihsan dalam 'amal & ber-ikhlas dalam hati; mengesakan Allah.
14.Pelajaran ke-4; #semut pemimpin itu mengatakan, "..Masuklah kalian ke dalam rumah tinggal (maskanah~>masakin) kalian.."
15.Berkata @dr_almuqbil; Hatta #semut-pun memiliki tempat berdiam & berlindung bagi yang dipimpinnya. Maka hendaklah demikian..
16...tiap insan berusaha agar mampu menyediakan tempat berteduh & bernaung bagi mereka yang ada dalam tanggungjawabnya.
17.Sebab bagi insan beriman; rumah bukan cuma tempat tinggal; ia juga tempat menyembah Allah, membina keluarga, & menanamkan tauhid.
18.Firman Allah; "Dan Kami wahyukan kepada Musa & saudaranya, 'Ambillah olehmu berdua beberapa rumah di Mesir untuk tempat tinggal..
19...bagi kaummu. Jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat & dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah..
20...orang-orang yang beriman." {QS 10: 87}. #Semut berlindung bagi hidup di bumi; insan mengguna rumahnya bagi hayat dunia-akhirat.
21.Pelajaran ke-5 dari ucapan #semut ialah prasangka baik. Simaklah kalimat, "..Agar Sulaiman & pasukannya tak menginjak kalian..
22...sedang MEREKA TAK MENYADARINYA" {QS 27: 18}. Alangkah mulia si #semut yang berprasangka baik bahwa jikapun mereka terinjak..
23...pastilah itu tanpa sengaja; sebab Sulaiman & bala tentaranya tak menyadari kehadiran para #semut di bawah kaki mereka.
24.Betapa jelita prasangka baik pada sesama hamba Allah; sebab buruk sangka pada saudara hakikatnya adalah menuduh diri sendiri.
25.Yakni; membayangkan bahwa seandainya kita berada di posisi beliau; kita akan melakukan hal buruk yang kita tuduhkan.
*https://twitter.com/#!/salimafillah
3/16/2012
JAKARTA- Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M Sohibul Iman menyatakan apresiasinya terhadap pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah. Kebijakan pemerintah tersebut dinilainya sebagai efisiensi anggaran. "Kami mendukung upaya pemerintah untuk melakukan pemotongan anggaran dalam rangka efisiensi anggaran," kata Iman.
Namun, kata Iman, pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah ini jangan sampai menjadi penghambat bagi pertumbuhan industri. Target pertumbuhan industri sebesar 7 persen harus tercapai sepanjang tahun 2012.
"Industri dalam negeri harus selalu didukung oleh pemerintah, salah satunya dengan alokasi anggaran yang tepat," lanjut Iman. Iman juga menyambut baik upaya pemerintah untuk mempertahankan beberapa program pengembangan industri pengolahan rotan dan kakao di Sulawesi Barat, pembangunan tangki timbun minyak kelapa sawit di Kalimantan Timur dan kegiatan dekonsentrasi pengembangan IKM di 33 provinsi.
"Program pengembangan industri pengolahan rotan dan kakao harus didukung oleh anggaran yang memadai, sehingga produktivitasnya meningkat," kata Iman. Kementerian perindustrian telah menyusun anggaran perubahan yang berfokus mengurangi dampak negatif terhadap kinerja industri prioritas dan pelaksanaan tugas pokok kementerian.
"Inti dari pemotongan anggaran ini adalah efisiensi dan optimalisasi," pungkasnya. Anggaran pengeluaran belanja negara Kemenperin tahun 2012 sebesar Rp 2,548 triliun rencananya akan dikurangi Rp 168 miliar menjadi Rp 2,380 triliun. Rencana perubahan anggaran ini masih akan dibahas di badan anggaran bersama Kementerian Keuangan pekan depan. (http://www.indopos.co.id)
PKS Dukung Pemotongan dan Efisiensi Anggaran
JAKARTA- Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), M Sohibul Iman menyatakan apresiasinya terhadap pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah. Kebijakan pemerintah tersebut dinilainya sebagai efisiensi anggaran. "Kami mendukung upaya pemerintah untuk melakukan pemotongan anggaran dalam rangka efisiensi anggaran," kata Iman.
Namun, kata Iman, pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah ini jangan sampai menjadi penghambat bagi pertumbuhan industri. Target pertumbuhan industri sebesar 7 persen harus tercapai sepanjang tahun 2012.
"Industri dalam negeri harus selalu didukung oleh pemerintah, salah satunya dengan alokasi anggaran yang tepat," lanjut Iman. Iman juga menyambut baik upaya pemerintah untuk mempertahankan beberapa program pengembangan industri pengolahan rotan dan kakao di Sulawesi Barat, pembangunan tangki timbun minyak kelapa sawit di Kalimantan Timur dan kegiatan dekonsentrasi pengembangan IKM di 33 provinsi.
"Program pengembangan industri pengolahan rotan dan kakao harus didukung oleh anggaran yang memadai, sehingga produktivitasnya meningkat," kata Iman. Kementerian perindustrian telah menyusun anggaran perubahan yang berfokus mengurangi dampak negatif terhadap kinerja industri prioritas dan pelaksanaan tugas pokok kementerian.
"Inti dari pemotongan anggaran ini adalah efisiensi dan optimalisasi," pungkasnya. Anggaran pengeluaran belanja negara Kemenperin tahun 2012 sebesar Rp 2,548 triliun rencananya akan dikurangi Rp 168 miliar menjadi Rp 2,380 triliun. Rencana perubahan anggaran ini masih akan dibahas di badan anggaran bersama Kementerian Keuangan pekan depan. (http://www.indopos.co.id)
3/15/2012
Rencana pemerintah di tahun 2012 ini untuk menyatukan 3 zona waktu di indonesia,yakni WIB, WIT, & WITA menjadi GMT +8 atau menjadi waktu Indonesia bagian tengah. Penyatuan zona waktu ini didukung oleh beberapa pihak, diantaranya adalah mulai dari menteri Koordinator Perekonomian, menteri Keuangan, menteri Perhubungan, Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia (BI), dan bahkan Menteri Agama.
Ide penyatuan zona waktu ini merupakan ide dari Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Indonesia yang memiliki tiga zona waktu dinilai menghambat kenaikan produktivitas. Dengan penyatuan zona waktu diharapkan produktivitas ekonomi bisa meningkat.
Menurut wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyambut baik rencana pemerintah menyatukan tiga zona waktu menjadi GMT +8 tahun ini. Menurut Bambang, bandara dan pelabuhan laut siap melayani 24 jam sebagai penunjang bisnis. Namun, Bambang meminta pemerintah mensosialisasikan rencana penyatuan ini untuk menghindari kesimpangsiuran di masyarakat. Secara keseluruhan, Kementerian Perhubungan mendukung rencana penyatuan waktu ini untuk memperkuat jaringan Indonesia dengan negara-negara lain.
Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo, mengaku setuju jika penyatuan zona waktu dilakukan. Tapi menjadi dua zona waktu atau satu, ini harus dibicarakan lebih lanjut. Rencana penyatuan zona waktu mengemuka sejak akhir pekan lalu. Rencananya, pemerintah kemungkinan besar akan menyatukan seluruh waktu di Indonesia mengikuti waktu Wilayah Indonesia Tengah atau GMT+8.
Menurut Menteri Agama Suryadharma Ali, mengatakan ide penyatuan zona waktu bisa saja direalisasikan. Menurut dia, kalau ide itu direalisasikan, umat Islam mudah menyesuaikan sebab salat lima waktu patokannya matahari, bukan jarum jam. Suryadharma menjelaskan, patokan waktu salat adalah posisi matahari. Dia mengilustrasikan, saat ini, waktu subuh di Pulau Jawa sekitar pukul 05.00. Saat bersamaan, di Papua karena selisih dua jam, sudah pukul 07.00.
“Yang menjadi patokan tetap posisi matahari, waktu subuh itu saat fajar”. Jadi, “waktu shalat menyesuaikan waktu setempat.”
Menurut sobat blogger sendiri bagaimana dengan rencana pemerintah mengenai penyatuan zona waktu di Indonesia ini yang akan menyatukan 3 zona waktu menjadi GMT +8? Dan bagaimana dampak atau pengaruh yang akan terjadi jikalau penyatuan zona waktu ini memang di laksanakan?
Sumber:
slametux.blogdetik.com
http://nasional.vivanews.com
http://www.metrotvnews.com
http://www.republika.co.id
Penyatuan Zona waktu di Seluruh Indonesia menjadi GMT + 8
15/03/12
Rencana pemerintah di tahun 2012 ini untuk menyatukan 3 zona waktu di indonesia,yakni WIB, WIT, & WITA menjadi GMT +8 atau menjadi waktu Indonesia bagian tengah. Penyatuan zona waktu ini didukung oleh beberapa pihak, diantaranya adalah mulai dari menteri Koordinator Perekonomian, menteri Keuangan, menteri Perhubungan, Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia (BI), dan bahkan Menteri Agama.
Ide penyatuan zona waktu ini merupakan ide dari Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Indonesia yang memiliki tiga zona waktu dinilai menghambat kenaikan produktivitas. Dengan penyatuan zona waktu diharapkan produktivitas ekonomi bisa meningkat.
Menurut wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyambut baik rencana pemerintah menyatukan tiga zona waktu menjadi GMT +8 tahun ini. Menurut Bambang, bandara dan pelabuhan laut siap melayani 24 jam sebagai penunjang bisnis. Namun, Bambang meminta pemerintah mensosialisasikan rencana penyatuan ini untuk menghindari kesimpangsiuran di masyarakat. Secara keseluruhan, Kementerian Perhubungan mendukung rencana penyatuan waktu ini untuk memperkuat jaringan Indonesia dengan negara-negara lain.
Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo, mengaku setuju jika penyatuan zona waktu dilakukan. Tapi menjadi dua zona waktu atau satu, ini harus dibicarakan lebih lanjut. Rencana penyatuan zona waktu mengemuka sejak akhir pekan lalu. Rencananya, pemerintah kemungkinan besar akan menyatukan seluruh waktu di Indonesia mengikuti waktu Wilayah Indonesia Tengah atau GMT+8.
Menurut Menteri Agama Suryadharma Ali, mengatakan ide penyatuan zona waktu bisa saja direalisasikan. Menurut dia, kalau ide itu direalisasikan, umat Islam mudah menyesuaikan sebab salat lima waktu patokannya matahari, bukan jarum jam. Suryadharma menjelaskan, patokan waktu salat adalah posisi matahari. Dia mengilustrasikan, saat ini, waktu subuh di Pulau Jawa sekitar pukul 05.00. Saat bersamaan, di Papua karena selisih dua jam, sudah pukul 07.00.
“Yang menjadi patokan tetap posisi matahari, waktu subuh itu saat fajar”. Jadi, “waktu shalat menyesuaikan waktu setempat.”
Menurut sobat blogger sendiri bagaimana dengan rencana pemerintah mengenai penyatuan zona waktu di Indonesia ini yang akan menyatukan 3 zona waktu menjadi GMT +8? Dan bagaimana dampak atau pengaruh yang akan terjadi jikalau penyatuan zona waktu ini memang di laksanakan?
Sumber:
slametux.blogdetik.com
http://nasional.vivanews.com
http://www.metrotvnews.com
http://www.republika.co.id
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Terpopuler
-
Oleh: Suara Kebersamaan Cita cita kita begitu nyata Ingin Indonesia maju sejahtera Ingin sama berdiri di mata dunia Punya harga diri d...
-
Masyarakat Desa Pesayan dan Pilanjau, Kecamatan Sambaliung, Berau, meminta diperjuangkan listrik PLN dan air bersih saat anggota DPRD Kalt...
-
Oleh : Cahyadi Takariawan Siang tadi (Sabtu 3 Desember 2011), saya mengikuti acara Tatsqif Kader Dakwah di Markaz Dakwah Gambiran, Yogyaka...
-
SAMARINDA. Anggota Komisi I asal Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Gunawarman, mengatakan pemerintah provinsi perlu membentuk Satuan...
-
BANDUNG -- Delegasi dari Türkiye Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) atau Partai Keadilan dan Pembangunan Turki, dijamu makan malam oleh Guber...
-
JAKARTA -- Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengaku bersyukur masih ada anggota DPR berhati nurani yang berani mencegah 'pemerasan' (per...
-
Prof. Dr. Didik J. Rachbini Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pasangan DR. Hidayat Nur Wahid •#JihadTransportasiMassal kita hrs punya g...
-
SAMARINDA. Anggota Komisi IV DPRD Kaltim yang membidangi Kesra, Lelyanti Ilyas, meminta Pemkot Balikpapan memperhatikan warga Traktor 6, La...
-
Husnul Khatimah Umar, S.Psi Apakah anda pernah menemui anak yang gemar berbohong ? Sampai-sampai anda sulit membedakan yang mana fakta dan...
-
Meski sejak beberapa waktu lalu sejumlah parpol mulai melakukan penjaringan caleg yang dipersiapkan untuk Pemilu 2014 mendatang, namun DPW ...
DPW PKS KALTIM
Arsip Blog
-
▼
2012
(215)
-
▼
12/09 - 12/16
(9)
- Siapa Menyulut Api di Istana Ittihadiyah?
- Kisah Siti, Dina dan Umi : Reloaded
- Politisi PKS: Pidato SBY Bisa Bahayakan Pemberanta...
- Dikado Alquran oleh PKS, KPK: Ini Gratifikasi Tapi...
- PKS: Kami Siap di Dalam dan di Luar Kabinet
- Anis Matta : Inspirasi dari kisah Nabi Yusuf, Nabi...
- Dipimpin Hidayat Nurwahid F-PKS Datangi KPK Beri D...
- PKS: Ide Reshuffle Hanya Pengalihan Isu Maraknya K...
- AS dan Zionis Dibelakang Demo Anti Mursi? | Bocora...
- ► 12/02 - 12/09 (6)
- ► 11/25 - 12/02 (2)
- ► 11/18 - 11/25 (4)
- ► 05/20 - 05/27 (4)
- ► 05/06 - 05/13 (8)
- ► 04/29 - 05/06 (3)
- ► 04/22 - 04/29 (19)
- ► 04/15 - 04/22 (14)
- ► 04/08 - 04/15 (13)
- ► 04/01 - 04/08 (19)
- ► 03/25 - 04/01 (11)
- ► 03/18 - 03/25 (16)
- ► 03/11 - 03/18 (29)
- ► 03/04 - 03/11 (55)
- ► 02/26 - 03/04 (3)
-
▼
12/09 - 12/16
(9)
-
►
2011
(4)
- ► 07/24 - 07/31 (3)
- ► 07/17 - 07/24 (1)
Tahukah Kita
Renungan & Hikmah
Bidpuan DPC ULU
Dapur Bidpuan Samarinda Ulu
