NEWS UPDATE :

Sukses yang Bermutu

15/03/12


Oleh : Bang Sani

Menang adalah kata yang paling identik dengan sukses. Padahal kalau kita mau mengkaji lebih mendalam, tidak setiap kemenangan adalah kesuksesan. Dan tidak setiap kekalahan adalah kegagalan. Kenapa kemudian setiap penilaian kita mengenai indikasi sukses sering keliru. Boleh jadi hal itu di sebabkan alat ukur kita yang kurang tepat. Kita lebih sering melihat “hasil” sebagai nilai akhir ketimbang “proses”-nya.

Padahal waktu dan tenaga yang di gunakan untuk melalui proses jauh lebih tinggi daripada waktu dan tenaga yang di gunakan untuk menikmati hasilnya. Kalau kita meminjam neraca abstrak untuk menimbang antara proses dan hasil tentu proses jauh lebih berat daripada hasil. Itulah sebabnya menurut Al Quran, Allah lebih cendrung menilai suatu perbuatan lewat proses daripada hasil. Walaupun memang di satu sisi hasil juga sangat penting dalam suatu perbuatan. Islam menilai sukses dari aspek pekerjaan itu sesungguhnya terletak pada dua parameter. Pertama adalah ketika kita berada dalam posisi memperjuangkan kebenaran.Dan yang kedua adalah ketika kita berada dalam posisi mencegah kemungkaran. Selama kita berada dalam kedua parameter tersebut maka kita adalah orang yang sukses, tidak perduli menang atau kalah sekalipun.

Sukses dinilai dalam takaran waktu, adalah peningkatan kwalitas diri setiap saat. Indikasinya terletak pada perubahan menuju lebih baik dari waktu ke waktu. Hanya saja kita sering berbeda pendapat mengenai hal yang menjadi titik acuan perubahan tersebut. Boleh jadi perbedaan itu timbul karena perbedaan sudut pandang dan disiplin ilmu.

Tapi marilah kita coba melihat empat titik acuan perubahan yang Allah sampaikan dalam Surah Al Ashr. Yang pertama adalah peningkatan iman secara kontinyu. Kedua adalah adalah peningkatan amal sholeh yang merupakan buah dari keimanannya. Ketiga adalah memposisikan diri dalam kebenaran dan menjadi penyampai nilai-nilai kebenaran. Serta yang terakhir adalah berkomitmen meningkatkan kesabaran dan saling menyemangati dalam kesabaran. Sehingga dengan demikian, sukses menurut takaran waktu bukan diartikan kemampuan untuk hidup lebih lama, tetapi Anda baru dikatakan sukses setelah terjadi peningkatan iman, amal sholeh, memperjuangkan kebenaran dan saling menguatkan dalam kesabaran.

Sukses di tinjau dari arah orientasinya, adalah bergerak mendekati sumber tujuan penciptaan. Karena evaluasi penciptaan manusia sangat di tentukan oleh maksud awal manusia di ciptakan. Bagaimana kemudian manusia menggunakan perangkat hidup yang Allah berikan sesuai dengan misinya di dunia. Fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini adalah peralihan orientasi dari menggunakan perangkat hidup untuk mencapai tujuan, menjadi menggunakan kehidupan untuk mengejar kelengkapan perangkat. Hal ini wajar terjadi karena sifat dasar manusia yang cendrung puas dengan hal kecil asalkan di depan mata daripada hal besar tapi masih dalam janji, sekalipun janji itu pasti terjadi. Itulah mengapa dalam hal ini iman menjadi berperan sangat penting mengantarkan manusia pada orientasi tugasnya. Dan boleh jadi di situlah letak ujiannya.

Sehingga dengan demikian kesuksesan bukanlah perkara mendapatkan atau tidak mendapatkan, tapi lebih jauh dari itu adalah bagaimana kita menjadi semakin dekat dengan Sang Pencipta.

Corak kesuksesan sangat tergantung bagaimana kita mewarnai proses dalam pencapaiannya. Dalam konteks ini warna sangat mempengaruhi “rasa” yang tercipta dari kesuksesan tersebut. Kadangkala sukses terasa hambar , dan kebanyakan di sebabkan oleh pilihan warna yang kurang sesuai. Kehidupan ini memiliki begitu banyak ragam warna. Ibadah adalah salah satu warna kehidupan yang selalu berhasil memberi rasa luar biasa terhadap kesuksesan. Itu menjadi penting karena kestabilan rasa menjamin eksistensi kesuksesan itu sendiri. Sehingga tidak berlebihan kiranya, jika kita simpulkan bahwa kesuksesan yang tidak di topang oleh ibadah yang disiplin seperti rumah mewah dan megah tapi dengan pondasi yang sangat lemah dan rapuh.

Awal mula dari kekuatan menuju sukses itu adalah mengendalikan diri. Dalam kendali maksimum sering kita merasakan akan timbul kehati-hatian yang kuat. Kehati-hatian yang kuat akan membuat kita memilih dan memilah setiap peluang. Karena tidak setiap peluang dalam hidup ini mengantarkan kita pada kesuksesan. Boleh kita simpulkan sesungguhnya sukses itu di bangun dengan semangat antisipasi. Sukses itu dimiliki oleh orang-orang yang terampil memobilisir masalah-masalah besar, sehingga tidak menimbulkan efek yang merusak konsistensi dan ritme gerak hidupnya. Bahkan kadang orang menemukan sukses dari mempelajari masalah lalu membaliknya 180 derajat menjadi potensi untuk bangkit. Selalu bangkit dari kegagalan itu tabiat dari kesuksesan. Tapi yang jauh lebih penting kesuksesan itu harus bermutu. Dan bermutu itu indikatornya bukan seberapa banyak yang engkau miliki, tapi pada seberapa besar pengaruh sesuatu yang engkau miliki tersebut menghantarkanmu semakin dekat dengan Sang Pencipta.

0 komentar:

Posting Komentar

 
© Copyright PKS Samarinda Ulu 2012 | Design by PKS TEMPLATE | Powered by Blogger.com.