BERITA TERKINI :
Berita Terbaru
Berita Terhangat
DPD PKS Samarinda
Fiqh & Syariah
Keluarga Sakinah
Kiprah DPC Samarinda Ulu
DPRD Provinsi KALTIM
Tausiyah dari Ustadz Kita
Opini Kiriman Pembaca
Kolom Kesehatan ( Akh Haris )
4/18/2012
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Teguh Setiawan/Wartawan Senior Republika
Orang-orang beriman dibimbing Alloh dari gelap menuju cahaya(Q.S. al-Baqoroh: 257).
Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899, RA Kartini menulis;
Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula, aku beragama Islam karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika aku tidak mengerti dan tidak boleh memahaminya?
Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Di sini, orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca.
Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca. Itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya.
Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati. Bukankah begitu Stella?
RA Kartini melanjutkan curhat-nya, tapi kali ini dalam surat bertanggal 15 Agustus 1902 yang dikirim ke Ny Abendanon.
Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlu dan manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Alquran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya.
Jangan-jangan, guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepada aku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa. Kita ini teralu suci, sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya.
Namun, Kartini tidak menceritakan pertemuannya dengan Kyai Sholeh bin Umar dari Darat, Semarang -- lebih dikenal dengan sebutan Kyai Sholeh Darat. Adalah Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat, yang menuliskan kisah ini.
Takdir, menurut Ny Fadihila Sholeh, mempertemukan Kartini dengan Kyai Sholel Darat. Pertemuan terjadi dalam acara pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat, yang juga pamannya.
Kyai Sholeh Darat memberikan ceramah tentang tafsir Al-Fatihah. Kartini tertegun. Sepanjang pengajian, Kartini seakan tak sempat memalingkan mata dari sosok Kyai Sholeh Darat, dan telinganya menangkap kata demi kata yang disampaikan sang penceramah.
Ini bisa dipahami karena selama ini Kartini hanya tahu membaca Al Fatihah, tanpa pernah tahu makna ayat-ayat itu.
Setelah pengajian, Kartini mendesak pamannya untuk menemaninya menemui Kyai Sholeh Darat. Sang paman tak bisa mengelak, karena Kartini merengek-rengek seperti anak kecil. Berikut dialog Kartini-Kyai Sholeh.
"Kyai, perkenankan saya bertanya bagaimana hukumnya apabila seorang berilmu menyembunyikan ilmunya?" Kartini membuka dialog.
Kyai Sholeh tertegun, tapi tak lama. "Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?" Kyai Sholeh balik bertanya.
"Kyai, selama hidupku baru kali ini aku berkesempatan memahami makna surat Al Fatihah, surat pertama dan induk Al Quran. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku," ujar Kartini.
Kyai Sholeh tertegun. Sang guru seolah tak punya kata untuk menyela.
Kartini melanjutkan; "Bukan buatan rasa syukur hati ini kepada Allah. Namun, aku heran mengapa selama ini para ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran ke dalam Bahasa Jawa. Bukankah Al Quran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"
Dialog berhenti sampai di situ. Ny Fadhila menulis Kyai Sholeh tak bisa berkata apa-apa kecuali subhanallah. Kartini telah menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar; menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.
Setelah pertemuan itu, Kyai Sholeh menerjemahkan ayat demi ayat, juz demi juz. Sebanyak 13 juz terjemahan diberikan sebagai hadiah perkawinan Kartini. Kartini menyebutnya sebagai kado pernikahan yang tidak bisa dinilai manusia.
Surat yang diterjemahkan Kyai Sholeh adalah Al Fatihah sampai Surat Ibrahim. Kartini mempelajarinya secara serius, hampir di setiap waktu luangnya. Sayangnya, Kartini tidak pernah mendapat terjemahan ayat-ayat berikut, karena Kyai Sholeh meninggal dunia.
Kyai Sholeh membawa Kartini ke perjalanan transformasi spiritual. Pandangan Kartini tentang Barat (baca: Eropa) berubah. Perhatikan surat Kartini bertanggal 27 Oktober 1902 kepada Ny Abendanon.
Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. Maafkan kami. Apakah ibu menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban.
Tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah Eropa, atau orang Jawa kebarat-baratan.
Dalam suratnya kepada Ny Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Kartini juga menulis;Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai.
Lalu dalam surat ke Ny Abendanon, bertanggal 1 Agustus 1903, Kartini menulis; "Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/01/m1s02v-ra-kartini-dan-islam
RA Kartini dan Islam
18/04/12
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Teguh Setiawan/Wartawan Senior Republika
Orang-orang beriman dibimbing Alloh dari gelap menuju cahaya(Q.S. al-Baqoroh: 257).
Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899, RA Kartini menulis;
Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula, aku beragama Islam karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika aku tidak mengerti dan tidak boleh memahaminya?
Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Di sini, orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca.
Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca. Itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya.
Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati. Bukankah begitu Stella?
RA Kartini melanjutkan curhat-nya, tapi kali ini dalam surat bertanggal 15 Agustus 1902 yang dikirim ke Ny Abendanon.
Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlu dan manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Alquran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya.
Jangan-jangan, guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepada aku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa. Kita ini teralu suci, sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya.
Namun, Kartini tidak menceritakan pertemuannya dengan Kyai Sholeh bin Umar dari Darat, Semarang -- lebih dikenal dengan sebutan Kyai Sholeh Darat. Adalah Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat, yang menuliskan kisah ini.
Takdir, menurut Ny Fadihila Sholeh, mempertemukan Kartini dengan Kyai Sholel Darat. Pertemuan terjadi dalam acara pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat, yang juga pamannya.
Kyai Sholeh Darat memberikan ceramah tentang tafsir Al-Fatihah. Kartini tertegun. Sepanjang pengajian, Kartini seakan tak sempat memalingkan mata dari sosok Kyai Sholeh Darat, dan telinganya menangkap kata demi kata yang disampaikan sang penceramah.
Ini bisa dipahami karena selama ini Kartini hanya tahu membaca Al Fatihah, tanpa pernah tahu makna ayat-ayat itu.
Setelah pengajian, Kartini mendesak pamannya untuk menemaninya menemui Kyai Sholeh Darat. Sang paman tak bisa mengelak, karena Kartini merengek-rengek seperti anak kecil. Berikut dialog Kartini-Kyai Sholeh.
"Kyai, perkenankan saya bertanya bagaimana hukumnya apabila seorang berilmu menyembunyikan ilmunya?" Kartini membuka dialog.
Kyai Sholeh tertegun, tapi tak lama. "Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?" Kyai Sholeh balik bertanya.
"Kyai, selama hidupku baru kali ini aku berkesempatan memahami makna surat Al Fatihah, surat pertama dan induk Al Quran. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku," ujar Kartini.
Kyai Sholeh tertegun. Sang guru seolah tak punya kata untuk menyela.
Kartini melanjutkan; "Bukan buatan rasa syukur hati ini kepada Allah. Namun, aku heran mengapa selama ini para ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran ke dalam Bahasa Jawa. Bukankah Al Quran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?"
Dialog berhenti sampai di situ. Ny Fadhila menulis Kyai Sholeh tak bisa berkata apa-apa kecuali subhanallah. Kartini telah menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar; menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.
Setelah pertemuan itu, Kyai Sholeh menerjemahkan ayat demi ayat, juz demi juz. Sebanyak 13 juz terjemahan diberikan sebagai hadiah perkawinan Kartini. Kartini menyebutnya sebagai kado pernikahan yang tidak bisa dinilai manusia.
Surat yang diterjemahkan Kyai Sholeh adalah Al Fatihah sampai Surat Ibrahim. Kartini mempelajarinya secara serius, hampir di setiap waktu luangnya. Sayangnya, Kartini tidak pernah mendapat terjemahan ayat-ayat berikut, karena Kyai Sholeh meninggal dunia.
Kyai Sholeh membawa Kartini ke perjalanan transformasi spiritual. Pandangan Kartini tentang Barat (baca: Eropa) berubah. Perhatikan surat Kartini bertanggal 27 Oktober 1902 kepada Ny Abendanon.
Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. Maafkan kami. Apakah ibu menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban.
Tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah Eropa, atau orang Jawa kebarat-baratan.
Dalam suratnya kepada Ny Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Kartini juga menulis;Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disukai.
Lalu dalam surat ke Ny Abendanon, bertanggal 1 Agustus 1903, Kartini menulis; "Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/01/m1s02v-ra-kartini-dan-islam
4/18/2012
Bidang Perempuan DPC PKS Samarinda Ulu menganggap RA Kartini adalah Pahlawan sekaligus Inspirasi bagi Kaum Perempuan Indonesia. "Dari gelap terbitlah terang" memiliki arti filosofi yang sangat dalam. Dari sekian banyak makna tentulah tidak berlebihan jika kita juga dapat mengartikannya sebagai upaya keluar dari kegelapan wawasan menuju wawasan yang terang.
Menuju wawasan terang itulah yang kemudian membuat Bipuan PKS Samarinda Ulu melaksanakan "Penyuluhan Kesehatan, dengan memberi wawasan agar kelak Ibu-Ibu dapat mengetahui Tips-tips menjaga kesehatan di Rumah".
Kegiatan ini InsyaAllah akan dilaksanakan pada tanggal 22 April 2012. Harapannya semoga dengan kegiatan ini dapat memberi wawasan yang berguna. Dan Semoga kita dapat menghayati dan meneruskan Perjuangan RA Kartini, Amien
Bidpuan PKS Samarinda Ulu mengadakan Penyuluhan Kesehatan Dalam Rangka Hari Kartini
Bidang Perempuan DPC PKS Samarinda Ulu menganggap RA Kartini adalah Pahlawan sekaligus Inspirasi bagi Kaum Perempuan Indonesia. "Dari gelap terbitlah terang" memiliki arti filosofi yang sangat dalam. Dari sekian banyak makna tentulah tidak berlebihan jika kita juga dapat mengartikannya sebagai upaya keluar dari kegelapan wawasan menuju wawasan yang terang.
Menuju wawasan terang itulah yang kemudian membuat Bipuan PKS Samarinda Ulu melaksanakan "Penyuluhan Kesehatan, dengan memberi wawasan agar kelak Ibu-Ibu dapat mengetahui Tips-tips menjaga kesehatan di Rumah".
Kegiatan ini InsyaAllah akan dilaksanakan pada tanggal 22 April 2012. Harapannya semoga dengan kegiatan ini dapat memberi wawasan yang berguna. Dan Semoga kita dapat menghayati dan meneruskan Perjuangan RA Kartini, Amien
4/18/2012
WAKTU baru menunjukkan pukul 05.30 WIB. Anggota DPR Aus Hidayat Nur meninggalkan rumahnya di Jalan Kelapa Dua Raya RTM Cimanggis, Depok dengan membonceng sepeda motor. Salah satu anaknya yang mengendarai kendaraan roda dua itu.
Tujuan mereka adalah Stasiun Universitas Indonesia (UI). Perjalanan tak sampai 30 menit. Tiba di stasiun, politisi PKS ini segera membeli tiket KRL Eksekutif tujuan Stasiun Tanah-abang seharga Rp 5.500.
Pukul 06.15 WIB kereta yang ditunggu-tunggu datang. Pria ini langsung naik gerbong yang lumayan sejuk dan membuat mata ingin terperam.
Perjalanan ke Stasiun Tanah-abang memakan waktu sekitar 45 menit. Sekitar pukul 7, Aus sudah di berada di depan stasiun dan memanggil ojek. “Hampir setiap hari saya naik KRL agar lebih cepat sampai kantor,” kata Aus Hidayat Nur.
Aus kembali naik ke boncengan motor untuk sampai ke kantornya di gedung DPR. Ongkos ojek Rp 20 ribu. “Sebetulnya harga normalnya Rp 10 ribu. Ya lumayan lah bisa sekalian membantu orang,” kata pria yangdipercaya duduk di Komisi II DPR ini.
Setelah sampai di gedung DPR, pria ini mengikuti rapat internal Fraksi PKS yang digelar mulai pukul 7 sampai 10 pagi. Setelan itu. Aus sibuk dengan kegiatan di Komisi II DPR yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara, Agraria dan Komisi Pemilihan Umum.
Aus mengatakan lebih sering ke DPR naik kereta. Tapi, bila kegiatan di parlemen sedang tak padat, ia datang menggunakan kendaraan pribadi, Proton Exora.
Mobil produksi Malaysia itu, menurut dia, dibeli secara kredit. Uang mukanya Rp 80 juta dengan tempo cicilan empat tahun. Setiap bulan. Aus membayar cicilan Rp 3,9 juta. Saat ini sudah masuk bulan kesepuluh. “Mobil itu lebih murah dari Toyota Innova,” kata Aus.
Sebelum memiliki mobil sendiri. Aus beberapa datang ke DPR menggunakan Daihatsu Terrios. Menurut dia, mobil itu adalah kendaraan operasional DPP PKS. Ia bisa menggunakan kendaraan itu karena menjabat Ketua Pembinaan Wilayah Dakwah. Kini, mobil itu diguna-kan oleh istrinya. Susanti karena dia aktif menjadi pengurus di DPP PKS.
Pria yang dikaruniai enam orang anak ini mengatakan tak ingin bermewah-mewahan sebagai anggota DPR. Menurut dia, jabatan anggota legislatif itu tidak selamanya, hanya lima tahun.
Gaya hidup mewah, bagi Aus, akan membawa dampak buruk bila nanti sudah tak lagi menjadi anggota Dewan. “Bisa-bisa ter-kena post power syndrome,” canda Aus.
Sebagai anggota Dewan, Aus memiliki kewajiban untuk melaporkan kekayaannya ke KPK. Ia menyebutkan kekayaannya berjumlah Rp 500 juta. Meliputi sebuah rumah dan sebuah mobil.
Aus mengatakan penghasilan sebagai anggota DPR lebih banyak disumbangkan ke partai. Setiap bulan hampir sepertiga gajinya diberikan kepada partai dan fraksi. Namun ia enggan mengungkapkan besarannya. “Wah nggak enak kalau disebutin angkanya. Yang penting lumayanlah,” kata Aus.
Setiap bulan, anggota DPR memperoleh gaji Rp 64,8 juta. Jadi besarnya iuran yang dikeluarkan Aus untuk partai dan fraksi sekitar Rp 20 juta.
Aus tak mempersoalkan sepertiga gajinya harus diserahkan ke partai. Sebab, dia merasa tak perlu mengeluarkan uang banyak saat menjadi calon legislatif (caleg). Saat itu, dia justru banyak menerima sumbangan dari kader-kader di bawah.
“Karena sekarang sudah jadi anggota DPR, maka harus membantu kader yang ada di bawah. Jadi saling gantian bantulah,” katanya.
Sebelum menjadi anggota Dewan, Aus menjalankan bisnis multi level marketing (MLM). Usaha dijalaninya sejak 2003. Penghasilannya sudah mencapai Rp 20 juta setiap bulan.
Namun sejak duduk di DPR penghasilannya turun. Sebab waktunya banyak tersita untuk kegiatan-kegiatan di Senayan. Akibatnya, dia tak bisa mengembangkan bisnisnya itu.
Kegiatan di Komisi II memang cukup padat. Tapi, Aus bersyukur ditempatkan di komisi ini karena tak banyak godaannya.
“Ada ungkapan bahwa Komisi II merupakan komisi air mata,” ujar Aus bercanda.
Walaupun kegiatannya di Senayan sering sampai malam. Aus selalu menyempatkan untuk pulang ke rumah dan bertemu keluarga. Bila sudah tidak ada acara di DPR, Aus pulang setelah shalat Maghrib.
Dari DPR dia naik ojek menuju halte busway Ratu Plaza. Perjalanan selanjutnya ditempuh dengan bus Transjakarta menuju terminal Blok M. Dari sini, dia menumpang Metro Mini ke Pasar Minggu.
Dari terminal Pasar Minggu dilanjutkan naik ojek menuju rumahnya Cimanggis, Depok. “Paling telat sampai rumah jam setengah sembilan malam. Kalau malam kan lancar, jadi bisa cepat sampai rumah,” katanya.
Ketika naik kendaraan umum. Aus menyembunyikan jas yang menjadi pakaian sehari-hari anggota DPR ke dalam tas. Ia hanya mengenakan kemeja lengan pendek, celana bahan dan sepatu kerja.
“Orang-orang yang naik Metro Mini bareng saya tidak ada yangtahu kalau saya anggota DPR. Apalagi saya tidak terkenal. Jadi saya tenang saja,” ujar Aus sambil terkekeh-kekeh.
Pergi naik kereta dan pulang naik bus ini merupakan aktivitas
Aus selama DPR dalam masa sidang. Ketika masa reses, seperti anggota Dewan lainnya, Aus berkunjung ke daerah pemilihannya untuk bertemu konstituen. Aus menjadi anggota DPR daridaerah pemilihan Kalimantan Timur.
“Saya baru aktif lagi di DPR setelah reses,” katanya. Rencananya, DPR kembali bersidang pada 9 Januari mendatang.
Kisah Anggota Dewan PKS, Naik Ojek Ke Gedung DPR
WAKTU baru menunjukkan pukul 05.30 WIB. Anggota DPR Aus Hidayat Nur meninggalkan rumahnya di Jalan Kelapa Dua Raya RTM Cimanggis, Depok dengan membonceng sepeda motor. Salah satu anaknya yang mengendarai kendaraan roda dua itu.
Tujuan mereka adalah Stasiun Universitas Indonesia (UI). Perjalanan tak sampai 30 menit. Tiba di stasiun, politisi PKS ini segera membeli tiket KRL Eksekutif tujuan Stasiun Tanah-abang seharga Rp 5.500.
Pukul 06.15 WIB kereta yang ditunggu-tunggu datang. Pria ini langsung naik gerbong yang lumayan sejuk dan membuat mata ingin terperam.
Perjalanan ke Stasiun Tanah-abang memakan waktu sekitar 45 menit. Sekitar pukul 7, Aus sudah di berada di depan stasiun dan memanggil ojek. “Hampir setiap hari saya naik KRL agar lebih cepat sampai kantor,” kata Aus Hidayat Nur.
Aus kembali naik ke boncengan motor untuk sampai ke kantornya di gedung DPR. Ongkos ojek Rp 20 ribu. “Sebetulnya harga normalnya Rp 10 ribu. Ya lumayan lah bisa sekalian membantu orang,” kata pria yangdipercaya duduk di Komisi II DPR ini.
Setelah sampai di gedung DPR, pria ini mengikuti rapat internal Fraksi PKS yang digelar mulai pukul 7 sampai 10 pagi. Setelan itu. Aus sibuk dengan kegiatan di Komisi II DPR yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara, Agraria dan Komisi Pemilihan Umum.
Aus mengatakan lebih sering ke DPR naik kereta. Tapi, bila kegiatan di parlemen sedang tak padat, ia datang menggunakan kendaraan pribadi, Proton Exora.
Mobil produksi Malaysia itu, menurut dia, dibeli secara kredit. Uang mukanya Rp 80 juta dengan tempo cicilan empat tahun. Setiap bulan. Aus membayar cicilan Rp 3,9 juta. Saat ini sudah masuk bulan kesepuluh. “Mobil itu lebih murah dari Toyota Innova,” kata Aus.
Sebelum memiliki mobil sendiri. Aus beberapa datang ke DPR menggunakan Daihatsu Terrios. Menurut dia, mobil itu adalah kendaraan operasional DPP PKS. Ia bisa menggunakan kendaraan itu karena menjabat Ketua Pembinaan Wilayah Dakwah. Kini, mobil itu diguna-kan oleh istrinya. Susanti karena dia aktif menjadi pengurus di DPP PKS.
Pria yang dikaruniai enam orang anak ini mengatakan tak ingin bermewah-mewahan sebagai anggota DPR. Menurut dia, jabatan anggota legislatif itu tidak selamanya, hanya lima tahun.
Gaya hidup mewah, bagi Aus, akan membawa dampak buruk bila nanti sudah tak lagi menjadi anggota Dewan. “Bisa-bisa ter-kena post power syndrome,” canda Aus.
Sebagai anggota Dewan, Aus memiliki kewajiban untuk melaporkan kekayaannya ke KPK. Ia menyebutkan kekayaannya berjumlah Rp 500 juta. Meliputi sebuah rumah dan sebuah mobil.
Aus mengatakan penghasilan sebagai anggota DPR lebih banyak disumbangkan ke partai. Setiap bulan hampir sepertiga gajinya diberikan kepada partai dan fraksi. Namun ia enggan mengungkapkan besarannya. “Wah nggak enak kalau disebutin angkanya. Yang penting lumayanlah,” kata Aus.
Setiap bulan, anggota DPR memperoleh gaji Rp 64,8 juta. Jadi besarnya iuran yang dikeluarkan Aus untuk partai dan fraksi sekitar Rp 20 juta.
Aus tak mempersoalkan sepertiga gajinya harus diserahkan ke partai. Sebab, dia merasa tak perlu mengeluarkan uang banyak saat menjadi calon legislatif (caleg). Saat itu, dia justru banyak menerima sumbangan dari kader-kader di bawah.
“Karena sekarang sudah jadi anggota DPR, maka harus membantu kader yang ada di bawah. Jadi saling gantian bantulah,” katanya.
Sebelum menjadi anggota Dewan, Aus menjalankan bisnis multi level marketing (MLM). Usaha dijalaninya sejak 2003. Penghasilannya sudah mencapai Rp 20 juta setiap bulan.
Namun sejak duduk di DPR penghasilannya turun. Sebab waktunya banyak tersita untuk kegiatan-kegiatan di Senayan. Akibatnya, dia tak bisa mengembangkan bisnisnya itu.
Kegiatan di Komisi II memang cukup padat. Tapi, Aus bersyukur ditempatkan di komisi ini karena tak banyak godaannya.
“Ada ungkapan bahwa Komisi II merupakan komisi air mata,” ujar Aus bercanda.
Walaupun kegiatannya di Senayan sering sampai malam. Aus selalu menyempatkan untuk pulang ke rumah dan bertemu keluarga. Bila sudah tidak ada acara di DPR, Aus pulang setelah shalat Maghrib.
Dari DPR dia naik ojek menuju halte busway Ratu Plaza. Perjalanan selanjutnya ditempuh dengan bus Transjakarta menuju terminal Blok M. Dari sini, dia menumpang Metro Mini ke Pasar Minggu.
Dari terminal Pasar Minggu dilanjutkan naik ojek menuju rumahnya Cimanggis, Depok. “Paling telat sampai rumah jam setengah sembilan malam. Kalau malam kan lancar, jadi bisa cepat sampai rumah,” katanya.
Ketika naik kendaraan umum. Aus menyembunyikan jas yang menjadi pakaian sehari-hari anggota DPR ke dalam tas. Ia hanya mengenakan kemeja lengan pendek, celana bahan dan sepatu kerja.
“Orang-orang yang naik Metro Mini bareng saya tidak ada yangtahu kalau saya anggota DPR. Apalagi saya tidak terkenal. Jadi saya tenang saja,” ujar Aus sambil terkekeh-kekeh.
Pergi naik kereta dan pulang naik bus ini merupakan aktivitas
Aus selama DPR dalam masa sidang. Ketika masa reses, seperti anggota Dewan lainnya, Aus berkunjung ke daerah pemilihannya untuk bertemu konstituen. Aus menjadi anggota DPR daridaerah pemilihan Kalimantan Timur.
“Saya baru aktif lagi di DPR setelah reses,” katanya. Rencananya, DPR kembali bersidang pada 9 Januari mendatang.
4/18/2012
Dari sumber aslinya di dewan…. Ustad Zaenal Haq
Ikhwah fillah…
Sejak menjadi Aleg PKS
DPRD Kaltim hingga sekarang, ana sering sekali menerima sms dan telpon baik yang memberikan dukungan, respon positif hingga pujian setinggi langit maupun yang mengkritik, menyampaikan kekecewaan
hingga yang mencaci maki dengan sumpah serapah.. Tapi semua itu tetap ana terima dengan baik dan direspon dengan santun dan penuh kesabaran khususnya bagi yang menyampaikan kritik dan kekecewaannya kpd kita.. tak jarang hasilnya menjadi berbalik.. yang bersangkutan jadi faham dan mendukung setiap langkah dakwah kita termasuk di parlemen dan pemerintahan…
Salah satu contoh dari sms dengan seorang sahabat lama ana dari fakultas sastra Unhas yang ternyata sudah bergabung dengan sebuah organisasi da'wah di kotanya.. Suatu waktu dia tugas khuruj (semacam
jaulah dakwah dalam istilah kita) di Kalimantan Timur di daerah Kutai Kertanegara.. Kemudian dia sama ana dalam bentuk epilog (maklum sastrawan) sbb:
“Balada Sang Jubah di Sungai Mahakam” Danau Semayang Bagai Samudera terhampar, air mahakam mengalir tenang kecoklatan, rumah panggung berjejer dipinggiran, perahu ketinting saling berseliweran.. Danau semayang dihuni suku Banjar, ikan pesut melompat gesit bagai gesitnya manusia sungai Kutai Kertanegara. Indahmu tersembunyi dan disembunyikan.. kami telah datang dan masyarakat menyambut bagai seorang saudara yang telah lama hilang.. anak-anak berkerumun seperti sedang melihat penjual obat.. Sang Jubah melangkah ke Masjid diantar orang-orang tua.. risih rasanya berjabat tangan karena mereka mencium tangan padahal mereka adalah lebih tua dari kami.. Kutanya pada mereka.. apa ada yang datang berdakwah agama di sini?? jawab mereka tak ada yang berdakwah atau kajian.,., yang ada orang datang
menawarkan Partai saja.. padahal mereka juga Ustadz katanya.. Astaghfirullah… “
Kemudian ana jawab sms dia dengan epilog dari kisah aleg kita di Kutim sbb:
“Perjalanan Dakwah Sang “Pejabat Miskin”…. Sepanjang jalan yg ada hanya padang ilalang yg menyelimuti lahan tandus bekas tambang batu bara sebuah perusahaan PKP2B di Kutai Timur…. Konon 5 thn lalu padang itu masih berupa hutan lebat dgn kicau burung enggang yg riang bersahutan.. Sepanjang jalan berkubang lumpur dan lobang menganga tak bersahabat dgn kendaraan yg melewatinya… Desa Tepian Indah sebuah desa transmigrasi yg penduduknya hidup miskin… Bertahun2 mrk seperti dibuang dan dipenjara… Jalan masuk desanya sepanjang 6 km tak bisa dilewati roda 4 biasa kecual dobel gardan.. Sang Pejabat yg berpakaian koko kumuh mencoba menjangkau desa tepian indah tapi kelihatan jorong krn berkubang lumpur… Stlh 2 jam berjalan kaki Sang Pejabat akhir sampai di desa itu dan
langsung menuju masjid untuk sholat magrib. Masyarakat sdh menunggu dgn antusias dan bertanya kpd Sang Pejabat… Apa bapak Pejabat itu tdk jadi datang ya Pak krn mobilnya tak bisa masuk? Org yg ditanya itu malah bingung lalu dia memperkenalkan diri… Masyarakat pun termagu dan heran kok ada Pejabat mau susah payah menemui mrk pdhl hy diundang untuk ceramah magrib-isya.. Selesai ceramah Sang Pejabat minta izin tidur di masjid krn gelap malam tak bersahabat jika hrs pulang lagi.. Masyarakat tepian indah pun terharu kok ada Pejabat mau tidur di masjid kayu yg dingin beralas tikar plastik tanpa selimut… Mereka tdk bisa membantu krn dirumah mrk jg seperti itu… Sang Pejabat pun tertidur dgn pulas dgn nyanyian jengkrik dan siulan burung malam nanti syahdu…. Pejabat itu seorang anggota dewan dari sebuah partai dakwah… “
Kemudian dia membalas sbb:
“Tak kami sangkah, ternxata ada juga Da’i yg tangguh di PKS, tadinx kami kira cuma
“Ikon saja” pake ” Markas Da’wah segala” karena Da’i itu hrs ada Pengorbanan, Mujahadah di medan Da’wah, bukan yg hx jago ceramah di Masjid perkotaan yg jalanx aspal hotmix yg masjidnx pake lantai mar mar. Sy jdi takjub…krn rata2 yg sy jumpai bila mereka pejabat tiba2 ferformax berubah jadi ” Elitis, protokoler dn jumawa”. Sy berdecak kagum.”
Ana jawab lg sms di atas sbb:
“Sebenarx ada seribu kisah seperti dr kader2 PKS di lembaga pemerintahan. Cuma kita urung mengangkatnya ke permukaan krn takut pahalanya berkurang atau malah bisa hilang… Mungkin pernah baca buku kumpulan kisah pejabat publik asal PKS dlm Buku “Bukan di Negeri Dongeng” ?? Di bbrp blog sy temukan ada byk kisah tauladan dr kader PKS baik punya jabatan publik maupun yg jadi rakyat biasa.. Ada kisah Aleg PKS di lampung yg bertahun2 mengisi pengajian di suatu perkampungan nelayan tapi masyarakat di sana tak tahu kalau ustadz itu seorg aleg krn penampilannya yg sgt
sederhana dan dtg di tempat pengajian dgn sepeda motor butut. Ada aleg PKS di kerawang yg juga turun bersawah bersama petani dikampungnya dr sawah warisan org tuanya… Stp sabtu dan ahad manggul pacul ke sawah dan sekaligus menjadi ketua kelompok tani mandiri di desanya… Di kaltim semua Aleg PKS ttp tdk bisa punya rumah dan mobil pribadi kecuali rumah kontrakan dan mobil dinas kantor smntr aleg lain sdh bisa punya lbh dr satu rumah dan mobil pribadi… Aleg PKS ttp manusia biasa yg tdk sempurna dan tentu sj ada selalu ada kekurangan… Mrk sdh berdakwah di tempat kerjanya semampu yg mrk bisa dan itu sdh mengurangi sedikit kemaksiatan di lembagax yg dulu sgt merajalela tanpa kehadiran mereka.. Mrk sdh menambah sedikit kebaikan untuk umat yg dulu kebaikan itu suatu yg sgt “mahal” terjadi di sana… Apakah dakwah itu sebuah permainan sulap yg bisa merubah suatu keburukan menjadi kebaikan sekali tiup?? Dakwah di parlemen yg bergantung nasib umat padanya
perlu waktu dan kerja keras untuk memperbaikinya.. Dan aleg PKS tanpa dukungan umat tdk bisa bekerja sendirian melakukan itu…”
Kemudian dia sms lg sbb:
“Wah,sy baru tahu kalau PKS bxk Da’i2 nx yg tangguh dn Ihklas, krn di daerah sy Aleg PKS pake Blazer dn penampilanx Elitis sekali jg Rmh megah…tpi Alhamdulillah krn mrk bs lebih baik kehidupanx, memang sy sedikit skali reverensi PKS, Walau Tamzil Lindrung sy kenal baik,tp sy tdk pernah tanxa soal PKS… “
Ana jawab lagi sbb:
“Seperti yg sy sdh sampaikan sblmnya bhw aleg PKS adalah ttp manusia biasa, ada sj kekurangan dan kelemahan yg melekat padanya.. Ada yg keikhlasannya sgt tinggi ada jg yg msh sdkt pamrih… Ada yg ttp hidup sederhana dan merakyat tapi juga kita akui ada yg mencoba sdkt berubah agak “lebih baik” dr tingkat kehidupannya sblmnya. Tapi dlm pantauan Badan Legislasi (Baleg) dan Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) DPP PKS yng mengawasi kinerja dan
performance pejabat publik asal PKS, scr umum pola hidup aleg PKS dan pejabat walikota/bupati/gubernur/menteri asal PKS msh dlm tingkat wajar dlm artian blm termasuk dlm pola hidup berlebih2an.. Kalau di Kaltim tdk ada aleg PKS yg punya Blazer kecuali itu modil dinas kantor…”
Terakhir dia sms sbb:
“Saya doakan semoga PKS tetap menjadi Partai Dakwah.. saya salut dan tak terasa saya mensngis membaca sms saudaraku ini.. Rupanya masih istiqomah seperti kala di kampus dulu.. Saya akan bantu PKS menang dalam Pemilu ini agar nasib Ummat bisa lebih baik… Wassalam
Itu salah satu sms-smsan ana dengan teman lama dan akhirnya mau membantu kita memenangkan Partai Dakwah kita.. Allahu Akbar…
Sumber : http://abiwin.wordpress.com/2009/03/19/balada-kisah-aleg-pks-kaltim/
Balada Kisah Aleg PKS Kaltim
Dari sumber aslinya di dewan…. Ustad Zaenal Haq
Ikhwah fillah…
Sejak menjadi Aleg PKS
DPRD Kaltim hingga sekarang, ana sering sekali menerima sms dan telpon baik yang memberikan dukungan, respon positif hingga pujian setinggi langit maupun yang mengkritik, menyampaikan kekecewaan
hingga yang mencaci maki dengan sumpah serapah.. Tapi semua itu tetap ana terima dengan baik dan direspon dengan santun dan penuh kesabaran khususnya bagi yang menyampaikan kritik dan kekecewaannya kpd kita.. tak jarang hasilnya menjadi berbalik.. yang bersangkutan jadi faham dan mendukung setiap langkah dakwah kita termasuk di parlemen dan pemerintahan…
Salah satu contoh dari sms dengan seorang sahabat lama ana dari fakultas sastra Unhas yang ternyata sudah bergabung dengan sebuah organisasi da'wah di kotanya.. Suatu waktu dia tugas khuruj (semacam
jaulah dakwah dalam istilah kita) di Kalimantan Timur di daerah Kutai Kertanegara.. Kemudian dia sama ana dalam bentuk epilog (maklum sastrawan) sbb:
“Balada Sang Jubah di Sungai Mahakam” Danau Semayang Bagai Samudera terhampar, air mahakam mengalir tenang kecoklatan, rumah panggung berjejer dipinggiran, perahu ketinting saling berseliweran.. Danau semayang dihuni suku Banjar, ikan pesut melompat gesit bagai gesitnya manusia sungai Kutai Kertanegara. Indahmu tersembunyi dan disembunyikan.. kami telah datang dan masyarakat menyambut bagai seorang saudara yang telah lama hilang.. anak-anak berkerumun seperti sedang melihat penjual obat.. Sang Jubah melangkah ke Masjid diantar orang-orang tua.. risih rasanya berjabat tangan karena mereka mencium tangan padahal mereka adalah lebih tua dari kami.. Kutanya pada mereka.. apa ada yang datang berdakwah agama di sini?? jawab mereka tak ada yang berdakwah atau kajian.,., yang ada orang datang
menawarkan Partai saja.. padahal mereka juga Ustadz katanya.. Astaghfirullah… “
Kemudian ana jawab sms dia dengan epilog dari kisah aleg kita di Kutim sbb:
“Perjalanan Dakwah Sang “Pejabat Miskin”…. Sepanjang jalan yg ada hanya padang ilalang yg menyelimuti lahan tandus bekas tambang batu bara sebuah perusahaan PKP2B di Kutai Timur…. Konon 5 thn lalu padang itu masih berupa hutan lebat dgn kicau burung enggang yg riang bersahutan.. Sepanjang jalan berkubang lumpur dan lobang menganga tak bersahabat dgn kendaraan yg melewatinya… Desa Tepian Indah sebuah desa transmigrasi yg penduduknya hidup miskin… Bertahun2 mrk seperti dibuang dan dipenjara… Jalan masuk desanya sepanjang 6 km tak bisa dilewati roda 4 biasa kecual dobel gardan.. Sang Pejabat yg berpakaian koko kumuh mencoba menjangkau desa tepian indah tapi kelihatan jorong krn berkubang lumpur… Stlh 2 jam berjalan kaki Sang Pejabat akhir sampai di desa itu dan
langsung menuju masjid untuk sholat magrib. Masyarakat sdh menunggu dgn antusias dan bertanya kpd Sang Pejabat… Apa bapak Pejabat itu tdk jadi datang ya Pak krn mobilnya tak bisa masuk? Org yg ditanya itu malah bingung lalu dia memperkenalkan diri… Masyarakat pun termagu dan heran kok ada Pejabat mau susah payah menemui mrk pdhl hy diundang untuk ceramah magrib-isya.. Selesai ceramah Sang Pejabat minta izin tidur di masjid krn gelap malam tak bersahabat jika hrs pulang lagi.. Masyarakat tepian indah pun terharu kok ada Pejabat mau tidur di masjid kayu yg dingin beralas tikar plastik tanpa selimut… Mereka tdk bisa membantu krn dirumah mrk jg seperti itu… Sang Pejabat pun tertidur dgn pulas dgn nyanyian jengkrik dan siulan burung malam nanti syahdu…. Pejabat itu seorang anggota dewan dari sebuah partai dakwah… “
Kemudian dia membalas sbb:
“Tak kami sangkah, ternxata ada juga Da’i yg tangguh di PKS, tadinx kami kira cuma
“Ikon saja” pake ” Markas Da’wah segala” karena Da’i itu hrs ada Pengorbanan, Mujahadah di medan Da’wah, bukan yg hx jago ceramah di Masjid perkotaan yg jalanx aspal hotmix yg masjidnx pake lantai mar mar. Sy jdi takjub…krn rata2 yg sy jumpai bila mereka pejabat tiba2 ferformax berubah jadi ” Elitis, protokoler dn jumawa”. Sy berdecak kagum.”
Ana jawab lg sms di atas sbb:
“Sebenarx ada seribu kisah seperti dr kader2 PKS di lembaga pemerintahan. Cuma kita urung mengangkatnya ke permukaan krn takut pahalanya berkurang atau malah bisa hilang… Mungkin pernah baca buku kumpulan kisah pejabat publik asal PKS dlm Buku “Bukan di Negeri Dongeng” ?? Di bbrp blog sy temukan ada byk kisah tauladan dr kader PKS baik punya jabatan publik maupun yg jadi rakyat biasa.. Ada kisah Aleg PKS di lampung yg bertahun2 mengisi pengajian di suatu perkampungan nelayan tapi masyarakat di sana tak tahu kalau ustadz itu seorg aleg krn penampilannya yg sgt
sederhana dan dtg di tempat pengajian dgn sepeda motor butut. Ada aleg PKS di kerawang yg juga turun bersawah bersama petani dikampungnya dr sawah warisan org tuanya… Stp sabtu dan ahad manggul pacul ke sawah dan sekaligus menjadi ketua kelompok tani mandiri di desanya… Di kaltim semua Aleg PKS ttp tdk bisa punya rumah dan mobil pribadi kecuali rumah kontrakan dan mobil dinas kantor smntr aleg lain sdh bisa punya lbh dr satu rumah dan mobil pribadi… Aleg PKS ttp manusia biasa yg tdk sempurna dan tentu sj ada selalu ada kekurangan… Mrk sdh berdakwah di tempat kerjanya semampu yg mrk bisa dan itu sdh mengurangi sedikit kemaksiatan di lembagax yg dulu sgt merajalela tanpa kehadiran mereka.. Mrk sdh menambah sedikit kebaikan untuk umat yg dulu kebaikan itu suatu yg sgt “mahal” terjadi di sana… Apakah dakwah itu sebuah permainan sulap yg bisa merubah suatu keburukan menjadi kebaikan sekali tiup?? Dakwah di parlemen yg bergantung nasib umat padanya
perlu waktu dan kerja keras untuk memperbaikinya.. Dan aleg PKS tanpa dukungan umat tdk bisa bekerja sendirian melakukan itu…”
Kemudian dia sms lg sbb:
“Wah,sy baru tahu kalau PKS bxk Da’i2 nx yg tangguh dn Ihklas, krn di daerah sy Aleg PKS pake Blazer dn penampilanx Elitis sekali jg Rmh megah…tpi Alhamdulillah krn mrk bs lebih baik kehidupanx, memang sy sedikit skali reverensi PKS, Walau Tamzil Lindrung sy kenal baik,tp sy tdk pernah tanxa soal PKS… “
Ana jawab lagi sbb:
“Seperti yg sy sdh sampaikan sblmnya bhw aleg PKS adalah ttp manusia biasa, ada sj kekurangan dan kelemahan yg melekat padanya.. Ada yg keikhlasannya sgt tinggi ada jg yg msh sdkt pamrih… Ada yg ttp hidup sederhana dan merakyat tapi juga kita akui ada yg mencoba sdkt berubah agak “lebih baik” dr tingkat kehidupannya sblmnya. Tapi dlm pantauan Badan Legislasi (Baleg) dan Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) DPP PKS yng mengawasi kinerja dan
performance pejabat publik asal PKS, scr umum pola hidup aleg PKS dan pejabat walikota/bupati/gubernur/menteri asal PKS msh dlm tingkat wajar dlm artian blm termasuk dlm pola hidup berlebih2an.. Kalau di Kaltim tdk ada aleg PKS yg punya Blazer kecuali itu modil dinas kantor…”
Terakhir dia sms sbb:
“Saya doakan semoga PKS tetap menjadi Partai Dakwah.. saya salut dan tak terasa saya mensngis membaca sms saudaraku ini.. Rupanya masih istiqomah seperti kala di kampus dulu.. Saya akan bantu PKS menang dalam Pemilu ini agar nasib Ummat bisa lebih baik… Wassalam
Itu salah satu sms-smsan ana dengan teman lama dan akhirnya mau membantu kita memenangkan Partai Dakwah kita.. Allahu Akbar…
Sumber : http://abiwin.wordpress.com/2009/03/19/balada-kisah-aleg-pks-kaltim/
4/18/2012
NUNUKAN,tribunkaltim.co.id- Bupati Nunukan Basri, Minggu (15/4/2012) melantik Dewan Pengurus Cabang, Dewan Pengurus Ranting dan Anak Ranting se-Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Nunukan Selatan.
Basri selaku Ketua Dewan Penasihat PKS Kabupaten Nunukan melantik 2 pengurus tingkat kecamatan, 10 ranting berbasis kelurahan dan 50 anak ranting berbasis RT.
Basri usai melantik kepengurusan itu memberikan dorongan ataupun motivasi kepada para pengurus untuk berjuang, bersinergi dengan pemerintah dalam upaya membangunan masyarakat Nunukan lebih sejahtera.
Basri juga menyampaikan pesan agar Pengurus PKS Nunukan selalu berperan dalam melayani masyarakat sehingga keberadaan pengurus PKS dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan begitu, masyarakat bisa jatuh hati kepada PKS.
Kepada pengurus yang baru dilantik, diharapkan agar selalu setia kapada PKS dalam keadaan suka atau pun duka. “Saya juga meminta agar pengurus PKS berusaha menjaga ketenteraman dan kedamaian di Kabupaten Nunukan yang terdiri dari berbagai suku dan agama,” ujarnya.
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/04/15/bupati-nunukan-lantik-pengurus-pks
Penulis : Niko Ruru
Editor : Fransina
Basri (Bupati Nunukan) Lantik Pengurus PKS
NUNUKAN,tribunkaltim.co.id- Bupati Nunukan Basri, Minggu (15/4/2012) melantik Dewan Pengurus Cabang, Dewan Pengurus Ranting dan Anak Ranting se-Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Nunukan Selatan.
Basri selaku Ketua Dewan Penasihat PKS Kabupaten Nunukan melantik 2 pengurus tingkat kecamatan, 10 ranting berbasis kelurahan dan 50 anak ranting berbasis RT.
Basri usai melantik kepengurusan itu memberikan dorongan ataupun motivasi kepada para pengurus untuk berjuang, bersinergi dengan pemerintah dalam upaya membangunan masyarakat Nunukan lebih sejahtera.
Basri juga menyampaikan pesan agar Pengurus PKS Nunukan selalu berperan dalam melayani masyarakat sehingga keberadaan pengurus PKS dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Dengan begitu, masyarakat bisa jatuh hati kepada PKS.
Kepada pengurus yang baru dilantik, diharapkan agar selalu setia kapada PKS dalam keadaan suka atau pun duka. “Saya juga meminta agar pengurus PKS berusaha menjaga ketenteraman dan kedamaian di Kabupaten Nunukan yang terdiri dari berbagai suku dan agama,” ujarnya.
Sumber : http://kaltim.tribunnews.com/2012/04/15/bupati-nunukan-lantik-pengurus-pks
Penulis : Niko Ruru
Editor : Fransina
4/17/2012
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istana Kepresidenan RI menghabiskan anggaran Rp 1 miliar untuk sekali penyelenggaraan rapat besar atau retreat.
"Anggarannya tidak lebih dari Rp 1 miliar," kata kata Deputi Sekretaris Kabinet (Seskab) Djadmiko kepada pers, Selasa (17/4/2012), malam. Di bawah Kepemimpinan Presiden SBY, retreat diadakan 3 atau 4 kali dalam setahun. Biasanya retreat diadakan di Istana Bogor atau di Istana Cipanas, Jawa Barat.
Selain dihadiri Presiden dan Wapres, retreat juga dihadiri seluruh menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, para gubernur seluruh Indonesia, serta undangan lain seperti pengusaha tertentu, dan Direksi BUMN.
Ini khusus untuk retreat. Sementara alokasi anggaran untuk sidang kabinet paripurna yang kerap dilangsungkan di kantor Presiden Jakarta menghabiskan sekitar Rp 20 miliar dalam setahun.
Sebelumnya LSM Seknas Fitra membeberkan data mengenai anggaran sidang kabinet di tahun 2012 mencapai Rp29,4 miliar. Menurut Djadmiko, awalnya anggaran yang dialokasikan untuk sidang kabinet seperti data yang dilansir Fitra.
"Waktu itu, awalnya segitu, anggaran ada di Setneg. Setelah kita review tidak segitu. Jadinya Rp 20 milar," kata Djadmiko.
Menurut dia anggaran sebesar itu digunakan macam-macam terutama untuk anggaran kedeputian persidangan. "Ada operasional kedeputian, kemudian juga yang kegiatannya kedeputian persidangan, menyaipkan bahan, sampai memantau, kedeputian. Yah satu kali sidang Rp 20 juta," ujarnya.
Sidang kabinet paripurna merupakan rapat yang dihadiri lengkap seluruh menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II. Biasanya diadakan sekali dalam seminggu pada hari Selasa atau Kamis. Dalam sidang ini Wakil Presiden Boediono juga hadir. (aco)
Sumber : http://www.tribunnews.com/2012/04/18/istana-habiskan-rp-1-miliar-sekali-rapat-besar
Istana Habiskan Rp 1 Miliar Sekali Rapat Besar
17/04/12
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istana Kepresidenan RI menghabiskan anggaran Rp 1 miliar untuk sekali penyelenggaraan rapat besar atau retreat.
"Anggarannya tidak lebih dari Rp 1 miliar," kata kata Deputi Sekretaris Kabinet (Seskab) Djadmiko kepada pers, Selasa (17/4/2012), malam. Di bawah Kepemimpinan Presiden SBY, retreat diadakan 3 atau 4 kali dalam setahun. Biasanya retreat diadakan di Istana Bogor atau di Istana Cipanas, Jawa Barat.
Selain dihadiri Presiden dan Wapres, retreat juga dihadiri seluruh menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II, para gubernur seluruh Indonesia, serta undangan lain seperti pengusaha tertentu, dan Direksi BUMN.
Ini khusus untuk retreat. Sementara alokasi anggaran untuk sidang kabinet paripurna yang kerap dilangsungkan di kantor Presiden Jakarta menghabiskan sekitar Rp 20 miliar dalam setahun.
Sebelumnya LSM Seknas Fitra membeberkan data mengenai anggaran sidang kabinet di tahun 2012 mencapai Rp29,4 miliar. Menurut Djadmiko, awalnya anggaran yang dialokasikan untuk sidang kabinet seperti data yang dilansir Fitra.
"Waktu itu, awalnya segitu, anggaran ada di Setneg. Setelah kita review tidak segitu. Jadinya Rp 20 milar," kata Djadmiko.
Menurut dia anggaran sebesar itu digunakan macam-macam terutama untuk anggaran kedeputian persidangan. "Ada operasional kedeputian, kemudian juga yang kegiatannya kedeputian persidangan, menyaipkan bahan, sampai memantau, kedeputian. Yah satu kali sidang Rp 20 juta," ujarnya.
Sidang kabinet paripurna merupakan rapat yang dihadiri lengkap seluruh menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II. Biasanya diadakan sekali dalam seminggu pada hari Selasa atau Kamis. Dalam sidang ini Wakil Presiden Boediono juga hadir. (aco)
Sumber : http://www.tribunnews.com/2012/04/18/istana-habiskan-rp-1-miliar-sekali-rapat-besar
4/16/2012
TENGGARONG - Jasa penyeberangan di jalur Tenggarong–Tenggarong Seberang dan sekitarnya kembali bikin heboh. Pagi menjelang siang, Senin (16/4), sebuah kapal kelotok nyaris tenggelam ketika akan memuat mobil truk di Dermaga Pal 7 Loa Kulu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kapal nahas itu mengalami kerusakan serius.
Kecelakaan ini adalah yang ketiga kalinya menimpa kapal kelotok, setelah Jembatan Kartanegara runtuh 26 November 2011. Pada 24 Desember 2011 dan 21 Maret 2012 lalu juga terjadi kecelakaan kapal kelotok di kawasan tersebut. (selengkapnya lihat grafis, berita terkait juga disajikan di halaman 29-Kutai Kartanegara, Red).
Peristiwa kemarin bermula ketika kapal dengan motoris Mariadi (34) itu bermaksud mengangkut dua mobil untuk menyeberang ke Loa Lepuh, Tenggarong Seberang. Pertama, berupa mobil box bernomor polisi KT 8502 A naik lebih dahulu. Kemudian, disusul truk merah KT 8710 CG.
Nah, ketika truk itu bergerak masuk tiba-tiba kapal itu karam. Diduga kuat, kapal tersebut tak sanggup menahan beban sehingga karam. Selama ini, memang biasa terlihat kapal kelotok sebesar itu mengangkut truk, tapi hanya 1 unit. Kadang juga kapal kelotok mengangkut dua unit mobil, tapi dua-duanya sekelas Innova atau sedan.
Peristiwa kemarin memang patut pelajaran bersama, khususnya bagi pengelola jasa penyeberangan dengan kapal kelotok. Saat kejadian, mobil box sempat ikut karam. Begitu juga dengan truk. Sedangkan pengemudi kedua mobil tersebut sempat berlari ke pinggir dermaga, saat keadaan mulai gawat.
Tidak lama setelah kejadian, kedua mobil berikut kapal kelotok itu berhasil dievakuasi. Mobil box terpaksa dilarikan ke bengkel, karena mesinnya kemasukan air. Sedangkan mobil truk selamat. “Kami masih mengumpulkan informasi terkait peristiwa tersebut. Kami sedang selidiki masalah tersebut,” kata Kapolres Kukar AKBP I Gusti KB Harryarsana melalui Kasubag Humas Polres AKP I Nyoman Subrata.
Dikatakan, peristiwa ini diduga akibat kelalaian para awak “feri tradisional” (kapal kelotok) itu. Mereka tidak mengikat kapal ke dermaga, saat akan memuat kendaraan. Sehingga kapal yang bergerak mengikuti arus gelombang sungai menjadi tidak stabil. Terkait kemungkinan kelebihan muatan, menurut Nyoman, pihaknya juga masih menyelidiki.
Kepolisian, menurut Nyoman, juga akan menindaklanjuti indikasi adanya kapal kelotok beroperasi tanpa izin, termasuk angkutan yang melebihi kapasitas.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kukar, Ahyani Fadianur mengatakan, kapal kelotok itu karam memang terindikasi melebihi kapasitas. Hal tersebut diperparah adanya kebocoran kapal tersebut. “Sebab, kapal tenggelam pada saat truk masih maju mundur, saat masuk ke kapal. Jadi, belum sempat berlayar. Kapal masih di dermaga,” terangnya.
Menurut Ahyani, truk tersebut tak bermuatan. “Jadi, kemungkinan masalah kebocoran kapal itulah pemicu utamanya,” jelas Ahyani.
Menurut Ahyani, tak ada larangan jika feri mengangkut truk, selama bobot angkutnya tak melebihi kapasitas dan aman. Hanya, dalam mengatur bobot dan kapasitas feri ini belum ada regulasinya. Sehingga menyulitkan petugas di lapangan melakukan penertiban.
Selain itu, minimnya petugas di lapangan juga menjadi kendala dalam melakukan pengawasan terhadap kapal kelotok yang nyaris beroperasi 24 jam. “Petugas kami di lapangan tak sebanding dengan jumlah kapal,” ujarnya.
Ia mengakui, banyak kapal kelotok beroperasi tanpa izin. Dari sekitar 70 unit kapal kelotok beroperasi di kawasan ini, hanya sekitar 7 unit yang mengantongi izin. Lagi-lagi regulasi menjadi kendala penertiban.
MESTI SEGERA
Beberapa kali kapal penyeberangan di Tenggarong karam rupanya juga membuat Bupati Kukar Rita Widyasari “gemas.” Selain meningkatkan pengawasan bagi para pebisnis penyeberangan orang dan kendaraan, pembangunan jembatan baru mesti disegerakan.
Dua jembatan memang direncanakan dibangun. Pertama di lokasi runtuhnya Jembatan Kartanegara di Tenggarong, dan kedua di Loa Kulu. Untuk jembatan baru di lokasi musibah 26 November 2011 itu, Rita mengatakan positif didanai pemerintah pusat. Jembatan ini menggunakan konstruksi jembatan pelengkung atau busur.
“Kalau saya sih maunya cepat. Kalau bisa bulan depan sudah dilelang. Nah, yang melelang ini ‘kan pemerintah pusat,” tutur Rita yang baru mendarat saat ditemui di Bandara Temindung, Samarinda, Senin sore.
Rita melanjutkan kalimatnya, bahwa Pemkab Kukar memprioritaskan pembangunan jembatan di Tenggarong. “Sebenarnya, Kukar hanya membangun satu jembatan yaitu di Loa Kulu. Tetapi karena ada musibah kemarin, jadi seolah sedang membangun dua. Padahal yang satunya lagi adalah pengganti,” imbuhnya.
Untuk Loa Kulu, sambung Rita, terdapat sedikit hambatan. Direncanakan sejak 2010 lalu, desain Jembatan Loa Kulu berupa cable stayed atau suspension bridge (jembatan gantung). Persis seperti Jembatan Kartanegara yang runtuh.
“Banyak warga yang trauma dengan jembatan jenis ini. Untuk mengubah desainnya, perlu waktu yang panjang dan harus mengulang lagi,” imbuh dia. Namun begitu, Rita mengatakan telah menerima berbagai saran. Termasuk dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). “Mereka bilang, masa’ tidak berani dengan jembatan gantung. Ini lebih kokoh,” tambahnya.
Sementara pilihan membangun pengganti di lokasi runtuhnya jembatan, kata Rita, juga sesuai saran pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Lokasi ini dipilih karena jalan yang sudah tersedia dan beberapa bagian jembatan yang bisa digunakan lagi.
Sebelumnya, Pemkab Kukar menyiapkan Rp 100 miliar untuk jembatan Loa Kulu. Anggaran itu rencananya direvisi. “Dari Rp 100 miliar, dibagi untuk jembatan Loa Kulu Rp 75 miliar dan sisanya untuk jembatan pengganti di Tenggarong. Yang Rp 25 miliar sebagai dana awal pembangunan yang dibiayai pusat,” tambah dia.
Jika pembangunan jembatan di Tenggarong telah digaransi APBN, APBD Kukar tahun depan difokuskan untuk Jembatan Loa Kulu. “Kami meminta bantuan provinsi untuk jalannya saja,” jelas dia.
Soal tenggelamnya penyeberangan kemarin, Rita menegaskan, Pemkab telah membuat aturan sehubungan keselamatan penumpang. “Saya segera menanyakan hal ini kepada Dinas Perhubungan,” terangnya ketika disinggung apakah ada pemeriksaan terhadap kondisi kapal penyeberangan.
Sejak runtuhnya jembatan, bisnis penyeberangan juga menjamur. Bupati menyatakan, mengganti semua kerugian materi dari peristiwa kemarin. Dia mengimbau semua pengusaha penyeberangan menyediakan sehari dalam seminggu memeriksa kapal mereka.
“Memang permintaannya tinggi sekali. Saya sendiri sering naik kapal jika harus pergi atau pulang dari Samarinda pada malam hari. Saya selalu di luar mobil saat menyeberang atau setidaknya membuka jendela,” terang Rita. Dia berharap, kejadian ini tak terulang lagi.
Peristiwa kemarin juga mendapat perhatian Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak. “Saya menyayangkan kejadian ini yang berulang kali. Harus dicek kelayakan kapal-kapal penyeberangan dan itu tugas Pemkab Kukar,” sebutnya.
Faroek juga menyinggung pembangunan jembatan di Tenggarong yang sangat diperlukan. “Jika Pemkab meminta bantuan provinsi, tentu kami sangat mempertimbangkannya,” tutup dia. (*/qi/*/adw/kri/fel/zal)
Sumber :http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=132385
Klotok tiga kali karam
16/04/12
TENGGARONG - Jasa penyeberangan di jalur Tenggarong–Tenggarong Seberang dan sekitarnya kembali bikin heboh. Pagi menjelang siang, Senin (16/4), sebuah kapal kelotok nyaris tenggelam ketika akan memuat mobil truk di Dermaga Pal 7 Loa Kulu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kapal nahas itu mengalami kerusakan serius.
Kecelakaan ini adalah yang ketiga kalinya menimpa kapal kelotok, setelah Jembatan Kartanegara runtuh 26 November 2011. Pada 24 Desember 2011 dan 21 Maret 2012 lalu juga terjadi kecelakaan kapal kelotok di kawasan tersebut. (selengkapnya lihat grafis, berita terkait juga disajikan di halaman 29-Kutai Kartanegara, Red).
Peristiwa kemarin bermula ketika kapal dengan motoris Mariadi (34) itu bermaksud mengangkut dua mobil untuk menyeberang ke Loa Lepuh, Tenggarong Seberang. Pertama, berupa mobil box bernomor polisi KT 8502 A naik lebih dahulu. Kemudian, disusul truk merah KT 8710 CG.
Nah, ketika truk itu bergerak masuk tiba-tiba kapal itu karam. Diduga kuat, kapal tersebut tak sanggup menahan beban sehingga karam. Selama ini, memang biasa terlihat kapal kelotok sebesar itu mengangkut truk, tapi hanya 1 unit. Kadang juga kapal kelotok mengangkut dua unit mobil, tapi dua-duanya sekelas Innova atau sedan.
Peristiwa kemarin memang patut pelajaran bersama, khususnya bagi pengelola jasa penyeberangan dengan kapal kelotok. Saat kejadian, mobil box sempat ikut karam. Begitu juga dengan truk. Sedangkan pengemudi kedua mobil tersebut sempat berlari ke pinggir dermaga, saat keadaan mulai gawat.
Tidak lama setelah kejadian, kedua mobil berikut kapal kelotok itu berhasil dievakuasi. Mobil box terpaksa dilarikan ke bengkel, karena mesinnya kemasukan air. Sedangkan mobil truk selamat. “Kami masih mengumpulkan informasi terkait peristiwa tersebut. Kami sedang selidiki masalah tersebut,” kata Kapolres Kukar AKBP I Gusti KB Harryarsana melalui Kasubag Humas Polres AKP I Nyoman Subrata.
Dikatakan, peristiwa ini diduga akibat kelalaian para awak “feri tradisional” (kapal kelotok) itu. Mereka tidak mengikat kapal ke dermaga, saat akan memuat kendaraan. Sehingga kapal yang bergerak mengikuti arus gelombang sungai menjadi tidak stabil. Terkait kemungkinan kelebihan muatan, menurut Nyoman, pihaknya juga masih menyelidiki.
Kepolisian, menurut Nyoman, juga akan menindaklanjuti indikasi adanya kapal kelotok beroperasi tanpa izin, termasuk angkutan yang melebihi kapasitas.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kukar, Ahyani Fadianur mengatakan, kapal kelotok itu karam memang terindikasi melebihi kapasitas. Hal tersebut diperparah adanya kebocoran kapal tersebut. “Sebab, kapal tenggelam pada saat truk masih maju mundur, saat masuk ke kapal. Jadi, belum sempat berlayar. Kapal masih di dermaga,” terangnya.
Menurut Ahyani, truk tersebut tak bermuatan. “Jadi, kemungkinan masalah kebocoran kapal itulah pemicu utamanya,” jelas Ahyani.
Menurut Ahyani, tak ada larangan jika feri mengangkut truk, selama bobot angkutnya tak melebihi kapasitas dan aman. Hanya, dalam mengatur bobot dan kapasitas feri ini belum ada regulasinya. Sehingga menyulitkan petugas di lapangan melakukan penertiban.
Selain itu, minimnya petugas di lapangan juga menjadi kendala dalam melakukan pengawasan terhadap kapal kelotok yang nyaris beroperasi 24 jam. “Petugas kami di lapangan tak sebanding dengan jumlah kapal,” ujarnya.
Ia mengakui, banyak kapal kelotok beroperasi tanpa izin. Dari sekitar 70 unit kapal kelotok beroperasi di kawasan ini, hanya sekitar 7 unit yang mengantongi izin. Lagi-lagi regulasi menjadi kendala penertiban.
MESTI SEGERA
Beberapa kali kapal penyeberangan di Tenggarong karam rupanya juga membuat Bupati Kukar Rita Widyasari “gemas.” Selain meningkatkan pengawasan bagi para pebisnis penyeberangan orang dan kendaraan, pembangunan jembatan baru mesti disegerakan.
Dua jembatan memang direncanakan dibangun. Pertama di lokasi runtuhnya Jembatan Kartanegara di Tenggarong, dan kedua di Loa Kulu. Untuk jembatan baru di lokasi musibah 26 November 2011 itu, Rita mengatakan positif didanai pemerintah pusat. Jembatan ini menggunakan konstruksi jembatan pelengkung atau busur.
“Kalau saya sih maunya cepat. Kalau bisa bulan depan sudah dilelang. Nah, yang melelang ini ‘kan pemerintah pusat,” tutur Rita yang baru mendarat saat ditemui di Bandara Temindung, Samarinda, Senin sore.
Rita melanjutkan kalimatnya, bahwa Pemkab Kukar memprioritaskan pembangunan jembatan di Tenggarong. “Sebenarnya, Kukar hanya membangun satu jembatan yaitu di Loa Kulu. Tetapi karena ada musibah kemarin, jadi seolah sedang membangun dua. Padahal yang satunya lagi adalah pengganti,” imbuhnya.
Untuk Loa Kulu, sambung Rita, terdapat sedikit hambatan. Direncanakan sejak 2010 lalu, desain Jembatan Loa Kulu berupa cable stayed atau suspension bridge (jembatan gantung). Persis seperti Jembatan Kartanegara yang runtuh.
“Banyak warga yang trauma dengan jembatan jenis ini. Untuk mengubah desainnya, perlu waktu yang panjang dan harus mengulang lagi,” imbuh dia. Namun begitu, Rita mengatakan telah menerima berbagai saran. Termasuk dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). “Mereka bilang, masa’ tidak berani dengan jembatan gantung. Ini lebih kokoh,” tambahnya.
Sementara pilihan membangun pengganti di lokasi runtuhnya jembatan, kata Rita, juga sesuai saran pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Lokasi ini dipilih karena jalan yang sudah tersedia dan beberapa bagian jembatan yang bisa digunakan lagi.
Sebelumnya, Pemkab Kukar menyiapkan Rp 100 miliar untuk jembatan Loa Kulu. Anggaran itu rencananya direvisi. “Dari Rp 100 miliar, dibagi untuk jembatan Loa Kulu Rp 75 miliar dan sisanya untuk jembatan pengganti di Tenggarong. Yang Rp 25 miliar sebagai dana awal pembangunan yang dibiayai pusat,” tambah dia.
Jika pembangunan jembatan di Tenggarong telah digaransi APBN, APBD Kukar tahun depan difokuskan untuk Jembatan Loa Kulu. “Kami meminta bantuan provinsi untuk jalannya saja,” jelas dia.
Soal tenggelamnya penyeberangan kemarin, Rita menegaskan, Pemkab telah membuat aturan sehubungan keselamatan penumpang. “Saya segera menanyakan hal ini kepada Dinas Perhubungan,” terangnya ketika disinggung apakah ada pemeriksaan terhadap kondisi kapal penyeberangan.
Sejak runtuhnya jembatan, bisnis penyeberangan juga menjamur. Bupati menyatakan, mengganti semua kerugian materi dari peristiwa kemarin. Dia mengimbau semua pengusaha penyeberangan menyediakan sehari dalam seminggu memeriksa kapal mereka.
“Memang permintaannya tinggi sekali. Saya sendiri sering naik kapal jika harus pergi atau pulang dari Samarinda pada malam hari. Saya selalu di luar mobil saat menyeberang atau setidaknya membuka jendela,” terang Rita. Dia berharap, kejadian ini tak terulang lagi.
Peristiwa kemarin juga mendapat perhatian Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak. “Saya menyayangkan kejadian ini yang berulang kali. Harus dicek kelayakan kapal-kapal penyeberangan dan itu tugas Pemkab Kukar,” sebutnya.
Faroek juga menyinggung pembangunan jembatan di Tenggarong yang sangat diperlukan. “Jika Pemkab meminta bantuan provinsi, tentu kami sangat mempertimbangkannya,” tutup dia. (*/qi/*/adw/kri/fel/zal)
Sumber :http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=132385
4/16/2012
SAMARINDA – Inspeksi mendadak kalangan DPRD Samarinda ke sebuah tempat karaoke belum lama ini berbuntut panjang. Inul Vizta, tempat karaoke yang membolehkan pelajar kelas III SMP yang masih berseragam sekolah masuk membuat anggota Komisi IV Nursobah geregetan.
Politisi PKS ini mengaku kecewa dengan manajemen tempat hiburan yang tak melarang pelajar sekolah.
Nursobah bahkan mendesak Pemkot menindak tegas pengusaha tempat hiburan yang melanggar aturan. Termasuk tempat karaoke yang menerima tamu di bawah umur.
“Kejadian di Inul Vizta jadi pelajaran buat Pemkot. Pengusaha sudah sering melakukan pelanggaran seperti ini,” katanya.
Bila pelanggaran seperti ini terus terjadi, lanjut dia, ada kemungkinan Pemkot “bermain” dengan pengusaha hiburan. Karena itu ia berharap semua pelanggaran disikapi serius. “Jangan sampai budaya kita dikalahkan pengusaha,” katanya.
Nursobah menegaskan, kalangan DPRD sepakat untuk menghentikan sementara izin tempat hiburan yang melanggar. “Perwali BBM saja bisa, kenapa urusan dengan skala kecil tidak bisa. Kalau pemkot mau, itu tak sulit. Jangan sampai pelajar-pelajar kita hancur moralnya,” ujarnya.
Sebelumnya, kalangan DPRD melakukan sidak ke tempat karaoke keluarga Inul Vizta di Jl Siradj Salman, Samarinda Ulu, Rabu (11/4). Terlihat belasan anak-anak sekolah tingkat SMP yang sedang berkaraoke ria di sana. Parahnya, mereka semua masih mengenakan seragam sekolah dan ini berlangsung pada jam pelajaran. (luc/ri)
Nursobah : Tindak Tegas Tempat Hiburan
SAMARINDA – Inspeksi mendadak kalangan DPRD Samarinda ke sebuah tempat karaoke belum lama ini berbuntut panjang. Inul Vizta, tempat karaoke yang membolehkan pelajar kelas III SMP yang masih berseragam sekolah masuk membuat anggota Komisi IV Nursobah geregetan.
Politisi PKS ini mengaku kecewa dengan manajemen tempat hiburan yang tak melarang pelajar sekolah.
Nursobah bahkan mendesak Pemkot menindak tegas pengusaha tempat hiburan yang melanggar aturan. Termasuk tempat karaoke yang menerima tamu di bawah umur.
“Kejadian di Inul Vizta jadi pelajaran buat Pemkot. Pengusaha sudah sering melakukan pelanggaran seperti ini,” katanya.
Bila pelanggaran seperti ini terus terjadi, lanjut dia, ada kemungkinan Pemkot “bermain” dengan pengusaha hiburan. Karena itu ia berharap semua pelanggaran disikapi serius. “Jangan sampai budaya kita dikalahkan pengusaha,” katanya.
Nursobah menegaskan, kalangan DPRD sepakat untuk menghentikan sementara izin tempat hiburan yang melanggar. “Perwali BBM saja bisa, kenapa urusan dengan skala kecil tidak bisa. Kalau pemkot mau, itu tak sulit. Jangan sampai pelajar-pelajar kita hancur moralnya,” ujarnya.
Sebelumnya, kalangan DPRD melakukan sidak ke tempat karaoke keluarga Inul Vizta di Jl Siradj Salman, Samarinda Ulu, Rabu (11/4). Terlihat belasan anak-anak sekolah tingkat SMP yang sedang berkaraoke ria di sana. Parahnya, mereka semua masih mengenakan seragam sekolah dan ini berlangsung pada jam pelajaran. (luc/ri)
4/16/2012
Berpolitik sebaiknya menjadi jalan untuk mengembangkan dakwah dalam rangka menyebarkan kebaikan untuk seluruh umat dan masyarakat. Itulah pandangan Masykur Sarmian
Awal kariernya di dunia politik dimulai dengan ketidaksengajaan. Usai menempuh pendidikan tinggi di Pulau Jawa akhir 1980-an Ustadz Masykur merantau ke Samarinda dan memilih menjadi dai.
Dengan istiqomah menjaga garis perjuangan partai yang menggaungkan amar makruf nahi mungkar ternyata masyarakat bisa menilai. "Besarnya satu partai saya pikir ditentukan dari orang-orang yang berada di dalamnya,” ujar Ustadz Masykur.
Ustadz Masykur yang memilih PKS sebagai wadah berpolitik meretas masa depan jalur dakwah juga tidak sekali mendapat cobaan. Saat ini Beliau dipercaya kader, anggota dan simpatisan partainya untuk menjadi Ketua DPW PKS Kalimantan Timur. Dikatakannya, Bahwa amanah adalah sesuatu yang berat pertanggung jawaban di hadapan Allah tetapi harus tetap dilaksanakan sebagai bentuk Ketaatan. saat itu bukan karena niat pribadinya mencalonkan diri. Namun kesepakatan Seluruh pengurus PKS Kaltim yang mempercayai dirinya untuk mengemban amanah yang berat ini.
Berbagai tantangan dan ujian telah di lewati, hal itu tidak menyurutkannya dalam perjuangan, yang selalu dikatakannya sebagai ajang dakwah dan medan untuk menunjukkan eksistensi cinta pada Allah.
Ustadz H Masykur Sarmian menyampaikan, semangat amal kader PKS berawal dari 4 modal. Yakni iman, amal, mahabbah (cinta) dan Al Ukhuwah (kebersamaan). Tentunya keistiqomahan setiap kader di perlukan untuk mengemban 4 modal tersebut. Dan Beliau sangat yakin seluruh kader memiliki semangat yang sama.
Beberapa Tahun belakangan berbagai kemenangan da’wah telah terbuka di berbagai kota dan kabupaten di kalimantan Timur, banyak kader-kader PKS yang menjadi Bupati/wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota dan lebih banyak lagi yang memegang posisi legislasi pada DPRD tiap Kota dan Kabupaten. Hal ini menurut Beliau bukanlah tujuan akhir dari perjuangan kita, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana keberadaan kader-kader PKS di Pos-Pos Pemerintahan maupun legislatif mampu memberikan kontribusi sebesar-besarnya pada kemakmuran rakyat.
Ketua DPC PKS Samarinda Ulu, Bang Sani saat di tanya pendapatnya terkait rekam jejak Ustadz Masykur Sarmian menjawab “ Ustadz Masykur itu Pemimpin yang Visioner dan Beliau mampu menyusun peta strategi yang jitu dalam mengembangkan Da’wah, Beliau juga terbuka pada ide-ide baru bahkan saat Saya pertama kali menunjukkan seragam lapangan baru DPC PKS Samarinda Ulu, Beliaulah orang pertama yang mengacungkan jempol tanpa banyak bertanya, berbeda dengan beberapa kawan yang tak henti-hentinya bertanya tentang seragam lapangan baru kami.” Pungkas Bang Sani.
“Seluruh Kita harus ingat bahwa Keridhoan Allah adalah motivasi utama bagi seluruh kader PKS dalam pergerakannya. Karena yang kita andalkan bukan Cuma masalah logistik atau materi tetapi kebersamaan Allah pada barisan kita dan kedekatan kita pada-Nya itulah yang selalu kita jaga.” Pungkas Ustadz Masykur.
----------------------------------------------------------------------
Sumber : 1. http://www.kaltimpost.co.id/?mib=berita.detail&id=17599
2. Berbagai ceramah dan Sambutan di berbagai acara sepanjang 2011-2012
3. Tanggapan Ustadz Maskur di beberapa media cetak lokal Kaltim
Ustadz Masykur Sarmian ; Jaga kedekatan pada Allah dan Berikan manfaat pada Rakyat.
Berpolitik sebaiknya menjadi jalan untuk mengembangkan dakwah dalam rangka menyebarkan kebaikan untuk seluruh umat dan masyarakat. Itulah pandangan Masykur Sarmian
Awal kariernya di dunia politik dimulai dengan ketidaksengajaan. Usai menempuh pendidikan tinggi di Pulau Jawa akhir 1980-an Ustadz Masykur merantau ke Samarinda dan memilih menjadi dai.
Dengan istiqomah menjaga garis perjuangan partai yang menggaungkan amar makruf nahi mungkar ternyata masyarakat bisa menilai. "Besarnya satu partai saya pikir ditentukan dari orang-orang yang berada di dalamnya,” ujar Ustadz Masykur.
Ustadz Masykur yang memilih PKS sebagai wadah berpolitik meretas masa depan jalur dakwah juga tidak sekali mendapat cobaan. Saat ini Beliau dipercaya kader, anggota dan simpatisan partainya untuk menjadi Ketua DPW PKS Kalimantan Timur. Dikatakannya, Bahwa amanah adalah sesuatu yang berat pertanggung jawaban di hadapan Allah tetapi harus tetap dilaksanakan sebagai bentuk Ketaatan. saat itu bukan karena niat pribadinya mencalonkan diri. Namun kesepakatan Seluruh pengurus PKS Kaltim yang mempercayai dirinya untuk mengemban amanah yang berat ini.
Berbagai tantangan dan ujian telah di lewati, hal itu tidak menyurutkannya dalam perjuangan, yang selalu dikatakannya sebagai ajang dakwah dan medan untuk menunjukkan eksistensi cinta pada Allah.
Ustadz H Masykur Sarmian menyampaikan, semangat amal kader PKS berawal dari 4 modal. Yakni iman, amal, mahabbah (cinta) dan Al Ukhuwah (kebersamaan). Tentunya keistiqomahan setiap kader di perlukan untuk mengemban 4 modal tersebut. Dan Beliau sangat yakin seluruh kader memiliki semangat yang sama.
Beberapa Tahun belakangan berbagai kemenangan da’wah telah terbuka di berbagai kota dan kabupaten di kalimantan Timur, banyak kader-kader PKS yang menjadi Bupati/wakil Bupati atau Walikota/Wakil Walikota dan lebih banyak lagi yang memegang posisi legislasi pada DPRD tiap Kota dan Kabupaten. Hal ini menurut Beliau bukanlah tujuan akhir dari perjuangan kita, tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana keberadaan kader-kader PKS di Pos-Pos Pemerintahan maupun legislatif mampu memberikan kontribusi sebesar-besarnya pada kemakmuran rakyat.
Ketua DPC PKS Samarinda Ulu, Bang Sani saat di tanya pendapatnya terkait rekam jejak Ustadz Masykur Sarmian menjawab “ Ustadz Masykur itu Pemimpin yang Visioner dan Beliau mampu menyusun peta strategi yang jitu dalam mengembangkan Da’wah, Beliau juga terbuka pada ide-ide baru bahkan saat Saya pertama kali menunjukkan seragam lapangan baru DPC PKS Samarinda Ulu, Beliaulah orang pertama yang mengacungkan jempol tanpa banyak bertanya, berbeda dengan beberapa kawan yang tak henti-hentinya bertanya tentang seragam lapangan baru kami.” Pungkas Bang Sani.
“Seluruh Kita harus ingat bahwa Keridhoan Allah adalah motivasi utama bagi seluruh kader PKS dalam pergerakannya. Karena yang kita andalkan bukan Cuma masalah logistik atau materi tetapi kebersamaan Allah pada barisan kita dan kedekatan kita pada-Nya itulah yang selalu kita jaga.” Pungkas Ustadz Masykur.
----------------------------------------------------------------------
Sumber : 1. http://www.kaltimpost.co.id/?mib=berita.detail&id=17599
2. Berbagai ceramah dan Sambutan di berbagai acara sepanjang 2011-2012
3. Tanggapan Ustadz Maskur di beberapa media cetak lokal Kaltim
4/16/2012
Lupakan! Lupakan cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Semua cinta dari jenis yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nasr bin Hajjaj di masa Umar bin Khattab.
Ia pemuda paling ganteng yang ada di Madinah. Shalih dan kalem. Secara diam-diam gadis-gadis Madinah mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar mendengar seorang perempuan menyebut namanya dalam bait-bait puisi yang dilantunkan di malam hari. Umar pun mencari Nasr. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan, ketampanannya telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis Madinah. Akhirnya Umar pun memutuskan untuk mengirimnya ke Basra.
Disini ia bermukim pada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Celakanya, Nasr justru cinta pada istri tuan rumah. Wanita itu juga membalas cintanya. Suatu saat mereka duduk bertiga bersama sang suami. Nasr menulis sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh sang istri tuan rumah. Karena buta huruf, suami yang sudah curiga itu pun memanggil sahabatnya untuk membaca tulisan itu. Hasilnya: aku cinta padamu!
Nasr tentu saja malu kerena ketahuan. Akhirnya ia meninggalkan keluarga itu dan hidup sendiri. Tapi cintanya tak hilang. Dia menderita karenanya. Sampai ia jatuh sakit dan badannya kurus kering. Suami perempuan itu pun kasihan dan menyuruh istrinya untuk mengobati Nasr. Betapa gembiranya Nasr ketika perempuan itu datang. Tapi cinta tak mungkin tersambung ke pelaminan. Mereka tidak melakukan dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nasr meninggal setelah itu.
Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh di lahan yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi penyakit. Sebab cinta yang ini justru menemukan kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi penyakit.
Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, pelamaran, hingga mahar dan pesta pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus Nasr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.
Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Hanya di sana cinta yang ini absah untuk tumbuh bersemi: di singgasana pelaminan.
Sumber : Buku Serial Cinta
Cinta Bersemi Di Pelaminan
Lupakan! Lupakan cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Semua cinta dari jenis yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nasr bin Hajjaj di masa Umar bin Khattab.
Ia pemuda paling ganteng yang ada di Madinah. Shalih dan kalem. Secara diam-diam gadis-gadis Madinah mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar mendengar seorang perempuan menyebut namanya dalam bait-bait puisi yang dilantunkan di malam hari. Umar pun mencari Nasr. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan, ketampanannya telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis Madinah. Akhirnya Umar pun memutuskan untuk mengirimnya ke Basra.
Disini ia bermukim pada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Celakanya, Nasr justru cinta pada istri tuan rumah. Wanita itu juga membalas cintanya. Suatu saat mereka duduk bertiga bersama sang suami. Nasr menulis sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh sang istri tuan rumah. Karena buta huruf, suami yang sudah curiga itu pun memanggil sahabatnya untuk membaca tulisan itu. Hasilnya: aku cinta padamu!
Nasr tentu saja malu kerena ketahuan. Akhirnya ia meninggalkan keluarga itu dan hidup sendiri. Tapi cintanya tak hilang. Dia menderita karenanya. Sampai ia jatuh sakit dan badannya kurus kering. Suami perempuan itu pun kasihan dan menyuruh istrinya untuk mengobati Nasr. Betapa gembiranya Nasr ketika perempuan itu datang. Tapi cinta tak mungkin tersambung ke pelaminan. Mereka tidak melakukan dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nasr meninggal setelah itu.
Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh di lahan yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi penyakit. Sebab cinta yang ini justru menemukan kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi penyakit.
Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, pelamaran, hingga mahar dan pesta pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus Nasr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.
Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Hanya di sana cinta yang ini absah untuk tumbuh bersemi: di singgasana pelaminan.
Sumber : Buku Serial Cinta
4/16/2012
Komisi Tinggi Pemilu Mesir mengumumkan berita mengejutkan dengan mendiskualifikasi sepuluh kandidat calon presiden. Tiga di antaranya adalah kandidat terkuat, yaitu bekas kepala dinas intelijen di bawah rezim Hosni Mubarak, Omar Suleiman, kandidat Ikhwanul Muslimin, Khairat el-Shater, dan politisi Salafi, Hazem Abu Ismail.
Berdasarkan peraturan pemilu Mesir, calon yang didiskualifikasi dapat mengajukan banding dalam waktu 48 jam. Shater dicoret dari bursa capres karena catatan kriminalnya di masa lalu saat menjadi aktivis politik yang menentang rezim Mubarak, sementara Suleiman masih terbilang bagian dari rezim despotik negara itu, adapun Abu Ismail didiskualifikasi karena ibunya memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat.
Di antara sepuluh nama yang didiskualifikasi dari bursa capres, ada figur-figur dengan akseptabilitas tinggi seperti, Shater. Kandidat Ikhwanul Muslimin ini memiliki peluang besar untuk menang dalam pemilu presiden Mesir. Meskipun kelompok itu sebelumnya telah mengajukan calon alternatif, namun sepertinya ada "kekuatan tertentu" yang sedang bermain mencegah Ikhwanul Muslimin menduduki jabatan eksekutif di negara itu.
Rakyat Mesir dalam beberapa hari terakhir menggelar protes untuk menentang pencalonan Suleiman. Mereka juga menyebut Shater sebagai orang yang memiliki peluang besar untuk menduduki kursi presiden. Akan tetapi, sekarang muncul isu-isu lain yang mengindikasikan bahwa "kekuatan tertentu" ingin menyetir pemilu Mesir sejalan dengan kehendak AS, terlebih Amr Moussa disebut-sebut sebagai kandidat yang didukung Barat untuk memimpin Mesir.
Beberapa pengamat politik percaya bahwa ada kemungkinan Dewan Tinggi Militer dan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan asing memerintahkan pencoretan beberapa nama dan mempertahankan para kandidat yang didukung Barat, khususnya AS. (a.l.: Ahmed Shafiq mantan perdana menteri era Mubarak, dan Amr Moussa bekas Menteri Luar Negeri pemerintahan Mubarak-ed)
Ini adalah fakta bahwa pemilu presiden Mesir merupakan sebuah momen penting bagi kebanyakan negara Barat, sebab presiden terpilih bertugas mengarahkan kebijakan dalam dan luar negeri Mesir. Setelah tumbangnya rezim Mubarak, AS ingin melestarikan pengaruhnya di negara itu dan sedang mencari tokoh yang tepat untuk didukung. Washington menginginkan pemimpin yang bisa menghidupkan kembali kedudukan AS di kawasan sekaligus tidak begitu bersinggungan dengan rezim Zionis Israel.
Oleh karena itu, AS dan Barat menyusun program untuk memenangkan tokoh yang loyal kepada mereka. Pencoretan nama-nama yang didukung oleh kelompok Islam semakin membuka peluang bagi AS untuk meloloskan jagoannya. Sebuah masalah yang jika terealisasi, akan menjadi sebuah bahaya serius bagi revolusi Mesir. (IRIB Indonesia/RM/NA)
AS 'Bermain-main' di Pilpres Mesir, Mencari yang Pro-Barat dan tidak Anti Israel
Komisi Tinggi Pemilu Mesir mengumumkan berita mengejutkan dengan mendiskualifikasi sepuluh kandidat calon presiden. Tiga di antaranya adalah kandidat terkuat, yaitu bekas kepala dinas intelijen di bawah rezim Hosni Mubarak, Omar Suleiman, kandidat Ikhwanul Muslimin, Khairat el-Shater, dan politisi Salafi, Hazem Abu Ismail.
Berdasarkan peraturan pemilu Mesir, calon yang didiskualifikasi dapat mengajukan banding dalam waktu 48 jam. Shater dicoret dari bursa capres karena catatan kriminalnya di masa lalu saat menjadi aktivis politik yang menentang rezim Mubarak, sementara Suleiman masih terbilang bagian dari rezim despotik negara itu, adapun Abu Ismail didiskualifikasi karena ibunya memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat.
Di antara sepuluh nama yang didiskualifikasi dari bursa capres, ada figur-figur dengan akseptabilitas tinggi seperti, Shater. Kandidat Ikhwanul Muslimin ini memiliki peluang besar untuk menang dalam pemilu presiden Mesir. Meskipun kelompok itu sebelumnya telah mengajukan calon alternatif, namun sepertinya ada "kekuatan tertentu" yang sedang bermain mencegah Ikhwanul Muslimin menduduki jabatan eksekutif di negara itu.
Rakyat Mesir dalam beberapa hari terakhir menggelar protes untuk menentang pencalonan Suleiman. Mereka juga menyebut Shater sebagai orang yang memiliki peluang besar untuk menduduki kursi presiden. Akan tetapi, sekarang muncul isu-isu lain yang mengindikasikan bahwa "kekuatan tertentu" ingin menyetir pemilu Mesir sejalan dengan kehendak AS, terlebih Amr Moussa disebut-sebut sebagai kandidat yang didukung Barat untuk memimpin Mesir.
Beberapa pengamat politik percaya bahwa ada kemungkinan Dewan Tinggi Militer dan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan asing memerintahkan pencoretan beberapa nama dan mempertahankan para kandidat yang didukung Barat, khususnya AS. (a.l.: Ahmed Shafiq mantan perdana menteri era Mubarak, dan Amr Moussa bekas Menteri Luar Negeri pemerintahan Mubarak-ed)
Ini adalah fakta bahwa pemilu presiden Mesir merupakan sebuah momen penting bagi kebanyakan negara Barat, sebab presiden terpilih bertugas mengarahkan kebijakan dalam dan luar negeri Mesir. Setelah tumbangnya rezim Mubarak, AS ingin melestarikan pengaruhnya di negara itu dan sedang mencari tokoh yang tepat untuk didukung. Washington menginginkan pemimpin yang bisa menghidupkan kembali kedudukan AS di kawasan sekaligus tidak begitu bersinggungan dengan rezim Zionis Israel.
Oleh karena itu, AS dan Barat menyusun program untuk memenangkan tokoh yang loyal kepada mereka. Pencoretan nama-nama yang didukung oleh kelompok Islam semakin membuka peluang bagi AS untuk meloloskan jagoannya. Sebuah masalah yang jika terealisasi, akan menjadi sebuah bahaya serius bagi revolusi Mesir. (IRIB Indonesia/RM/NA)
4/16/2012
Oleh Prof Dr. Achmad Satori Ismail*
Yahya bin Aktsam berkata, “Pada suatu malam aku menginap di rumah Amirulmukminin al-Makmun. Aku terbangun di tengah malam karena rasa haus yang sangat, maka aku pun bangkit (mencari air). Tiba-tiba Amirulmukminin berkata, “Wahai Yahya, apa gerangan yang terjadi?“ Aku menjawab, “Demi Allah, aku sangat haus wahai Amirulmukminin.“
Lalu, Khalifah Makmun bangun seraya membawa seteko air untukku. Aku berkata, “Wahai Amirulmukminin, mengapa tidak kausuruh pembantu atau budak saja?“ Beliau menjawab, “Tidak.“ Karena bapakku meriwayatkan hadis dari bapaknya dan dari kakeknya dari Uqbah bin `Amir ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, `Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.'“ (HR Ibnu Asakir, Abu Nu'aim).
Hadis tersebut di atas terdapat juga dalam kitab Al-Mawahib al-Laduniyah karangan al-Qastholani dan Syarah AzZarqani, juz 4, hlm 117-118. Kendati hadis ini lemah sanadnya, dikuatkan oleh beberapa hadis lain yang hampir serupa dan juga isinya tidak bertentangan dengan jiwa ajaran Islam yang memerintahkan kita untuk memberikan jasa sebanyak mungkin kepada manusia.
“Amalan yang paling dicintai Allah setelah yang fardu adalah memasukkan kegembiraan di hati Muslim.“ (HR at Thabrani dari Ibnu Abbas).
Ibnu al-Mubarok meriwayatkan dari Abi Syureih bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Di antara amalan yang paling dicintai Allah adalah memasukkan kegembiraan pada hati Muslim, melapangkan kesedihannya, membayar utangnya, atau memberi makan untuk menghilangkan rasa laparnya.” (Syu’abul Iman lil Baihaqi).
Sebaik-baik manusia adalah yang paling berjasa kepada orang lain. Uwais al-Qarni berkata, “Dalam perjalananku pernah melewati seorang pendeta, lalu aku bertanya, ‘Apakah derajat pertama yang harus dilewati seorang murid (pencari jalan tazkiyatunnafs)?’ Dia menjawab, ‘Mengembalikan semua hak orang dan meringankan punggung dari beban karena amalan seorang hamba tidak akan naik saat masih banyak hal-hal yang membebani dan menyusahkan orang lain. Tugas utama penguasa sebagai pelayan rakyat terfokus dalam dua hal, yaitu melindungi agama mereka dan mengatur urusan dunia.'“ (AlAhkam as-Sulthoniyah, hlm 3).
Pelayanan bidang pertama berupa menjamin setiap warga negara agar memahami ajaran agamanya masing-masing, mampu mengamalkannya dengan baik, dan melindungi agama mereka dari berbagai bentuk kesesatan. Sedangkan, siyasatuddunya berupa pelayanan terhadap rakyat agar bisa hidup layak sebagai manusia yang bermartabat.
Tuntutan inilah yang mendorong Umar bin Khattab RA sering berkeliling malam hari untuk melihat kondisi rakyatnya. Saat ada yang mengeluh kekurangan pangan, ia menolongnya dan memanggul karung gandum sendiri.
Dalam kesempatan lain Umar pernah berkata, “Seandainya seekor keledai terperosok di Baghdad, niscaya Umar akan ditanya, mengapa tidak kauratakan jalannya?”
Bila semua penguasa menjadi pelayan rakyat sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW, akan tegaklah keadilan dan umat manusia pun berada dalam kesejahteraan.[]
Pemimpin Itu Pelayan
Oleh Prof Dr. Achmad Satori Ismail*
Yahya bin Aktsam berkata, “Pada suatu malam aku menginap di rumah Amirulmukminin al-Makmun. Aku terbangun di tengah malam karena rasa haus yang sangat, maka aku pun bangkit (mencari air). Tiba-tiba Amirulmukminin berkata, “Wahai Yahya, apa gerangan yang terjadi?“ Aku menjawab, “Demi Allah, aku sangat haus wahai Amirulmukminin.“
Lalu, Khalifah Makmun bangun seraya membawa seteko air untukku. Aku berkata, “Wahai Amirulmukminin, mengapa tidak kausuruh pembantu atau budak saja?“ Beliau menjawab, “Tidak.“ Karena bapakku meriwayatkan hadis dari bapaknya dan dari kakeknya dari Uqbah bin `Amir ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, `Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.'“ (HR Ibnu Asakir, Abu Nu'aim).
Hadis tersebut di atas terdapat juga dalam kitab Al-Mawahib al-Laduniyah karangan al-Qastholani dan Syarah AzZarqani, juz 4, hlm 117-118. Kendati hadis ini lemah sanadnya, dikuatkan oleh beberapa hadis lain yang hampir serupa dan juga isinya tidak bertentangan dengan jiwa ajaran Islam yang memerintahkan kita untuk memberikan jasa sebanyak mungkin kepada manusia.
“Amalan yang paling dicintai Allah setelah yang fardu adalah memasukkan kegembiraan di hati Muslim.“ (HR at Thabrani dari Ibnu Abbas).
Ibnu al-Mubarok meriwayatkan dari Abi Syureih bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Di antara amalan yang paling dicintai Allah adalah memasukkan kegembiraan pada hati Muslim, melapangkan kesedihannya, membayar utangnya, atau memberi makan untuk menghilangkan rasa laparnya.” (Syu’abul Iman lil Baihaqi).
Sebaik-baik manusia adalah yang paling berjasa kepada orang lain. Uwais al-Qarni berkata, “Dalam perjalananku pernah melewati seorang pendeta, lalu aku bertanya, ‘Apakah derajat pertama yang harus dilewati seorang murid (pencari jalan tazkiyatunnafs)?’ Dia menjawab, ‘Mengembalikan semua hak orang dan meringankan punggung dari beban karena amalan seorang hamba tidak akan naik saat masih banyak hal-hal yang membebani dan menyusahkan orang lain. Tugas utama penguasa sebagai pelayan rakyat terfokus dalam dua hal, yaitu melindungi agama mereka dan mengatur urusan dunia.'“ (AlAhkam as-Sulthoniyah, hlm 3).
Pelayanan bidang pertama berupa menjamin setiap warga negara agar memahami ajaran agamanya masing-masing, mampu mengamalkannya dengan baik, dan melindungi agama mereka dari berbagai bentuk kesesatan. Sedangkan, siyasatuddunya berupa pelayanan terhadap rakyat agar bisa hidup layak sebagai manusia yang bermartabat.
Tuntutan inilah yang mendorong Umar bin Khattab RA sering berkeliling malam hari untuk melihat kondisi rakyatnya. Saat ada yang mengeluh kekurangan pangan, ia menolongnya dan memanggul karung gandum sendiri.
Dalam kesempatan lain Umar pernah berkata, “Seandainya seekor keledai terperosok di Baghdad, niscaya Umar akan ditanya, mengapa tidak kauratakan jalannya?”
Bila semua penguasa menjadi pelayan rakyat sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW, akan tegaklah keadilan dan umat manusia pun berada dalam kesejahteraan.[]
4/16/2012
Ahmad Heryawan. Nama itu tidak banyak dikenal oleh masyarakat Jawa Barat. Masyarakat jauh lebih mengenal Danny Setiawan, Gubernur Jawa Barat 2003-2008, atau Agum Gumelar, mantan menteri Perhubungan dan juga mantan calon wakil presiden. Heryawan barangkali malah lebih dikenal di Jakarta karena dia menjadi anggota DPRD DKI Jakara.
Namun, rupanya takdir berkata lain. Orang yang tak banyak dikenal itu jusru menang dalam perebutan kekuasaan di Jawa Barat. Ketenaran Danny Setiawan dan Agum ditenggelamkan oleh pilihan masyarakat yang kemudian mengangkatnya bersama Dede Yusuf sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.
Sosok yang dikenal sebagai politikus mubalig ini lahir di Sukabumi, 19 Juni 1966. Pendidikan dari SD sampai SMA diselesaikan di kampung halamannya, baru setelah kuliah Heryawan merantau ke Jakarta masuk di Fakultas Syariah LIPIA pada 1992.
Selepas menyandang gelar sarjana, Heryawan mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beberapa di antaranya adalah Ma’had Al Hikmah, Dirosah Islamiyyah Al Hikmah, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta, dan Pusat Studi Islam Al Manar. Selain sebagai akademisi, Heryawan juga aktif di berbagai organisasi massa Islam, antara lain, sebagai ketua umum pengurus besar Persatuan Umat Islam (PUI).
Begitu Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS) lahir, Heryawan terjun ke dunia politik. Karier politiknya terus menanjak ketika menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. Pada periode 1999-2004 dia sebagai anggota biasa, kemudian pada periode berikutnya dia terpiih kembali sebagai wakil rakyat dan menjadi wakil ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta.
Semula Heryawan hanya mendapat amanah dari partainya (PKS) untuk posisi wakil gubernur di Jawa Barat. Tapi, sebagai pendatang baru di dunia perpolitikan Jawa Barat, nama Heryawan tak dilirik para calon gubernur. Apalagi, usia Heryawan saat itu baru menginjak 41 tahun sehingga dianggap belum memiliki banyak pengalaman di dunia birokrasi.
Karena tak ada yang meminang menjadi wakil gubernur, DPW PKS Jawa Barat melakukan langkah berani dengan menjadikan Heryawan sebagai calon gubernur. Mereka kemudian mengajak DPW PAN Jawa Barat untuk berkoalisi menghadapi pilgub. PAN menyodorkan nama Yusuf Macan Effendi alias Dede Yusuf untuk menjadi pendamping Heryawan. Pasangan ini pun kemudian dideklarasikan dengan sebutan Hade, dalam bahasa Sunda berarti `bagus' atau `baik'.
Apa yang terjadi kemudian? Pasangan muda yang sebelumnya tak diperhitungkan justru mampu memenangi pilgub pertama Jawa Barat yang dipilih langsung oleh rakyat. Hade alias Heryawan-Dede meraih 7.287.647 suara, pasangan Agum-Nu`man meraih 6.217.557 suara, dan Danny-Iwan meraih 4.490.901 suara.
Bagi Heryawan, mendapat amanah menjadi gubernur dari masyarakat Jawa Barat adalah satu kepercayaan. Karena itu, begitu dilantik, pasangan muda ini langsung melakukan berbagai program dengan tujuan memenuhi harapan dan keinginan masyarakat Jawa Barat. Janji-janji saat kampanye pilgub satu per satu mulai direalisasikan.
“Tahun pertama adalah masa yang paling berat bagi saya dalam memimpin Jawa Barat,“ kata suami dari Hj Netty Prasetyani. Selain masih buta dengan kondisi birokrasi Jawa Barat, berbagai tekanan dari parpol yang kalah dalam pilgub terus merongrong kepemimpinannya. Ancaman penurunan paksa dari kursi gubernur terus dialamatkan kepadanya.
Namun, berbagai kecaman, bahkan ancaman, baik dari internal birokrasi maupun eksternal, tak pernah menyurutkannya untuk mewujudkan janji-janjinya kepada masyarakat saat kampanye. Bidang yang menjadi prioritas Heryawan seperti yang disampaikannya saat kampanye lalu, yaitu pendidikan murah, sejuta lapangan kerja, kesehatan masyarakat, perbaikan ekonomi masyarakat, hingga membenahi infrastruktur di seluruh wilayah Jawa Barat mulai diwujudkan.
Pada 13 Juni mendatang, pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf melewati tahun ketiga. Kerja keras selama hampir tiga tahun mulai membuahkan hasil. Apresiasi terhadap kinerjanya diberikan pemerintah pusat melalui berbagai penghargaan. Bahkan, dalam sebulan, Desember 2011, Heryawan menerima empat anugerah dan penghargaan. Penghargaan pertama diterimanya saat Hari Nusantara 13 Desember di Dumai, Riau, kemudian Satya Lencana Kebaktian Sosial di Yogyakarta pada Peringatan HKSN 19 Desember, Parahita Ekapraya Pratama di Jakarta pada Peringatan Hari Ibu 22 Desember, dan Transmigrasi Award pada 27 Desember 2011. Tak banyak kepala daerah yang menerima empat penghargaan berkategori nasional dalam waktu sebulan. Sebelum itu, sederet penghargaan diraih oleh Heryawan dalam rentang 2011, antara lain, Entrepreneurship Development dari Menteri Koperasi dan UKM. Pemerintah pusat juga mengganjar Pemprov Jawa Barat dengan penghargaan bertajuk “Anugerah Pangripa Nusantara“ karena dinilai memiliki perencanaan pembangunan terbaik dan dinilai sukses meningkatkan kualitas pembangunan daerah.
Menteri Pendidikan memberikan penghargaan kepada Heryawan karena dinilai berhasil membina sekaligus mendorong perkembangan pendidikan inklusif. Kiprahnya dalam mengelola pemerintahan di Jawa Barat juga mendapat apresiasi dari Youngsan University Korea Selatan. Salah satu universitas terkemuka di Negeri Ginseng ini mengganjarnya dengan gelar doctor honoris causa bidang manajemen pemerintahan. “Itu adalah keberhasilah seluruh stakeholder Jawa Barat. Tanpa peran serta seluruh lapisan masyarakat mustahil penghargaan itu bisa diraih,“ ujarnya.
Bapak enam anak yang sebelum menjabat Gubernur Jawa Barat rutin berbelanja di pasar tradisional itu mengakui, masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Beberapa persoalan yang menurutnya sangat prioritas untuk dituntaskan adalah masalah kesehatan, khususnya menyangkut fasilitas puskesmas. Ia menargetkan, pada 2012 ini ada 200 puskesmas dengan pelayanan obstetri neonatal emergesi dasar (Poned) di Jawa Barat.
Selain itu, Heryawan juga menargetkan komposisi pendidikan menengah atas akan dibalik, yaitu 65 persen SMK dan 35 persen SMA. “Idealnya, 70 berbanding 30. Tapi, bisa mewujudkan 65 banding 35 sudah sangat bagus,“ kata dia. []
*REPUBLIKA
Ahmad Heryawan: Tokoh Perubahan Republika 2011
Ahmad Heryawan. Nama itu tidak banyak dikenal oleh masyarakat Jawa Barat. Masyarakat jauh lebih mengenal Danny Setiawan, Gubernur Jawa Barat 2003-2008, atau Agum Gumelar, mantan menteri Perhubungan dan juga mantan calon wakil presiden. Heryawan barangkali malah lebih dikenal di Jakarta karena dia menjadi anggota DPRD DKI Jakara.
Namun, rupanya takdir berkata lain. Orang yang tak banyak dikenal itu jusru menang dalam perebutan kekuasaan di Jawa Barat. Ketenaran Danny Setiawan dan Agum ditenggelamkan oleh pilihan masyarakat yang kemudian mengangkatnya bersama Dede Yusuf sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat.
Sosok yang dikenal sebagai politikus mubalig ini lahir di Sukabumi, 19 Juni 1966. Pendidikan dari SD sampai SMA diselesaikan di kampung halamannya, baru setelah kuliah Heryawan merantau ke Jakarta masuk di Fakultas Syariah LIPIA pada 1992.
Selepas menyandang gelar sarjana, Heryawan mengajar di beberapa perguruan tinggi. Beberapa di antaranya adalah Ma’had Al Hikmah, Dirosah Islamiyyah Al Hikmah, Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Jakarta, dan Pusat Studi Islam Al Manar. Selain sebagai akademisi, Heryawan juga aktif di berbagai organisasi massa Islam, antara lain, sebagai ketua umum pengurus besar Persatuan Umat Islam (PUI).
Begitu Partai Keadilan dan Sejahtera (PKS) lahir, Heryawan terjun ke dunia politik. Karier politiknya terus menanjak ketika menjadi anggota DPRD DKI Jakarta. Pada periode 1999-2004 dia sebagai anggota biasa, kemudian pada periode berikutnya dia terpiih kembali sebagai wakil rakyat dan menjadi wakil ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta.
Semula Heryawan hanya mendapat amanah dari partainya (PKS) untuk posisi wakil gubernur di Jawa Barat. Tapi, sebagai pendatang baru di dunia perpolitikan Jawa Barat, nama Heryawan tak dilirik para calon gubernur. Apalagi, usia Heryawan saat itu baru menginjak 41 tahun sehingga dianggap belum memiliki banyak pengalaman di dunia birokrasi.
Karena tak ada yang meminang menjadi wakil gubernur, DPW PKS Jawa Barat melakukan langkah berani dengan menjadikan Heryawan sebagai calon gubernur. Mereka kemudian mengajak DPW PAN Jawa Barat untuk berkoalisi menghadapi pilgub. PAN menyodorkan nama Yusuf Macan Effendi alias Dede Yusuf untuk menjadi pendamping Heryawan. Pasangan ini pun kemudian dideklarasikan dengan sebutan Hade, dalam bahasa Sunda berarti `bagus' atau `baik'.
Apa yang terjadi kemudian? Pasangan muda yang sebelumnya tak diperhitungkan justru mampu memenangi pilgub pertama Jawa Barat yang dipilih langsung oleh rakyat. Hade alias Heryawan-Dede meraih 7.287.647 suara, pasangan Agum-Nu`man meraih 6.217.557 suara, dan Danny-Iwan meraih 4.490.901 suara.
Bagi Heryawan, mendapat amanah menjadi gubernur dari masyarakat Jawa Barat adalah satu kepercayaan. Karena itu, begitu dilantik, pasangan muda ini langsung melakukan berbagai program dengan tujuan memenuhi harapan dan keinginan masyarakat Jawa Barat. Janji-janji saat kampanye pilgub satu per satu mulai direalisasikan.
“Tahun pertama adalah masa yang paling berat bagi saya dalam memimpin Jawa Barat,“ kata suami dari Hj Netty Prasetyani. Selain masih buta dengan kondisi birokrasi Jawa Barat, berbagai tekanan dari parpol yang kalah dalam pilgub terus merongrong kepemimpinannya. Ancaman penurunan paksa dari kursi gubernur terus dialamatkan kepadanya.
Namun, berbagai kecaman, bahkan ancaman, baik dari internal birokrasi maupun eksternal, tak pernah menyurutkannya untuk mewujudkan janji-janjinya kepada masyarakat saat kampanye. Bidang yang menjadi prioritas Heryawan seperti yang disampaikannya saat kampanye lalu, yaitu pendidikan murah, sejuta lapangan kerja, kesehatan masyarakat, perbaikan ekonomi masyarakat, hingga membenahi infrastruktur di seluruh wilayah Jawa Barat mulai diwujudkan.
Pada 13 Juni mendatang, pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf melewati tahun ketiga. Kerja keras selama hampir tiga tahun mulai membuahkan hasil. Apresiasi terhadap kinerjanya diberikan pemerintah pusat melalui berbagai penghargaan. Bahkan, dalam sebulan, Desember 2011, Heryawan menerima empat anugerah dan penghargaan. Penghargaan pertama diterimanya saat Hari Nusantara 13 Desember di Dumai, Riau, kemudian Satya Lencana Kebaktian Sosial di Yogyakarta pada Peringatan HKSN 19 Desember, Parahita Ekapraya Pratama di Jakarta pada Peringatan Hari Ibu 22 Desember, dan Transmigrasi Award pada 27 Desember 2011. Tak banyak kepala daerah yang menerima empat penghargaan berkategori nasional dalam waktu sebulan. Sebelum itu, sederet penghargaan diraih oleh Heryawan dalam rentang 2011, antara lain, Entrepreneurship Development dari Menteri Koperasi dan UKM. Pemerintah pusat juga mengganjar Pemprov Jawa Barat dengan penghargaan bertajuk “Anugerah Pangripa Nusantara“ karena dinilai memiliki perencanaan pembangunan terbaik dan dinilai sukses meningkatkan kualitas pembangunan daerah.
Menteri Pendidikan memberikan penghargaan kepada Heryawan karena dinilai berhasil membina sekaligus mendorong perkembangan pendidikan inklusif. Kiprahnya dalam mengelola pemerintahan di Jawa Barat juga mendapat apresiasi dari Youngsan University Korea Selatan. Salah satu universitas terkemuka di Negeri Ginseng ini mengganjarnya dengan gelar doctor honoris causa bidang manajemen pemerintahan. “Itu adalah keberhasilah seluruh stakeholder Jawa Barat. Tanpa peran serta seluruh lapisan masyarakat mustahil penghargaan itu bisa diraih,“ ujarnya.
Bapak enam anak yang sebelum menjabat Gubernur Jawa Barat rutin berbelanja di pasar tradisional itu mengakui, masih banyak pekerjaan yang belum diselesaikan. Beberapa persoalan yang menurutnya sangat prioritas untuk dituntaskan adalah masalah kesehatan, khususnya menyangkut fasilitas puskesmas. Ia menargetkan, pada 2012 ini ada 200 puskesmas dengan pelayanan obstetri neonatal emergesi dasar (Poned) di Jawa Barat.
Selain itu, Heryawan juga menargetkan komposisi pendidikan menengah atas akan dibalik, yaitu 65 persen SMK dan 35 persen SMA. “Idealnya, 70 berbanding 30. Tapi, bisa mewujudkan 65 banding 35 sudah sangat bagus,“ kata dia. []
*REPUBLIKA
4/15/2012
KPU Kaltim ternyata bergerak cepat dalam menyikapi disetujuinya Rancangan Undang-Undang (RUU) Provinsi Kaltara oleh DPR RI untuk dibahas. Lembaga penyelenggara pemilu ini pun telah menyiapkan 35 kursi calon anggota DPRD di wilayah ini.
“Untuk anggota DPRD Kaltara sejauh ini sudah kita persiapkan. Jika di DPRD Kaltim ada 50 orang, di Kaltara nanti kami telah siapkan 35 kursi,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim, Andi Sunandar kepada Radar Tarakan (Kaltim Post Group), kemarin (14/4).
Namun, siapa saja orang yang dimaksud, pihaknya belum dapat membeberkan sebelum Kaltara benar-benar terbentuk. Anggota DPRD di Provinsi Kaltara mendatang, jelas dia, akan diisi oleh calon anggota legislatif yang memperoleh suara terbanyak di daerah pemilihan (dapil).
“Bagaimana teknisnya dan siapa saja orang-orangnya termasuk persentase dari masing-masing daerah maupun perpindahan anggota DPRD Kaltim ke Kaltara, nanti kita sampaikan setelah Kaltara itu diresmikan,” janji dia.
Termasuk teknis serta mekanisme pelaksanaan pemilihan Gubernur Kaltara, juga akan dibahas belakangan. “Jelasnya, Kaltara masih menjadi tanggung jawab kami (KPU Kaltim, Red.). Dan semua perhitungan-perhitungannya sudah kami siapkan,” kata Andi. “Sebanyak 35 kursi itu berdasarkan jumlah penduduk di Kaltara,” sambung dia.
Intinya, KPU Kaltim telah siap untuk menyambut terbentuknya Provinsi Kaltara. “Suaranya diambil berdasarkan suara pemilihan legislatif 2009 lalu. Secara umum pasti akan mengikuti aturan yang berlaku,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, dalam sidang paripurna DPR RI yang dipimpin wakil ketua Pramono Anung, Kamis (12/4) lalu, telah menyetujui RUU pembentukan 19 Daerah Otonomi Baru (DOB). Kaltara yang mencakup lima kabupaten/kota yaitu Tarakan, Nunukan, Bulungan, Malinau, dan Tana Tidung masuk daftar pertama provinsi yang akan dimekarkan.
Selanjutnya, DPR akan menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar menunjuk menteri yang akan membahas usulan ini dengan panitia khusus yang dibentuk DPR. Kaltara merupakan satu-satunya usulan pembentukan provinsi baru, dari total 19 daerah otonom, yang disetujui secara aklamasi dalam rapat paripurna DPR RI, Kamis (12/4).
Sikap resmi DPR ini disambut baik anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Bambang Susilo. Sebagai wakil Kaltim di pusat, Bambang berjanji akan ikut mempercepat usulan RUU Kaltara ke pemerintah. Dia bahkan telah meminta Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso agar mengirimkan surat inisiatif RUU Kaltara ke Presiden sebelum reses tanggal 14 April 2012 kemarin. "Mudah-mudahan setelah anggota DPR reses selama 20 hari, sudah ada jawaban dari Presiden siapa menteri yang ditunjuk," kata Bambang.
Dikatakan Bambang, dilihat dari segala aspek, pembentukan Kaltara lebih penting dibanding usulan pemekaran lain. Posisinya yang berbatasan langsung dengan Malaysia, kerap menimbulkan gesekan politik, sosial, budaya, maupun ekonomi.
Tak terhitung berapa kali TNI terlibat insiden dengan tentara Malaysia di Ambalat, belum lagi perasaan masyarakat di perbatasan yang sering merasa dianaktirikan akibat minimnya perhatian dari pusat. "Perhatian Kaltim sudah maksimal, semoga dengan dibentuk provinsi sendiri (Kaltara) pemerintah lebih perhatian," tambahnya.
BEDA UCUAN
Terpisah, juru bicara Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Reydonnyzar Moenek bisa memahami inisiatif DPR tersebut di tengah sikap pemerintah yang menginginkan penghentian sementara atau moratorium, pembentukan daerah otonom baru.
Hanya saja, dia lebih setuju jika pembentukan ke-19 daerah berdasarkan undang-undang pemerintahan daerah (Pemda) pengganti UU No. 32 Tahun 2004 yang kini tengah dibahas dengan DPR. Dalam RUU Pemda baru tersebut, jelas Don -- panggilan Reydonnyzar Moenek-- dicantumkan grand design rencana penataan daerah mulai 2010 sampai 2025.
"Harapan kita, RUU itu nantinya jadi dasar hukum untuk menata daerah otonom baru," kata Don. UU baru ini, tambah dia, secara jelas menyebutkan penataan daerah bisa dilakukan dengan dimekarkan, digabung atau disesuaikan.
Aturan ketat tersebut dimaksudkan agar pemerintah daerah baru bisa memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakatnya. Pasalnya, hasil kajian Kemendagri terhadap 57 daerah baru yang berusia 3 tahun, menunjukkan 70 persen di antaranya gagal.
Meski begitu, dalam konsultasi terbatas antara pimpinan DPR dengan Presiden yang dihadiri Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi disepakati pembentukan daerah otonom baru masih dimungkinkan sepanjang menyangkut kepentingan nasional, strategis, dan perbatasan. "Bisa anda simpulkan sendiri," kata Don, saat ditanya apakah Kaltara masuk dalam kriteria tadi.
Sebelumnya, anggota DPR RI asal Kaltim Aus Hidayat Nur pun mengatakan, pada 17-18 April mendatang RUU akan disampaikan DPR kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ditambahkan Ketua Komisi II DPR RI, Agun Gunandjar Sudarsa, Kabupaten Bulungan sebagai calon ibu kota provinsi diharapkan segera menyiapkan kantor gubernur, kantor DPRD provinsi, dan kantor SKPD-SKPD sementara, untuk jalannya roda pemerintahan di provinsi baru. Selain itu, juga perlu disiapkan rekrutmen PNS, baik dari provinsi Kaltim maupun dari kabupaten/kota yang ingin pindah menjadi PNS di Provinsi Kaltara.
“Tidak kalah penting, perlu pula disiapkan proses serah terima aset dari Provinsi Kaltim ke Provinsi Kaltara. Selain itu juga lahan-lahan untuk kepentingan pembangunan perkantoran dan fasilitas pemerintah lainnya, harus disiapkan sejak sekarang dan jangan sampai bermasalah,” katanya.(sur/kpnn/pra/ha)
Sumber : http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=132272
sumber gambar : http://nunukan-penekindi-debaya.blogspot.com/2010/04/nunukan-kaltara-terbentuk-paling-lambat.html
35 Kursi untuk DPRD Kalimantan Utara ( KALTARA )
15/04/12
KPU Kaltim ternyata bergerak cepat dalam menyikapi disetujuinya Rancangan Undang-Undang (RUU) Provinsi Kaltara oleh DPR RI untuk dibahas. Lembaga penyelenggara pemilu ini pun telah menyiapkan 35 kursi calon anggota DPRD di wilayah ini.
“Untuk anggota DPRD Kaltara sejauh ini sudah kita persiapkan. Jika di DPRD Kaltim ada 50 orang, di Kaltara nanti kami telah siapkan 35 kursi,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim, Andi Sunandar kepada Radar Tarakan (Kaltim Post Group), kemarin (14/4).
Namun, siapa saja orang yang dimaksud, pihaknya belum dapat membeberkan sebelum Kaltara benar-benar terbentuk. Anggota DPRD di Provinsi Kaltara mendatang, jelas dia, akan diisi oleh calon anggota legislatif yang memperoleh suara terbanyak di daerah pemilihan (dapil).
“Bagaimana teknisnya dan siapa saja orang-orangnya termasuk persentase dari masing-masing daerah maupun perpindahan anggota DPRD Kaltim ke Kaltara, nanti kita sampaikan setelah Kaltara itu diresmikan,” janji dia.
Termasuk teknis serta mekanisme pelaksanaan pemilihan Gubernur Kaltara, juga akan dibahas belakangan. “Jelasnya, Kaltara masih menjadi tanggung jawab kami (KPU Kaltim, Red.). Dan semua perhitungan-perhitungannya sudah kami siapkan,” kata Andi. “Sebanyak 35 kursi itu berdasarkan jumlah penduduk di Kaltara,” sambung dia.
Intinya, KPU Kaltim telah siap untuk menyambut terbentuknya Provinsi Kaltara. “Suaranya diambil berdasarkan suara pemilihan legislatif 2009 lalu. Secara umum pasti akan mengikuti aturan yang berlaku,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, dalam sidang paripurna DPR RI yang dipimpin wakil ketua Pramono Anung, Kamis (12/4) lalu, telah menyetujui RUU pembentukan 19 Daerah Otonomi Baru (DOB). Kaltara yang mencakup lima kabupaten/kota yaitu Tarakan, Nunukan, Bulungan, Malinau, dan Tana Tidung masuk daftar pertama provinsi yang akan dimekarkan.
Selanjutnya, DPR akan menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar menunjuk menteri yang akan membahas usulan ini dengan panitia khusus yang dibentuk DPR. Kaltara merupakan satu-satunya usulan pembentukan provinsi baru, dari total 19 daerah otonom, yang disetujui secara aklamasi dalam rapat paripurna DPR RI, Kamis (12/4).
Sikap resmi DPR ini disambut baik anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Bambang Susilo. Sebagai wakil Kaltim di pusat, Bambang berjanji akan ikut mempercepat usulan RUU Kaltara ke pemerintah. Dia bahkan telah meminta Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso agar mengirimkan surat inisiatif RUU Kaltara ke Presiden sebelum reses tanggal 14 April 2012 kemarin. "Mudah-mudahan setelah anggota DPR reses selama 20 hari, sudah ada jawaban dari Presiden siapa menteri yang ditunjuk," kata Bambang.
Dikatakan Bambang, dilihat dari segala aspek, pembentukan Kaltara lebih penting dibanding usulan pemekaran lain. Posisinya yang berbatasan langsung dengan Malaysia, kerap menimbulkan gesekan politik, sosial, budaya, maupun ekonomi.
Tak terhitung berapa kali TNI terlibat insiden dengan tentara Malaysia di Ambalat, belum lagi perasaan masyarakat di perbatasan yang sering merasa dianaktirikan akibat minimnya perhatian dari pusat. "Perhatian Kaltim sudah maksimal, semoga dengan dibentuk provinsi sendiri (Kaltara) pemerintah lebih perhatian," tambahnya.
BEDA UCUAN
Terpisah, juru bicara Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Reydonnyzar Moenek bisa memahami inisiatif DPR tersebut di tengah sikap pemerintah yang menginginkan penghentian sementara atau moratorium, pembentukan daerah otonom baru.
Hanya saja, dia lebih setuju jika pembentukan ke-19 daerah berdasarkan undang-undang pemerintahan daerah (Pemda) pengganti UU No. 32 Tahun 2004 yang kini tengah dibahas dengan DPR. Dalam RUU Pemda baru tersebut, jelas Don -- panggilan Reydonnyzar Moenek-- dicantumkan grand design rencana penataan daerah mulai 2010 sampai 2025.
"Harapan kita, RUU itu nantinya jadi dasar hukum untuk menata daerah otonom baru," kata Don. UU baru ini, tambah dia, secara jelas menyebutkan penataan daerah bisa dilakukan dengan dimekarkan, digabung atau disesuaikan.
Aturan ketat tersebut dimaksudkan agar pemerintah daerah baru bisa memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakatnya. Pasalnya, hasil kajian Kemendagri terhadap 57 daerah baru yang berusia 3 tahun, menunjukkan 70 persen di antaranya gagal.
Meski begitu, dalam konsultasi terbatas antara pimpinan DPR dengan Presiden yang dihadiri Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi disepakati pembentukan daerah otonom baru masih dimungkinkan sepanjang menyangkut kepentingan nasional, strategis, dan perbatasan. "Bisa anda simpulkan sendiri," kata Don, saat ditanya apakah Kaltara masuk dalam kriteria tadi.
Sebelumnya, anggota DPR RI asal Kaltim Aus Hidayat Nur pun mengatakan, pada 17-18 April mendatang RUU akan disampaikan DPR kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ditambahkan Ketua Komisi II DPR RI, Agun Gunandjar Sudarsa, Kabupaten Bulungan sebagai calon ibu kota provinsi diharapkan segera menyiapkan kantor gubernur, kantor DPRD provinsi, dan kantor SKPD-SKPD sementara, untuk jalannya roda pemerintahan di provinsi baru. Selain itu, juga perlu disiapkan rekrutmen PNS, baik dari provinsi Kaltim maupun dari kabupaten/kota yang ingin pindah menjadi PNS di Provinsi Kaltara.
“Tidak kalah penting, perlu pula disiapkan proses serah terima aset dari Provinsi Kaltim ke Provinsi Kaltara. Selain itu juga lahan-lahan untuk kepentingan pembangunan perkantoran dan fasilitas pemerintah lainnya, harus disiapkan sejak sekarang dan jangan sampai bermasalah,” katanya.(sur/kpnn/pra/ha)
Sumber : http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=132272
sumber gambar : http://nunukan-penekindi-debaya.blogspot.com/2010/04/nunukan-kaltara-terbentuk-paling-lambat.html
Langganan:
Postingan (Atom)
Berita Terpopuler
-
Alhamdulillah,untuk pertama kalinya DPC PKS Samarinda memiliki Buletin sendiri yang terbit setiap bulan. Buletin tersebut bernama "Sa...
-
Bidang Perempuan DPC PKS Samarinda Ulu menganggap RA Kartini adalah Pahlawan sekaligus Inspirasi bagi Kaum Perempuan Indonesia. "Dari ...
-
REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Sebanyak 180 kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bandarlampung siap menjadi pendonor teta...
-
LATAR belakangnya sebagai da'i membuat Wakil Ketua DPRD Kaltim H Hadi Mulyadi, didaulat memberikan khutbah Jumat dan ceramah Maulid Nab...
DPW PKS KALTIM
Arsip Blog
-
▼
2012
(215)
- ► 12/09 - 12/16 (9)
- ► 12/02 - 12/09 (6)
- ► 11/25 - 12/02 (2)
- ► 11/18 - 11/25 (4)
- ► 05/20 - 05/27 (4)
- ► 05/06 - 05/13 (8)
- ► 04/29 - 05/06 (3)
- ► 04/22 - 04/29 (19)
-
▼
04/15 - 04/22
(14)
- RA Kartini dan Islam
- Bidpuan PKS Samarinda Ulu mengadakan Penyuluhan Ke...
- Kisah Anggota Dewan PKS, Naik Ojek Ke Gedung DPR
- Balada Kisah Aleg PKS Kaltim
- Basri (Bupati Nunukan) Lantik Pengurus PKS
- Istana Habiskan Rp 1 Miliar Sekali Rapat Besar
- Klotok tiga kali karam
- Nursobah : Tindak Tegas Tempat Hiburan
- Ustadz Masykur Sarmian ; Jaga kedekatan pada Allah...
- Cinta Bersemi Di Pelaminan
- AS 'Bermain-main' di Pilpres Mesir, Mencari yang P...
- Pemimpin Itu Pelayan
- Ahmad Heryawan: Tokoh Perubahan Republika 2011
- 35 Kursi untuk DPRD Kalimantan Utara ( KALTARA )
- ► 04/08 - 04/15 (13)
- ► 04/01 - 04/08 (19)
- ► 03/25 - 04/01 (11)
- ► 03/18 - 03/25 (16)
- ► 03/11 - 03/18 (29)
- ► 03/04 - 03/11 (55)
- ► 02/26 - 03/04 (3)
-
►
2011
(4)
- ► 07/24 - 07/31 (3)
- ► 07/17 - 07/24 (1)