NEWS UPDATE :
BERITA TERKINI :

Berita Terbaru

Berita Terhangat

DPD PKS Samarinda

Fiqh & Syariah

Keluarga Sakinah

Kiprah DPC Samarinda Ulu

DPRD Provinsi KALTIM

Tausiyah dari Ustadz Kita

Opini Kiriman Pembaca

Kolom Kesehatan ( Akh Haris )

DPC PKS SUNGAI PINANG PEDULI KORBAN KEBAKARAN

10/03/12



Disaat bencana kebakaran datang silih berganti, DPC PKS Kecamatan sungai Pinang hadir untuk membantu korban bencana kebakaran yang terjadi di Jl.Kemakmuran Gg.KNPI, ada yang berbeda apabila dilihat dari bentuk bantuan yang diberikan kepada para korban kebakaran pada umumnya, karena DPC PKS Sungai Pinang memberikan bantuan berupa material bangunan kepada korban kebakaran. Hal ini menjadi langkah baru agar bantuan yang kita berikan tepat guna bagi korban, karena pada umumnya orang memberikan bantuan berupa bahan makanan sehingga menumpuk bahan makanan di rumah korban.
DPC PKS Sungai Pinang mempunyai inisiatif untuk menanyakan terlebih dahulu kepada para korban kebakaran, apa kebutuhan mereka setelah terkena musibah kebakaran, dan ketika berkordinasi dengan ketua RT.20 Kelurahan Sungai Pinang Dalam (Bapak Hafsi) beliau mengatakan bahwa kebutuhan mereka adalah material bangunan karena bahan makanan sudah melimpah dan mereka ingin segera membangun rumahnya.
Bantuan material bangunan yang diberikan DPC PKS Sungai pinang berupa 100 lembar seng yang dananya berasal dari masyarakat pengguna jalan di simpang empat lembuswana, serta simpatisan dan kader PKS. “Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada masyarakat yang telah mempercayakan bantuannya kepada kami dan juga para kader dan relawan PKS yang ditengah kesibukannya masih mau untuk turun menggalang dana untuk korban bencana kebakaran dan untuk korban kebakaran semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat”,Pungkas Ahmad Marzuqi, S.Pd.I yang menjabat sebagai Ketua DPC PKS Sungai Pinang.

Cerpen Bersambung "Arus kehidupan" By : DMC ( Pengurus Bid.BKO )


Bu...,apakah allah membenci kita...!!??
Anak laki-laki kecil itu menatap ibunya yang menangis tanpa suara. Di pandanginya wajah tirus tua ibunya. Ada kesedihan mendalam disana. Ada ketabahan yang coba dikuat-kuatkan.
Sementara itu angin barat sore, menyapu halus pohon kamboja dan menggugurkan daun-daun tuanya. Jatuh digundukan tanah merah yang baru saja ditimbun diatas tubuh ayahnya yang meninggal karena “kecelakaan”.
Hanya ada mereka berdua yang tertinggal di pemakaman itu. Suasana pemakaman itu sunyi. Sepi. Anak kecil berumur 5 tahun itu tak mengerti mengapa mereka harus tinggal lebih lama di tempat itu. Sesungguhnya ia mau segera pulang dan beristirahat. Kakinya sudah begitu lelah. Juga lapar. Namun melihat ibunya yang berduka, ia tak berani meminta kepada ibunya untuk pulang.
Entah apa yang ada dipikiran ibunya. Satu hal yang ia tahu, ayahnya bukanlah orang yang baik. Ia sering berjudi, mabuk-mabukan dan sering memukul ibunya. Pulang kerumah hanya untuk marah-marah, kemudian pergi lagi setelah memeras uang gaji mencuci ibunya. Padahal ibunyalah yang menjadi tulang punggung keluarga selama ini sebagai tukang cuci baju. Ingin sebenarnya ia membantu ibunya, namun ibunya selalu berkata bahwa ia masih terlalu kecil untuk bekerja.
“Kamu masih kecil, Le. Nanti kalo kamu sudah besar, kamu boleh bantu ibu.” Ibunya berkata.
“Tapi bu, aku kuat kok bantu ibu nyuci. Meras cucian aja kalo ibu nda’ mau aku nyikat bajunya.” Tawar anak lelaki itu.
Ibunya hanya tersenyum sambil tetap mencuci.
“Le, kamu mau nuruti kata-kata ibu saja, itu sudah membantu ibu. Kamu mau nuruti kata-kata ibu, kan? Mau jadi anak baik kan?
Bocah itu mengangguk.
“Kalo gitu, bikinkan ibu teh saja ya. Nanti setelah ibu nyuci pasti haus” pinta ibunya.
Bocah itu riang masuk kedapur dan membuatkan teh. Ia harus menjadi anak baik. Selalu menuruti nasehat ibunya. Hanya dengan cara itu ia bisa melihat ibunya tersenyum meski sering dipukul ayahnya. Ayah yang kejam. Tapi entah mengapa ia tidak bisa benar-benari membenci lelaki itu. Mungkin ia masi terlalu kecil untuk mengetahui dan belajar tentang rasa benci. Rasa yang bertahun-tahun kemudian yang menjadi tonggak alasannya melanjutkan hidup.
Dan ia tahu pasti, mengapa ayahnya meninggal. Ayahnya meninggal karena ditikam oleh teman judinya. Dan setelah ayahnya meninggal, teman-teman ayahnya itu datang kerumah dan mengambil barang–barang berharga yang ada dirumah. Ibunya hanya dapat menangis pada saati itu dan ia…, masih terlalu kecil untuk dapat mengusir orang-orang yang mengambil barang mereka dirumah.
Ibu-anak itu baru saja selesai menunaikan shalat magrib. Anak itu berdiri disebelah kiri ibunya. Mengiuti setiap gerak dan baca ibunya.
“Bu, apakah allah benci kita ?”, tanya anak kecil itu lugu. Sang ibu menatap anak lelakinya itu dan mencoba tersenyum.
” Tidak nak….. Tidak. Allah tidak pernah membenci hamba-nya. Bahkan allah sangat mencintai kita. Ini hanya salah satu cara allah untuk menunjukkkan cinta-nya pada kita. Allah ingin menguji kita, apakah kita pantas untuk mendapatkan cinta-Nya yang lebih besar. Oleh karana kita harus bersabar, nak”
Anak lelaki itu sebenarnya tak paham dengan ucapan ibunya. Namun ia tak ingin bertanya lebih jauh, tentang maksud perkataan ibunya. Ia tak ingin menambah beban pikiran ibunya.
Dan ketika mentari sore hanya meninggalkan rona merah saga di ufuk barat, akhirnya ibu-anak itu meninggalkan pemakaman. Semilir angin senja menusuk kulit. Namun hati ibu itu lebih tertusuk. Oleh meninggalnya sang suami. Bukan, bukan Cuma itu. Ia tertusuk karena masalah yang ditinggalkan oleh suaminya itu.
Sang ibu memandangi anak semata wayangnya. Ia tak tahu bagaimana harus membesarkan anak itu. Anak titipan Tuhan sang Maha cinta. Hanya yakinnya saja yang membuat ia masih berharap. Tuhan tidak mengatakan bahwa hidup itu mudah. Tetapi tuhan menjanjikan pertolongan-Nya ketika seseorang susah.

Bersambung……

Mengapa Anak Berbohong ?


Husnul Khatimah Umar, S.Psi
Apakah anda pernah menemui anak yang gemar berbohong ? Sampai-sampai anda sulit membedakan yang mana fakta dan yang mana karangan ketika mendengar anak itu bercerita pada anda ?
Nah, mari kita melihat lebih dalam mengapa anak-anak menjadi gemar berbohong, karena tentu hal itu tidak terjadi dengan sendirinya, pasti ada sesuatu yang membuat mereka menjadi seperti itu.
Saat masih kuliah dulu, saya tertegun ketika membaca kutipan dalam sebuah buku : “ Anak-anak berbohong terutama untuk melindungi diri, dan kebohongan mereka akan menjadi-jadi di lingkungan yang menebar ketakutan. “
Marilah kita tengok kehidupan kita sehari-hari bersama anak-anak kita. Ketika anak kita melakukan kesalahan apa yang kita biasa lakukan ?
Apakah kita bertanya dengan lembut mengapa mereka melakukan perbuatan itu? Atau Apakah kita justru spontan marah dan langsung menasehatinya ? Apakah kita menanyai mereka dengan nada “intrograsi” yang tinggi, sehingga membuat mereka takut kepada kita dan akhirnya terpaksa “berbohong” untuk melindungi diri ?
Ketika anak-anak kita senang berbohong itu justru adalah tanda bahwa anak-anak kita sebenarnya tidak nyaman dan merasa tidak aman berbincang dengan kita.
Saya kemudian terpikir, jangan-jangan kita, orang dewasa yang berada disekitar mereka yang justru membuat mereka jadi seperti itu karena bukankah tidak ada anak-anak yang sengaja terlahir sebagai pembohong?

Anis : Targetkan 3 Besar ,PKS harus lebih Gaul


Sekjen PKS Anis Matta mengimbau kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) agar lebih gaul dan percaya diri. Berbagai cara ditempuh PKS untuk mengejar target mencapai 3 besar dalam pemilu 2014.

"Kader PKS harus lebih gaul dan percaya diri. Kalau PKS mau masuk tiga besar, itu syaratnya. Karena mesin politik harus lebih bagus, ruang lingkup juga harus menjangkau masyarakat luas," kata Anis kepada detikcom, Minggu (11/3/2012).

Anis berharap kader PKS juga terus meyakinkan masyarakat. Agar ruang lingkup pemilih PKS makin besar.

"Tidak boleh ada sekat agama, ideologi, ataupun etnis. Kader PKS harus merespon masyarakat dengan berbagai latar belakang," imbau Anis.

Dengan pendekatan yang lebih baik, diharapkan mampu mendongkrak perolehan suara PKS di pemilu 2014. "Untuk itu harus lebih terbuka, lebih gaul dan ramah kepada masyarakat," tandasnya. [detik.com]

Mengelola ketidak sempurnaan


Apalagi yang tersisa dari ketampanan setelah ia dibagi habis oleh Nabi Yusuf dan Muhammad. Apa lagi yang tersisa dari kecantikan setelah habis oleh Sarah, istri Nabi Ibrahim, dan Khadijah, istri Nabi Muhammad saw? Apa lagi yang tersisa dari kebajikan hati setelah ia direbut Utsman bin Affan? Apalagi yang tersisa dari kehalusan setelah ia direbut habis oleh Aisyah?

Kita hanya berbagi dari sedikit yang tersisa dari pesona jiwa raga yang direguk habis oleh para nabi dan orang shalih terdahulu. Karena itu persoalan cinta kita selalu permanen begitu: jarang sekali pesona jiwa raga menyatu secara utuh dan sempurna dalam diri kita. Pilhan-pilihan kita, dengan begitu, selalu sulit. Ada lelaki ganteng atau perempuan cantik yang kurang berbudi. Sebaliknya, ada lelaki shalih yang tidak menawan atay perempuan yang shalihah yang tidak cantik. Pesona kita selalu tunggal. Padahal cinta membutuhkan dua kaki untuk bisa berdiri dan berjalan dalam waktu yang lama. Maka tentang pesona fisi itu Imam Ghazali mengatakan: “Pilihlah istri yang cantik agar kamu tidak bosan.” Tapi tentang pesona jiwa itu Rasulullah saw bersabda, “Tapi pilihlah calon istri yangt taat beragama niscaya kamu pasti beruntung.”

Persoalan kita dalam ketidaksempurnaan. Seperti ketika dunia menyaksikan tragedi cinta Putri Diana dan Pangeran Charles. Dua setengah milyar menusia menyaksikan pemakamannya di televisi. Semua sedih. Semua menangis. Putrei yang pernah menjadi trensetter kecantikan dunia dekade 80-an itu rasanya terlalu cantik untuk di sia-siakan oleh sang pangeran. Apalagi Camila Parker yang menjadi kekasih gelap sang pangeran saat itu, secara fisik sangat tidak sebanding dengan Diana. Tapi tidak ada yang secara objektif mau bertanya ketika itu. Kenapa akhirnya Charles lebih memilih Camila, perempuan sederhana, tidak bisa dibilang cantik, dan lebih tua, ketimbang diana, gadis cantik berwajah boneka itu? Jawaban Charles mungkin memang terlalu sederhana. Tapi itu fakta, “Karena saya lebih bisa berbicara dengan Camila”.

Kekuatan budi memang bertahan lebih lama. Tapi pesona fisik justru terkembang di tahun-tahun awal pernikahan. Karena itu ia menentukan. Begitu masa uji cinta selesai, biasanya lima sampai sepuluh tahun, kekuatan budi akhirnya yang menentukan sukses tidaknya sebuah hubungan jangka panjang. Dampak gelombang magnetik fisik berkurang atau hilang bersama waktu. Bukan karena kecantikan atau ketampanan berkurang. Yang berkurang adalah pengaruhnya. Itu akibatnya sentuhan terus menerus yang mengurangi kesadaran emosi tentang gelombang magnetik tersebut.

Apa yang harus kita lakukan adalah mengelola ketidaksempurnaan melalui proses pembelajaran. Belajar adalah proses berubah secara konstan untuk menjadi lebih baik dan sempurna dari waktu ke waktu. Fisik mungkin tidak bisa diubah. Tapi pesona fisik bukan hanya tampang. Ia lebih ditentukan oleh aura yang dibentuk dari gabungan antara kepribadian bawaan, pengetahuan dan pengalaman hidup. Ketika hal itu biasanya termanifestasi pada garis-garis wajah, senyuman tatapan mata serta gerak refleks tubuh kita. Itu yang menjelaskan mengapa sering ada lelaki yang tidak perlu tampan tapi mempesona banyak wanita. Begitu juga sebaliknya.

Itu jalan tengah yang bisa ditempuh semua orang sebagai pecinta pembelajar. Karena pengetahuan dan pengalaman adalah perolehan hidup yang membuat kita tampak matang. Dan kematangan itulah pesonanya. Sebab, setiap kali pengetahuan kita bertambah, kata Malik bin Nabi, wajah kita akan tampak lebih baik dan bercahaya.[]

Kader PKS : inilah bagaimana cara kami di bentuk


Islamedia - Di PKS kami kader kadernya diwajibkan menghadiri pengajian rutin sepekan sekali. Mempelajari ilmu ilmu agama, akhlak akhlak yang baik, nilai nilai kemanusiaan, dan nilai nilai ketuhanan. Bertahun – tahun, pengajian itu kami lakukan. Sampai membentuk karakter manusia yang baik. Bernurani jernih, dan berjiwa lembut. Itulah mengapa, kami selalu bersemangat mengadakan baksos, membatu korban bencana alam.


Bukan!

Bukan semata karena alasan politik, kalau hanya karena alasan politik, nisacaya kami tidak akan mau melakukan pekerjaan pekerjaan sosial itu. Yang kami cari jauh melebihi motivasi motivasi duniawi tersebut. Menembus langit, yaitu dalam rangka menyenangkan tuhan kami, Allah swt.

Di pengajian pekanan itulah, kami kader PKS dikontrol, dievalusai, kehidupan kami dalam kurun sepekan tersebut. Kehidupan ruhiyah (amalan amalan) kami, dan kehidupan sosial kami. Diantara kami ada yang grafik nya naik turun. Tetapi naik turun semangat tadi, masih dalam kecenderungan meningkat. Dan dengan proses penjagaan itulah, kami, kader – kader pks dapat memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa kami dapat menjaga amanah, amanah dari rakyat, amanah dari Allah.

Bahwasannya kami punya mekanisme, kami punya instrument penjagaan yang begitu kami taati, begitu kami rindukan dari pekan ke pekannya..

Di pengajian pekanan itulah, poin poin seperti shalat lima waktu - tepat waktu - di masjid, di evaluasi. Dan tidak sekedar dievaluasi, disanalah kami menemukan alasannya, mengapa kami diperintahkan Allah begitu, apa enaknya buat kami melaksanakan perintah perintah Allah tersebut. Disanalah kami menemukan kawan berlomba, menjadi yang terbaik dimata Allah.

Selanjutnya yang bisa kami sampaikan adalah setiap pekan rata rata kader pks diajak untuk adalah Shaum senin kamis, Shalat Dhuha, Shalat tahajud minimal dua kali, berinfak, dan seterusnya.. termasuk mengkhatamkan Al-Qur'an paling lama sebulan sekali.

Dan dengan semua ketentuan partai itulah kami mendewasakan diri kami, sebagai bagian dari masyarakat, juga sebagai kader partai yang suatu saat akan diamanahkan ke parlemen, atau menjadi kepala daerah, menteri, dan presiden. Menyiapkan kualitas kualitas diri kami, sampai Allah melihat telah sampailah waktunya kami diberi amanah kepemimpinan tersebut.

Maka, kami bisa sampaikan, bahwa calon calon legislatif dari PKS, calon calon kepala daerah dari pks memiliki kualifikasi kedekatan dengan Allah yang kurang lebih seperti penjelasan diatas. Dan terus dijaga setiap pekannya. Memiliki akhlak baik, hati yang peka, dan semangat yang terjaga. Karena untuk itulah kami diwajibkan mengikuti pengajian pekanan tersebut.

Bagi kami kader PKS, jabatan kepala daerah, jabatan di legislative, menteri dan presiden. Adalah amanah amanah yang kami kejar, bukan sebagai ambisi duniawi. Kalau sebatas itu saja alasannya, kalau hanya untuk keuntungan pribadi, kenikmatan dunia, niscaya kami tidak akan mau mengejarnya. Karena kami menyadari betul hakikat kehidupan kami yang teramat singkat ini. Tentang kenikmatan, nanti saja, kami hanya mau kenikmatan abadi, Surga Firdaus..



Jadi, bagi kami kader PKS, kekuasaan kekuasaan itu adalah jalan untuk memperbaiki sebanyak banyaknya, sebesar besarnya negara kita tercinta Indonesia ini, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menebar sebanyak banyaknya manfaat dimuka bumi. Dan untuk itu semua, cukup bagi kami, upahnya adalah senangnya tuhan kami, Allah swt. Dan nanti hadiahnya, sama Allah dikasih surga.

Dan karena, begitulah kami kader kader PKS memandang dunia ini, kami selalu dijaga, selalu saling menjaga, untuk tidak tergoda akannya, yang biasa kita kenal dengan korupsi dan sejenisnya..

Semangat, pemahaman, dan kualifikasi kedekatan dengan Tuhan kami tadi, berlaku untuk semua kader di seluruh bumi Indonesia, di posisi apapun kami berada.

Masyarakat lalu bertanya, apa untungnya buatmu, bersusah payah memperjuangkan orang lain. Tidak! Karena kami tidak melihat jabatan ini sebagai sesuatu yg harus kami miliki secara pribadi, maka jangan heran kalau kami selalu bersemangat mengusung ‘orang lain – orang lain’ tersebut, Dengan bensin dari kantong kantong pribadi kami sendiri. Karena dimata Allah, kami yang memperjuangkan pemimpin pemimpin kami itu memperoleh nialainya sendiri. Dan sungguh kami bersenang hati dengan senangnya Tuhan kami, Allah swt.

Akhirnya kami dapat deskripsikan siapa kader PKS itu dengan deskripsi dari ustadz kami,

Ustadz Rahmat Abdullah:

“ada kenyataan seseorang berkat mujahadah keras yang dilakukannya mampu menjaga wudhunya sepanjang hari, mengkhatamkan Al-Qur’an paling lama sebulan, tak putus tahajud, selalu shalat jamaah di Masjid dan selalu puasa senin kamis atau ayamul bidh. dalam muamalah selalu tepat waktu, berbakti kepada kedua orang tua, cair dalam bergaul, argumentatif dalam diskusi, elegan, cemerlang dalam karir dan sejumlah lagi kelebihan”

Dan kami akan terus menyampaikan kepada masyarakat, bagaimana kader kader PKS itu dibentuk. Dan kami akan perlihatkan pada masyarakat kenyataannya, buktinya, deskripsi dari ustadz kami tersebut, Ustadz Rahmat Abdullah diatas.

Bukan Riya’, karena kami tau betul betapa tidak berartinya amalan kami jika tidak dibarengi keikhlasan. Tapi beginilah kami harus berdakwah, menyebarluaskan Syiar, dan mengajak masyarakat, dari kalangan manapun untuk bersama kami, berjuang bersama kami. dan beginilah kami menjawab persepsi dari banyak masyarakat, kalau semua partai itu sama saja, maka jawaban kami tidak, PKS berbeda.

Silaturahmi Bidang Perempuan DPRa Bukit Pinang


Jum’at siang 10 Februari 2012 menjelang sore, Hj.Tuminar S.Ag dan Ustadzah Diding menuju salah satu Rumah pimpinan pengajian Ibu-ibu Bukit Pinang. Pengajian tersebut dihadiri kurang lebih 40 Ibu-Ibu dari berbagai RT di kelurahan Bukit Pinang. Seluruh ruangan penuh terisi sampai pelataran rumah. Ustadzah Diding yang memandu acara pengajian ini secara resmi memperkenalkan Ketua Bid.Perempuan Bukit Pinang yang baru Hj.Tuminar S.Ag yang sudah cukup familier di kalangan Ibu-Ibu di Kelurahan Bukit Pinang. Selamat bekerja Hj.Tuminar dan anggota Bid.Perempuan, semoga keberkahan di limpahkan di kelurahan Bukit Pinang

Hubungan antara Cinta, Konsitensi Gerakan dan Peradaban.




Sel paling kecil tapi paling penting. Apabila sel-sel yang sejenis bergabung maka dia akan membentuk jaringan. Kemudian jaringan bergabung maka akan membentuk organ. Dan pada akhirnya organ-organ yang saling mendukung bergabung maka akan membentuk sistem organ. Sistem organ kemudian saling berkontribusi maka terbentuklah organisme.
kalau kita pelajari dari sejarah , begitulah perumpamaan dan metode para Nabi dan Rasul dalam membangun peradaban. Pada awalnya hanya terbentuk sel – sel berupa kelompok-kelompok kecil lingkaran diskusi dan studi. Lalu kelompok-kelompok itu akan membentuk jaringan yang memliki potensi gerakan. Kemudian dari gerakan-gerakan jaringan itu akan membentuk suatu bagunan sistem sosial , bangunan sistem politik, bangunan sistem budaya dan pola-pola interaksi unit hingga komunitas. Bangunan-bangunan yang bergabung tadi lama-kelamaan akan menciptakan Budaya. Apabila semua tahapan berjalan dengan baik dan terus menerus , maka terbentuklah peradaban.
Dengan demikian dapat kita lihat pola “membangun” itu sesungguhnya adalah alur dari hulu ke hilir . pada pangkal hulu terdapat mata air yang kecil tapi bening. Melalui kebeningan itu kemudian air mengalir melalui berbagai macam rintangan membentuk sungai dan pada akhirnya mata air tadi memberikan kontribusi terbentuknya lautan yang luas.
Membangun peradaban itu bukan pekerjaan mudah dan dapat dilakukan dengan waktu yang singkat. Sehingga dibutuhkan orang-orang yang tidak hanya cerdas tapi lebih dari itu mereka harus tangguh dan dapat mempengaruhi banyak orang. Karena ini pekerjaan orang banyak. Satu orang masih sangat lemah bila dihadapkan dengan pekerjaan besar ini.
Itulah mengapa sebelum merubah peradaban, Para Nabi dan Rasul yang mengambil peranan sebagai mata air bening dari hulu terlebih dahulu menyampaikan fikroh-fikroh kebangkitan dari kejahiliahan.harapannya fikroh ini akan membuat mereka bergerak. Dan jangan lupa gerakan banyak orang mampu merubah sejarah, bahkan mampu merubah peradaban. .
Yang terberat dari pekerjaan membangun peradaban ini adalah konsistensi dalam ritme dan ketukan pada tiap tahapan. Sejarah banyak mencatat banyak gerakan perjuangan yang harus jatuh bangun karena memiliki ritme dan ketukan yang tidak teratur . kadangkala sebuah gerakan sangat tangguh menghadapi tantangan eksternal tapi menjadi lemah ketika menghadapi kendala internal. Itulah sebabnya mengapa cara terbaik yang sering digunakan oleh orang-orang yang ingin merusak pergerakan kebaikan adalah dengan merusak gerakan itu dari dalam. .
Salah satu dari sekian banyak cara yang efektif untuk membangun resistensi dari pembusukan gerakan dari dalam adalah menjaga kebersamaan dengan Cinta. Rasulullah memanggil para tentaranya tidak dengan pangkatnya, tapi dengan ungkapan kedekatan yaitu “sahabat”. Sehingga Rasulullah ketika itu tidak hanya mendapatkan cinta “dinas” tapi lebih dari itu Beliau juga mendapatkan cinta yang tulus. Padahal cinta itu perekat ukhuwah yang paling kuat dalam persatuan. Dan persatuan adalah awal dari kemenangan. Dengan sedikit mengesampingkan analogi rumit dan teori-teori sosial yang dinamis, bolehlah Saya yang awam ini mengambil kesimpulan sederhana bahwa selalu saja di atas determinasi Cinta maka akan tercipta sebuah gerakan kebaikan tidak sudi berhenti, hingga berbagai komponen dan unsur yang awalnya di satukan dengan kesejukan air kemudian mengeras dan membentuk pilar-pilar bangunan. Tahukah engkau Sahabatku kelak bangunan itulah yang nantinya barangkali di sebut oleh anak cucu kita dengan nama "Peradaban".

Soal Rok Mini, Laki-laki & Perempuan Sama-sama Bertanggungjawab

09/03/12


Jakarta - Isu larangan berpakaian mini di areal gedung DPR pada akhirnya menjadi sebuah perdebatan yang tidak sehat ketika arahnya menjadi seolah-olah laki-laki dan perempuan saling bertikai untuk memperebutkan hak. Hak untuk berpakaian mini dan hak untuk meliarkan pandangan.

Ada perempuan sewot dan menuding laki-laki terlalu berpikiran kotor dan kurang kerjaan sehingga mengurusi rok mini. Ada laki-laki geram karena perempuan seenaknya berpakaian mini dan seksi hingga mengganggu pandangan dan konsentrasi.

“Ini jelas menjadi tidak sehat kalau semua pihak hanya berpikir tentang dirinya dan “haknya” masing-masing. Padahal soal menjaga kepatutan bersikap, berperilaku, berkata-kata, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama bertanggungjawab.” Kata Ledia Hanifa, aleg Komisi VIII DPR RI yang salah satunya mengurusi soal Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di DPR, Kamis (7/3).

Dalam pergaulan sehari-hari, meninggikan tanggungjawab semestinya lebih diutamakan daripada menuntut hak. Bahkan dengan menegakkan tanggungjawab, hak-hak diri kita pun akan terpenuhi.

“Tak usah marah, sewot, atau geramlah. Coba kita penuhi dulu tanggungjawab kita dalam kehidupan sosial, dengan menjadi orang yang sadar dan selalu menjaga kepatutan, kesantunan dalam berperilaku, bersikap, berkata-kata, maka hasilnya, hak kita untuk hidup bersosial dengan nyaman, tenang dan damai juga akan didapat.”

Untuk para lelaki, misalnya, Ledia mengingatkan untuk menjaga diri tidak mengumbar pandangan, bersenda gurau yang mengarah pada omongan jorok, sexis atau melecehkan perempuan. “Seringnya kan begitu, sebagian laki-laki suka jelalatan, bercanda rada porno, sexis atau malah berkata yang merendahkan perempuan, seperti, alaah perempuan bisa apa sih. Atau kalau ada pekerjaan perempuan yang tidak beres, berkata, dasar perempuan!”

Sebaliknya, Ledia juga menghimbau para perempuan juga menjaga sikap, kata-kata dan perilaku. “Kalau dihimbau tidak berpakaian mini ya jangan sewotlah. Kan kita semua sama-sama bertanggungjawab menjaga kepatutan. Jangan karena laki-laki tidak boleh mengumbar pandangan, tidak boleh melakukan pelecehan, menghina, merendahkan perempuan, lantas berarti perempuan jadi boleh seenaknya dalam bersikap, berperilaku, termasuk berpakaian.“ papar Ketua Bidang Humas Kaukus Perempuan Parlemen RI ini pula.

Karena itu, aleg FPKS ini merasa himbauan tidak berpakaian mini di lingkungan DPR jangan ditanggapi sebagai pertarungan menuntut hak apalagi sampai terkesan ada dominasi pengaturan laki-laki atas perempuan.

“Menjaga kesantunan itu tanggungjawab kita bersama kok. Jadi, ya semua ditanggapi positip sajalah.” Pungkasnya.


Sumber: Fraksi PKS DPR RI

"Sisi Lain Anis Matta" Bincang Tokoh Sindo Radio dg Anis Matta (audio-record)


'aku menjadi pemimpin bukan untuk menjadi sesuatu tapi untuk melakukan sesuatu'
-Anis Matta-


Tadi malam (Rabu 7/3/12) Sindo Radio pada acara 'Tokoh Bicara' menghadirkan dan mewancarai tamu spesial Anis Matta yang disiarkan secara live dan streaming selama satu jam lebih mulai pukul 20.00 WIB.

Acara ini laiknya kupas tuntas 'The Other Side of Anis Matta' sisi lain seorang Anis Matta yang berbincang banyak hal mulai masa kecil Bang Anis, jiwa seni yang sangat mewarnainya, nikah muda ketika masih kuliah, menjaga 'kemesraan' keluarga, sejarah perjalanan politik, sampai isu-isu paling hangat seperti rolex kenaikan BBM yang dikupas tuntas, ada juga lagu favorit Bang Anis serta cerita film The Iron Lady yang menginspirasi kepemimpinan seorang Anis Matta. Komplit dah!

Perbincangan yang segar, santai, lepas dan lugas apa adanya yang juga melibatkan para pendengar yang antusias menyimak bertanya via sms twitter blackbery. 'Membludak sekali nih yang berpartisipasi malam ini. Fans Bang Anis banyak banget," komentar host acara.

Oh ya, Bang Anis datang ke studio Sindo Radio tidak sendiri, tapi bersama sang istri yang setia menemani.

Tentu anda sangat penasaran bagaimana 'The other side of Anis Matta'.
Untuk mendengar rekaman lengkap silakan donlot di :

link ini: http://www.mediafire.com/?xqa7oup9luoj77b)

Selamat menyimak, semoga bermanfaat.

Digelar Rakornas PKS Zona Jatim-Jateng-DIY-Bali-NTB-NTT


(Jum'at, 9/3/12) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) untuk zona Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (JatiJaya-Bali-Nusra). Lokasinya di Surabaya dan akan berlangsung selama tiga hari 9-11 Maret 2012.

Ketua Pelaksana Rakornas 2012 sekaligus Sekretaris DPW PKS Jatim Muhammad Siroj mengatakan Rakornas adalah 'follow up' dari Rakorwil dan Rakorda yang telah dilaksanakan di masing-masing regional.

"Ini juga menjadi titik persiapan menjelang Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) 2012 yang akan dilaksanakan di Medan tanggal 26-30 Maret 2012," katanya, Kamis (8/3/2012).

Menurut dia, sebagaimana 'road map' yang telah dirumuskan Mukernas 2011, tahun 2012 adalah fase mobilisasi seluruh sumber daya dan simpul-simpul jaringan yang telah terbangun.

Di tahun ini, PKS harus membuktikan mampu meningkatkan elektabilitasnya setelah melewati fase konsolidasi, dengan mengoptimalkan semua dukungan itu untuk menuju kemenangan PKS sebagai tiga besar di Pemilu 2014.

Dia menjelaskan, rakornas PKS di Surabaya mengambil tema "Bekerja dalam Kebhinekaan untuk Kejayaan Bangsa". PKS berharap rakornas ini dapat mempertajam program nasional (Pronas) 2012 sebagai kebijakan strategis partai di tahun 2012 beserta sinergisitasnya dengan program wilayah dan daerah.

Tujuan rakornas adalah sosialisasi dan pendalaman program nasional (Pronas) dan program unggulan (Progul) tahun 2012, menyatukan visi dan gerak langkah dalam memenangkan dakwah di fase mobilisasi, mendapatkan masukan dari DPW dan DPD untuk penajaman implementasi Pronas dan Progul. [beritajatim.com]

Pengurus DPC dan DPRa Samarinda Ulu : Pelatihan perangkat Media On Line ( Internet )


Malam Jum'at 9/3/12, seluruh Pengurus DPC dan DPRa Se-Samarinda Ulu mengikuti Pelatihan Media on line/internet dan pemanfaatan multi media sebagai sarana penunjang dalam aktifitas yang berkaitan dengan Media.
Kurang lebih 20 orang yang terdiri dari Ketua DPC Ulu dan Ketua-ketua DPRa mengikuti pelatihan ini dengan antusias. kali ini pelatihan dilaksanakan khusus untuk Ketua-Ketua DPRa, selanjutnya akan ditawarkan kepada pengurus bidang Perempuan untuk melaksanakan hal yang sama. dan jika memungkinkan akan dilaksanakan juga untuk seluruh Kader Samarinda Ulu yang berjumlah ratusan orang.
Pelatihan-Pelatihan seperti ini adalah hal yang baru pertama dilaksanakan. Di sela-sela Pelatihan Bang Sani selaku ketua DPC Ulu mengatakan "kita harus mengembangkan kemampuan dari seluruh pengurus bahkan kader, insyaAllah setelah ini kita akan melaksanakan Pelatihan Perawatan Kendaraan bermotor, karena kondisi motor akan mempengaruhi mobilitas kita, kalau motor rusak karena tidak mendapatkan perawatan baik maka kerja Da'wah kita terganggu."Ujar Bang Sani.
Selama 8 bulan AWAL kepengurusan DPC Ulu terdapat hal-hal baru, mulai dari Asuransi Kesehatan untuk seluruh Pengurus DPC/DPRa beserta keluarganya, Seragam lapangan baru, Koran DPC "Samarinda Ulu Post",menerbitan Blog resmi DPC dan beberapa program bantuan sosial untuk kader dan pengurus. Saat ditanya mengenai hal ini Bang Sani tegas menjawab "Loyalitas pengurus dan kader sangat ditentukan oleh Perhatian kita terhadap mereka, walaupun sesungguhnya mereka ikhlas berjuang tetapi sudah merupakan kewajiban setiap yang di amanahi pimpinan untuk selalu memberikan perhatian, dan kita baru saja memulai masih banyak lagi yang harus dilakukan". Pungkas Bang Sani.
Raut wajah bersemangat mengakhiri pembicaraan dengan Beliau, sama bersemangatnya dengan raut wajah ketua-ketua DPRa yang dengan tekun mempelajari penggunaan media on line malam itu.

Kenaikan BBM Menyengsarakan Rakyat, BLT Jadi Alat Kampanye

07/03/12


Partai Keadilan Sejahtera (PKS) secara tegas dan lugas menolak rencana pemerintah menaikkan Bahan Bakar Minyak (BBM) karena bisa menimbulkan konflik sosial dan menyengsarakan rakyat.

"Fraksi PKS bertahan untuk penolakan kenaikan BBM. Potensi terciptanya konflik sosial itu besar," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Anis Matta, Jakarta, Rabu (29/2/2012).

Belum dinaikkan saja, harga-harga kebutuhan bahan pokok sudah ada yang naik. Menurutnya, antisipasi kenaikan harga minyak dunia yang terus merangkak naik bisa dilakukan dua tahun lalu.

Namun, karena manajemen fiskal pemerintah tidak beres, pemerintah tidak memiliki opsi lain. Padahal, kenaikan harga BBM dinilai sama saja mengalihkan beban ke masyarakat.

Anis menegaskan masih ada cara lain yang bisa dilakukan pemerintah tanpa menghapus subsidi BBM seperti menghentikan pemborosan dalam anggaran pemerintah. "Kebocoran anggaran masih besar sampai sekarang. Sebenarnya masih banyak yang di lakukan. Bisa mengaduk-aduk subsidi lain," jelasnya.

Sebagaimana diberitakan, dalam rapat kerja Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral di Gedung DPR Jakarta, kemarin, Fraksi PKS menolak opsi yang diajukan pemerintah perihal kenaikan BBM.

Rencana pemerintah mengimbangi kenaikan harga BBM dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT), dinilai cuma akan membuat masyarakat malas.

Hal itu ditegaskan Ahli perminyakan Dr Kurtubi, "BLT bukan solusi terbaik untuk meringankan beban masyarakat akibat kenaikan BBM, justru itu akan membuat masyarakat malas," tutur Kurtubi.

Menurut Kurtubi, lebih baik uang untuk BLT digunakan untuk membuka lapangan kerja baru, misalnya untuk membangun jalan di desa dan dikerjakan dengan program padat karya.

Politikus Partai Dmokrasi Indonesia Perjuangan PDIP, Rieke Diah Pitaloka, menyatakan program pemerintah memberikan BLT sebagai kompensasi hanya sebagai bentuk pencitraan pemerintah dan pembodohan publik.

"BLT sebagai kompensasi dari kenaikan BBM hanya sebagai pencitraan dari pemerintah. BLT itu dari mana? Kalau hasil utang maka harus dibayar, lalu pakai uang siapa? Ya dari uang rakyat, itu pembodohan publik. Nanti kan yang membayar juga rakyat, itu hanya pencitraan," ucapnya.

Hal senada diungkapkan Wakil Ketua DPR Anis Matta. Pilihan pemerintah memberikan BLT sebagai kompensasi yang sudah mulai direncanakan hanya sebagai bentuk kampanye oleh pemerintah.

"BLT hanya sebagai kampanye sedangkan harga bahan pokok kebutuhan masyarakat pasti akan naik," tutur Anis yang juga Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) kepada Wartawan di DPR, Jakarta, Rabu (29/2/2012).

Anis menilai pemerintah harusnya dapat lebih cerdas dalam menghadapi persoalan, pasalnya kenaikan BBM ini bisa diantisipasi sejak dua tahun lalu. "Pemerintah harusnya dapat lebih cerdas. Kita tidak mau ikut ambil resiko kepada rakyat, kenaikan BBM tidak hanya membuat kenaikan harga tapi bisa terciptanya konflik sosial," tandasnya.


Kenaikan BBM dan Pemberian BLT Tidak Berdampak Pada Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

DR Andi Irawan seorang ekonom Indonesia mengingatkan dampak kenaikan BBM berkaca pada pengalaman tahun-tahun lalu. Dalam tulisannya DR Andi Irawan menyatakan...

Mari kita lihat dari pengalaman beberapa tahun sebelumnya ketika pemerintah menaikkan harga BBM bahkan pernah lebih dari 100% (pada bulan Oktober 2005). Ternyata setelah kebijakan itu diambil tidak ada indikasi yang nyata bahwa dengan menaikan harga BBM berdampak terhadap semakin bernasnya fungsi negara yang bisa dinikmati oleh rakyat khususnya rakyat miskin. Benar, Secara agregat angka-angka kuantitatif makro ekonomi memang menggembirakan. Perekonomian Indonesia ternyata mampu tumbuh 5-6,5% per tahun sejak Kabinet Indonesia bersatu I. Tak cuma itu. Saat ini pendapatan per kapita kita sudah mencapai Rp30,8 juta (US$3.542,9).

Tetapi benarkah pertumbuhan itu dinikmati merata seluruh warga bangsa? Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) per September 2011 yang menyatakan bahwa terdapat 591.890 rekening premium di perbankan Indonesia dengan isi Rp. 500 juta ke atas dengan total 1.750,07 triliun. Terjadi pelonjakan dalam sebulan dibandingkan pada Agustus 2011 yang hanya sebanyak 577.600 dengan isi Rp. 1.654 triliun. Bandingkan dengan jumlah belanja negara dalam APBN RI2012 yang hanya lebih kurang Rp 1.435 triliun. Artinya angka-angka pertumbuhan ekonomi tersebut hanya dinikmati oleh segelintir orang yang jumlahnya tidak mencapai 1 juta orang dari penduduk Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah orang miskin cuma berkurang 130 ribu atau 0,13%. Penurunan 0,13% tersebut tetap amat tidak signifikan karena dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional pemerintah menargetkan penurunan orang miskin 1% tiap tahun.

Kenaikan harga BBM hanya menguntungkan pemerintah karena beban APBNnya menjadi longgar dan menguntungkan segelintir BUMN, konglomerat dan pengusaha yang bergerak dipertambangan sumber energi subsitusi BBM seperti gas bumi dan batu bara karena harga domestiknya menjadi semakin kompetitif dengan naiknya harga BBM.

Banyak hal yang perlu ditelaah dan dikoreksi berkaitan dengan permasalahan BBM ini sehingga benar-benar tuntutan konstitusi bahwa bumi air dan udara adalah dimiliki negara dan digunakan sepenuhnya untuk kemakmuran rakyat itu hadir.

Hari ini 85% kekayaan migas, 75% kekayaan batubara, 50% lebih kekayaan perkebunan dan hutan dikuasai asing. Dan hasilnya 90 persen dikirim dan dinikmati oleh negara lain khususnya negara maju.

Belum lagi kalau kita bicara tentang kontrak bagi hasil dan cost recovery usaha-usaha pertambangan asing yang sangat merugikan negara.


*editor: ADMIN PKS Piyungan (dari berbagai sumber)

PKS Minta SBY Tiru Gaya Dahlan Iskan


TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ma'mur Hasanuddin meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meniru gaya Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan dalam merekrut pucuk pimpinan direksi di perusahaan-perusahaan perkebunan.

Menurut Ma'mur, gaya Dahlan tersebut akan membuka tim yang solid. Seharusnya, SBY menerapkan hal yang sama dalam memilih menterinya.

"Sebaiknya gaya Dahlan ini ditiru SBY dalam memilih menteri dan timnya," kata Ma'mur dalam siaran persnya, Senin (5/3/2012).

Menurut Ma'mur, semestinya posisi menteri ditawarkan kepada tokoh yang cocok untuk mendampingi wakil menteri, sekjen, dirjen, atau deputi. Dahlan Iskan mantan CEO Grup Jawa Pos. Sebelum Menteri BUMN, dia sempat memimpin PLN.

Mereka yang duduk di kementerian itu, adalah orang-orang yang telah menjalankan roda kementerian yang solid.

Selama ini, lanjut Ma'mur, sering kali menteri tidak kompak dengan dirjennya, termasuk dengan wakil menteri. Hal ini berdampak pada lambannya gerak pemerintah, terutama sektor ekonomi.

"Kemiskinan tetap tinggi, penggaguran belum teratasi, pasar tidak menentu, gejolak politik semakin gaduh, merupakan bukti-bukti bahwa pengendalian tim pemerintah buruk," ujar Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah Banten dan Jawa Barat itu.***

PIP PKS Malaysia Gelar Mukhayyam Al-Quran I


Malaysia - Didasari oleh semangat meningkatkan interaksi kader dengan Al-Quran, PIP PKS Malaysia menyelenggarakan Mukhoyyam Al-Quran I pada 17-19 Februari 2012 bertempat di Masjid Al-Ghufran, Damansara.

"Apakah dalam hidup ini kita lebih sibuk daripada Rasulullah dan para sahabat sehingga tidak mempunyai waktu untuk Al-Qur'an? Pertanyaan ini dikemukakan oleh Al-Ustadz Abdul Aziz Abdul Rauf al-Hafiz di bagian awal taujihnya. Beliau menggambarkan bahwa saat ini umat Islam sudah sangat jauh meninggalkan Al-Quran. Jangankan mentadabburi, membacanya saja terkadang sudah tidak sempat lagi lantaran 'kesibukan' sehari-hari. Padahal, Rasulullah dan para sahabat senantiasa berinteraksi secara intensif dengan kitab suci ini di sepanjang kehidupan mereka. Hal ini karena pada hakikatnya, kunci kesuksesan, kemenangan dan kebahagiaan hidup tersimpan di dalam kitab suci tersebut.

Ustadz Abdul Aziz menjelaskan bahwa untuk membangun kedekatan dengan Al-Quran diperlukan kesabaran dan istiqomah (ishthibar atau tashabbur) karena penghalang dan godaannya tidak sedikit, baik yang berasal dari faktor internal (jiwa yang malas dan lemah) maupun eksternal (syaithan dan lingkungan yang tidak kondusif). Namun dengan niat ikhlas karena Allah, usaha terus menerus, dan banyak berdoa insya Allah kedekatan itu akan tercipta hingga pada satu titik tertentu, semua kesulitan dalam perjuangan membangun kebersamaan dengan Al-Quran itu akan berubah menjadi kenikmatan. Bahkan, beliau tambahkan, hal tersebut akan menciptakan efek 'ketagihan' yang positif dimana orang tersebut akan merasa ada yang kurang atau hilang jika satu hari saja tidak berinteraksi dengan Al-Quran dan berusaha untuk menambah intensitas interaksinya dari waktu ke waktu.

Dalam mukhoyam selama 3 hari tersebut, setiap peserta dituntut mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak satu kali dan menyetorkan hapalan mereka sebagaimana yang ditentukan kepada para musyrif dan musyrifah. Tidak mengherankan, jika pada umumnya para peserta hanya tidur kurang dari 2 jam sehari. Meskipun demikian, mereka tetap bersemangat dan ceria hingga menuntaskan kegiatan ini di hari terakhir. Rangkaian taujih, tilawah, qiyamullail, dan tahfiz selama kegiatan ini betul-betul memberikan tambahan spirit ruhiyah dan motivasi kepada para peserta untuk semakin meningkatkan hapalan.

Aksi Kolosal Global March to Jerusalem Harus Tertib & Damai


Amman — Koordinator Global March to Jerusalem (GMJ) Indonesia Ahmad Zainuddin menegaskan, aksi kolosal menembus Jerusalem untuk memberikan dukungan bagi kemerdekaan bangsa Palestina harus berjalan tertib dan damai. Maklum aksi yang akan digelar 30 Maret mendatang itu melibatkan jutaan orang dari beragam kalangan baik, ormas, LSM, maupun individu lintas Negara dan lintas agama dari 20 negara Asia, Eropa, juga Afrika.

“Aksi ini adalah aksi kemanusiaan. Karena itu Panitia Internasional maupun panitia lokal di negara-negara anggota GMJ harus dapat menjaga unsur tertib dan damai dalam setiap aksi yan dilakukan,” tandas Ahmad Zainuddin dalam pidatonya di hadapan peserta International Commitees Conferences of GMJ di Amman, Jordania, Sabtu (26/2).

Menanggapi usulan tersebut, anggota eksekutif GMJ Pusat Zaher Birawi menjelaskan, pihak panitia akan berusaha semaksimal mungkin menjaga kedamaian aksi dan menghindari situasi kekerasan yang mungkin saja terjadi.

Aksi jutaan manusia menembus Jerusalem sedang dimatangkan. Selama dua hari, 26-27 Februari, puluhan delegasi Global March to Jerusalem (GMJ) dari berbagai negara mengkaji beragam langkah untuk mensukseskan agenda. Dalam acara itu Panitia Pusat mengkaji laporan lebih dari 20 negara anggota dan menguraikan langkah-langkah teknis pelaksanaan GMJ,30 Maret 2012 mendatang.

Dalam pertemuan itu GMJ Indonesia diwakili oleh Ahmad Zainuddin selaku Koordinator GMJ Indonesia, dan M. Lili Nur Aulia, Koordinator Humas GMJ Indonesia.

Dalam pertemua teknis (technical meeting) selama dua hari tersebut dibahas beragam tema mulai dari pendanaan aksi, penanganan kebutuhan peserta selama aksi, road map GMJ, titik-titik pertemuan para delegasi dari berbagai negara di Jordania, hingga masalah teknis seperti akomodasi peserta, dan berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi pada hari H, 30 Maret.


Konvoi Darat

Salah satu tema krusial yang menjadi pembahasan adalah soal konvoi darat, yang rencananya akan dilakukan sejumlah negara Asia dan Afrika untuk kemudian bertemu di Jordania. Krisis politik dan keamanan yang terjadi di bebeapa negara seperti Irak dan juga Suriah, menyebabkan sejumlah peserta memandang konvoi darat agak sulit dilakukan.

Mengenai hal ini GMJ Indonesia menyarankan hendaknya agenda konvoi darat itu dijadikan aksi lokal di setiap negara. “Selain lebih menjamin keamanan karena kondisi beberapa negara yang masih berbahaya, juga hal ini akan lebih mengurangi biaya yang harus dikeluarkan,” usulnya di hadapan para peserta.

Panitia Pusat GMJ masih terus mengajak berbagai tokoh internasional yang mendukung agenda GMJ. “Tidak semua yang mendukung pasti ikut dalam aksi ini, tapi setidaknya mereka memberi dukungan moral dan lainnya bagi para peserta yang akan menggelar konvoi menuju Jerussalem,” jelas Zaher Birawi, yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Humas GMJ International.

Karenanya Zaher Birawi berharap, para peserta terus bekerja memperluas jaringan komunikasi dan koordinasi ke berbagai pihak. “GMJ merupakan agenda milik semua orang, lintas agama, paham agama, pemikiran, Negara, dan siapa pun yang memiliki perhatian terhadap pembelaan HAM,” jelasnya.

Survey Terbaru Pilkada DKI: PKS Urutan Pertama


Jurnaline.com – Menjelang Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta Juli mendatang popularitas Partai Demokrat menurun khususnya di Jakarta, Demokrat kalah tenar dibanding Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan Media Survei Nasional (MEDIAN) bersama The Future Institute (TFI) seputar Pemilukada DKI. Survei dilakukan sejak 6 sampai 17 Februari 2012 dengan responden berjumlah 900 orang yang dipilih secara random dengan teknik multistage random sampling.

“Tingkat kepercayaan publik hanya 15,08 persen sedangkan PKS 16,70 persen,” kata Direktur Eksekutif The Future Institute Rico Marbun dalam jumpa persnya di Jakarta, Rabu (29/2).

Salah satu faktor penyebab menurunnya kepercayaan publik kepada Partai Demokrat, menurut Rico, salah satunya lantaran kasus Nazaruddin yang menyeret sejumlah pengurus partai Demokrat.

“Semakin banyak tersangka, semakin berbahaya posisi Partai Demokrat,” ujarnya. Kendati Rico mengakui, saat ini belum ada tingkat kepercayaan publik di atas 50 persen.

“Di tempat ketiga keempat dan kelima adalah PDIP, Golkar, dan Gerindra dengan tingkat kepercayaan 9,77 persen dan 7,11 persen, 6,54 persen” tambahnya. Sedangkan untuk posisi selanjutnya yaitu PPP, Nasdem, PAN, Hanura dan PKB.

“Sampai saat ini PKS merupakan partai dengan tingkat kesolidan yang tinggi di Jakarta untuk mendukung cagub,” jelasnya. (Ones)

PKS Canangkan 2012 Sebagai Tahun Mobilisasi Kekuatan Politik


Jakarta (6/3) Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKS ditutup dengan tekad konsolidasi kader untuk mencapai target 3 besar di Pemilu 2014. Menurut Ketua DPP Wilayah Dakwah (Wilda) Sumatera, Chairul Anwar, target menjadi 3 besar di Pemilu 2014 merupakan target realistis mengingat capaian-capaian PKS selama ini, terutama di Pulau Sumatera.

“Hasil survey pihak eksternal tetap menjadi pertimbangan kami. Tetapi, dengan konsolidasi yang intens terutama kader-kader di Pulau Sumatera, kami yakin suara PKS akan naik meningkat di Pemilu 2014,” jelas Chairul yakin.

Hasil Rakornas ini nantinya akan diserahkan kepada Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS untuk ditelaah dan dibahas lebih lanjut dan diambil keputusan-keputusan penting dalam pelaksanaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PKS di Medan nanti.

“Tahun 2012 adalah tahun mobilisasi kekuatan politik untuk persiapan Pemilu 2014. Di Rakornas ini sengaja kami melibatkan tidak hanya struktur tingkat Provinsi (Dewan Pimpinan Wilayah/DPW) tetapi juga tingkat Kabupaten/Kota (Dewan Pimpinan Daerah/DPD). Sehingga, terdapat kesepahaman yang sama sampai di level bawah untuk melakukan mobilisasi kekuatan politik PKS di masing-masing Provinsi,” jelas legislator dari Daerah Pemilihan Riau I ini.

Menurut Anggota Komisi V DPR ini, tingkat keterpilihan PKS dapat diukur misalnya dari adanya 3 kader PKS yang menjabat sebagai Gubernur di Pulau Sumatera, yakni Gatot Pujo Nugroho sebagai Gubernur Sumatera Utara, Irwan Prayitno sebagai Gubernur Sumatera Barat dan Gubernur Bangka-Belitung Eko Maulana.

“Wilayah Sumut adalah wilayah dengan keragaman yang tinggi, tapi PKS pun tetap bisa menempatkan kadernya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur. Sumatera Barat dan Bangka Belitung adalah daerah basis Umat Islam. Ini artinya, PKS bisa diterima oleh semua kalangan. Karena itu, kami tekadkan untuk Pulau Sumatera menjadi ladang suara PKS, baik di Pemilukada di tingkat kabupaten dan provinsi serta Pemilu 2014,” tegasnya.

Selain tingkat keterpilihan, dipercayanya kader PKS untuk menjadi pejabat publik juga menjadi tantangan tersendiri bagi partai agar mampu untuk menaungi semua golongan yang berbeda di Indonesia. Sesuai dengan tema Rakornas kali ini yakni “Bekerja Dalam Kebhinekaan Untuk Kejayaan Bangsa”, Chairul menegaskan sikap PKS yang tetap menghargai dan menerima keragaman suku, banga dan agama yang ada di Indonesia.

“Sumatera Utara misalnya. Gubernur Gatot dihadapkan pada keragaman etnis yang tinggi disana. Selain itu juga ada banyak warga keturunan dan non-muslim. Tapi, PKS dan Gubernur berhasil menempatkan diri sebagai partai yang diterima semua kalangan. Inilah inti dari tema Bekerja dalam Kebhinekaan. Bagaimana kerja-kerja politik partai tidak hanya untuk golongannya, tetapi juga untuk seluruh warga masyarakat yang berada di wilayahnya, berbeda tetapi tetap satu jua,” tutup Chairul.

Karena itu, lanjut Chairul, PKS juga akan melakukan supervisi terhadap kader-kadernya yang saat ini diamanahkan sebagai pejabat publik agar tidak hanya bermanfaat untuk daerahnya, tapi juga mampu menjadi benchmark dan percontohan bagi daerah lain dalam bekerja dalam kebhinekaan, serta berkontribusi maksimal bagi masyarakat daerahnya.

“Sedikitnya ada 3 Gubernur dari PKS dan beberapa yang lainnya diamanahkan sebagai Bupati, Walikota dan Wakilnya. Kami yakin, dengan supervisi yang maksimal maka daerah yang saat ini dipercayakan kepada kader PKS akan menjadi daerah yang memberikan contoh kepemimpinan yang baik dan Islami, namun tetap menghargai kebhinekaan dan keragaman di daerahnya,” tutup Chairul.

Panduan Fiqih Qunut Nazilah


Oleh: H. Abdullah Haidir, Lc
Ketua MPW PKS Arab Saudi



Di masjid-masjid Arab Saudi kini dibacakan Qunut Nazilah dalam shalat Fardhu untuk mendoakan rakyat Suriah yang sedang mengalami penderitaan menghadapi rezim diktator Suriah. Apa dan bagaimana Qunut Nazilah? Berikut sedikit uraiannya, semoga bermanfaat.


Definisi:

Qunut (ู‚ู†ูˆุช) memilik banyak makna, namun dalam hal ini, yang dimaksud adalah berdoa kala berdiri dalam shalat.

Nazilah (ู†ุงุฒู„ุฉ) artinya: Bencana yang sangat berat. Jamaknya adalah nawazil (ู†ูˆุงุฒู„)

Maka, yang dimaksud Qunut Nazilah secara umum adalah doa yang dipanjatkan saat berdiri dalam shalat apabila terjadi bencana bencana besar yang menimpa kaum muslimin secara masal. Seperti adanya pihak yang memerangi kaum muslimin, kelaparan masal, wabah penyakit atau sebagainya.

Qunut nazilah merupakan bentuk perhatian dan empati seorang muslim terhadap nasib yang menimpa saudara-saudaranya walau di kejauhan. Yaitu dalam bentuk memanjatkan doa kepada Allah Ta'ala. Di dalamnya terdapat ketergantungan kepada Allah dan persaudaraan terhadap sesama muslim.

Landasan Hukum

Banyak riwayat yang menunjukkan pelaksanaan qunut nazilah yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Di antaranya diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiallahu anhu, dia berkata,

ุฃَู†َّ ุงู„ู†َّุจِูŠَّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ู‚َู†َุชَ ุดَู‡ْุฑًุง ูŠَู„ْุนَู†ُ ุฑِุนْู„ุงً ูˆَุฐَูƒْูˆَุงู†َ ูˆَุนُุตَูŠَّุฉَ ุนَุตَูˆُุง ุงู„ู„َّู‡َ ูˆَุฑَุณُูˆู„َู‡ُ

"Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam melaksanakan qunut selama sebulan. Beliau melaknat (suku) Ri'l, Dzakwan dan Ushayyah. Mereka telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya." (Muttafa alaih)

Latar belakangnya adalah karena suku-suku tersebut membunuh para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang dikirim untuk mengajarkan Islam kepada mereka atas permintaan mereka sebelumnya. Diriwayatkan pula bahwa beliau melakukan qunut ketika ada seorang shahabat ditawan kaum musyrikin.

Kedudukan

Qunut Nazilah sunah dilakukan apabila ada sebab-sebab yang melatabelakanginya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Qunut ini disunahkan ketika terjadi musibah besar. Pendapat ini merupakan pendapat ulama fiqih dari kalangan Ahli Hadits. Hal ini juga dinyatakan para Khulafa Rasyidin." (Majmu Fatawa, 23/108)

Waktu Pelaksanaan

Dilakukan atau tidak dilakukan qunut tergantung sebabnya. Jika ada sebabnya, maka qunut hendaknya dilakukan. Jika sebabnya telah hilang, maka qunut hendaknya dihentikan. Adapun qunut Rasulullah shallallahu shallallau alaihi wa sallam selama sebulan, itu terkait sebab yang melatarbelakanginya, bukan patokan masa atau waktu pelaksanannya.

Pelaksanaan qunut dilakukan setelah bangun dari ruku pada rakaat terakhir dalam semua shalat fardhu yang lima seraya mengangkat kedua tangan.

Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata,

ู‚َู†َุชَ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุดَู‡ْุฑًุง ู…ُุชَุชَุงุจِุนًุง ูِูŠ ุงู„ุธُّู‡ْุฑِ ูˆَุงู„ْุนَุตْุฑِ ูˆَุงู„ْู…َุบْุฑِุจِ ูˆَุงู„ْุนِุดَุงุกِ ูˆَุตَู„ุงَุฉِ ุงู„ุตُّุจْุญِ ูِูŠ ุฏُุจُุฑِ ูƒُู„ِّ ุตَู„َุงุฉٍ ุฅِุฐَุง ู‚َุงู„َ ุณَู…ِุนَ ุงู„ู„َّู‡ُ ู„ِู…َู†ْ ุญَู…ِุฏَู‡ُ ู…ِู†َ ุงู„ุฑَّูƒْุนَุฉِ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ูŠَุฏْุนُูˆ ุนَู„َู‰ ุฃَุญْูŠَุงุกٍ ู…ِู†ْ ุจَู†ِูŠ ุณُู„َูŠْู…ٍ ุนَู„َู‰ ุฑِุนْู„ٍ ูˆَุฐَูƒْูˆَุงู†َ ูˆَุนُุตَูŠَّุฉَ ูˆَูŠُุคَู…ِّู†ُ ู…َู†ْ ุฎَู„ْูَู‡ُ

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan qunut selama sebulan berturut-turut pada shalat Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Shubuh di penghujung shalat, jika selesai membaca 'sami'allahu liman hamidah' di rakaat terakhir. Beliau mendoakan perkampungan Bani Sulaim, Ra'l, Zakwan, Ushayyah. Lalu (makmum) di belakangnya mengaminkannya."

(HR. Ahmad, Abu Daud dan Hakim. An-Nawawi berkata, sanadnya hasan dan shahih. Ibnu Qayim berkata, 'Haditsnya shahih.' Al-Albany mencantumkannya dalam Shahih Sunan Abu Daud, no. 1443)

Imam Nawawi berkata, "Pendapat yang shahih dan masyhur bahwa apabila terjadi bencana besar, seperti serbuan musuh, paceklik, wabah penyakit, kehausan, dan bahaya yang tampak di kalangan kaum muslimin atau semacamnya, mereka melakukan qunut dalam seluruh shalat fardhu. Jika tidak ada (sebab-sebab itu), maka tidak dilakukan qunut. (Syarah Muslim, Nawawi, 5/176)

Namun berdasarkan riwayat yang ada, qunut yang dilakukan Rasulullah shallallalhu alaihi wa sallam, lebih sering dilakukan pada shalat Shubuh, kemudian Maghrib, lalu Isya, kemudian Zuhur dan Ashar. (Majmu Fatawa, 22/269, Zadul Ma'ad, 1/273)

Adapun qunut pada shalat Jumat, para ulama berbeda pendapat. Sebagian membolehkan berdasarkan keumuman dalil. Sebagian melarangnya, karena tidak ada contohnya dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, disamping dalam Khutbah Jumat sudah dipanjatkan doa untuk kaum muslimin.

Tata Cara Qunut

· Dari segi kandungan, maka isi dari qunut nazilah adalah mendoakan kaum muslimin yang tertimpa bencana agar diberikan pertolongan, keselamatan dan kesabaran. Sementara yang wafat semoga diberikan rahmat dan diterima amalnya serta diampuni dosanya. Selain itu mendoakan kehancuran, turunnya azab dan laknat kepada musuh-musuh Islam. Tidak mengapa dalam hal ini menyebutkan nama-nama yang bersangkutan jika jelas dia telah berbuat jahat terhadap kaum muslimin.

· Tidak selayaknya berdoa untuk kebaikan diri sendiri dalam Qunut Nazilah. Sebab qunut ini memang dikhususkan untuk mendoakan kebaikan bagi saudara-saudara muslim dan kehancuran bagi musuh-musuh Islam. Berbeda dalam qunut shalat witir yang dibolehkan untuk berdoa bagi kebaikan diri sendiri.

· Dianjurkan tidak terlalu panjang dalam berdoa agar tidak memberatkan makmum yang memiliki berbagai keperluan. Ketika Anas bin Malik ditanya tentang apakah dalam shalat Shubuh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan qunut? Beliau berkata, "Ya, beliau qunut sebentar." (HR. Muslim). Hal tersebut juga tampak dari contoh doa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan redaksi yang pendek.

· Disunahkan bagi imam mengeraskan bacaan qunut dan diaminkan oleh makmum seraya mengangkat kedua tangan, bahkan termasuk dalam shalat-shalat sirriyah (yang tidak dikeraskan bacaannya).

Ibnu Hajar berkata, "Yang tampak bagi saya tentang hikmah dijadikannya tempat qunut saat I'tidal, bukan saat sujud, padahal sujud adalah tempat terkabulnya doa dan terdapat dalil yang memerintahkan hal itu, karena yang diinginkan dari qunut nazilah adalah agar makmum ikut mengaminkan bersama imam. Karena itu, mereka (para ulama) sepakat (berpendapat) bahwa bacaannya dikeraskan." (Fathul Bari, 2/570)

· Tidak ada redaksi khusus dalam qunut nazilah. Hendaknya disesuaikan dengan apa yang didoakan. Tidak membaca Allahummahdinii fiiman hadaiit, wa aafinii fiiman aafaiit….sebagaimana biasa dibaca dalam qunut shalat Witir.

Contoh qunut nazilah yang disesuaikan dengan kondisi kaum muslimin di Suriah sekarang ini:


ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَู†ْุฌِ ุงู„ْู…ُุณْุชَุถْุนَูِูŠู†َ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠู†َ ูِูŠ ุณُูˆุฑِูŠَุง ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَุนِู†ْู‡ُู…ْ ูˆุงู†ْุตُุฑْู‡ُู…ْ ุนَู„َู‰ ุฃَุนْุฏَุงุฆِู‡ِู…ْ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَูْุฑِุบْ ุนَู„َูŠู‡ِู…ْ ุตَุจْุฑًุง ูˆَุซَุจِّุชْ ุฃَู‚ْุฏَุงู…َู‡ُู…ْ . ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุดْูِ ุฌَุฑْุญَุงู‡ُู…ْ ูˆَุชَู‚َุจَّู„ْ ู…َูˆْุชَุงู‡ُู…ْ ูِูŠ ุงู„ุดُّู‡َุฏَุงุกِ . ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุฑْุญَู…ْ ุจُูƒَุงุกَ ุงู„ุฃَุทْูَุงู„ِ ุงู„ْูŠَุชَุงู…َู‰ ูˆَุงู„ู†ِّุณَุงุกِ ุงู„ุซَّูƒْู„ู‰َ .


Ya Allah, selamatkan orang-orang yang lemah dari kaum mukminin di Suriah. Ya Allah, bantulah mereka, menangkanlah mereka atas musuh-musuh mereka. Ya Allah, limpahkan kesabaran pada mereka dan kuatkan kaki-kaki mereka. Ya Allah, sembuhkan orang yang luka di antara mereka, terimalah yang wafat di antara mereka sebagai para syuhada. Ya Allah, kasihanilah tangisan anak-anak yatim, wanita-wanita yang kehilangan sanak saudara.

ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุดْุฏُุฏْ ูˆَุทْุฃَุชَูƒَ ุนَู„ู‰َ ุจَุดَّุงุฑ ูˆُุฌُู†ُูˆุฏَู‡ُ ، ูˆَู…َู†ْ ุดَุงูŠَุนَู‡ُู… ูˆَุฃَุนْุงู†َู‡ُู…ْ ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงَู„ْุนِู†ْู‡ُู…ْ ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุฌْุนَู„ْู‡َุง ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุณِู†ِูŠู†َ ูƒَุณِู†ِูŠู†ِ ูŠُูˆุณُู. ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ู„ุงَ ุชَุฑْูَุนْ ู„َู‡ُู…ْ ุฑَุงูŠَุฉ ูˆَุงุฌْุนَู„ْู‡ُู…ْ ู„ِู…َู†ْ ุฎَู„ْูَู‡ُู…ْ ุขูŠَุฉ. ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฃَุฑِู†َุง ูِูŠู‡ِู…ْ ุจَุฃْุณَูƒَ ุงู„َّุฐِูŠ ูˆَุนَุฏْุชَ ، ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุฅِู†َّู‡ُู…ْ ุจَุบَูˆุง ูˆَุนَุชَูˆุง ูَุฃَุฑِู†َุง ูِูŠู‡ِู…ْ ุนَุฌَุงุฆِุจَ ู‚ُุฏْุฑَุชِูƒَ ูŠَุง ุนَุฒِูŠุฒُ ูŠَุง ุฌَุจَّุงุฑُ ุฅِู†َّูƒَ ุนَู„َู‰ ูƒُู„ِّ ุดَูŠْุกٍ ู‚َุฏِูŠุฑ . ูˆَุตَู„ู‰َّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุณَู„َّู…َ ุนَู„َู‰ ู†َุจِูŠِّู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„َู‰ ุขู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ุฃَุฌْู…َุนِูŠู†َ .


Ya Allah, keraskanlah injakan-Mu (azab-Mu) kepada Basyar dan tentara-Nya serta siapa yang berpihak dan membantu mereka. Ya Allah, turunkanlah azab kepada mereka seperti malapetaka yang menimpa bertahun-tahun pada zaman Nabi Yusuf. Ya Allah, jangan tegakkan panji mereka, jadikanlah mereka sebagai pelajaran bagi orang-orang sesudah mereka. Ya Allah, perlihatkan kami pada mereka azab-Mu yang Engkau janjikan. Ya Allah, mereka telah melampaui batas dan berbuat kerusakan, perlihatkan kami dahsyatnya kekuasaan-Mu pada mereka, yaa rabbal aalamiin, wahai Yang Maha Perkasa, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuat. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhamad, para keluarga dan seluruh shahabatnya.

Khutbah Jum'at Ngelawak


Oleh: Ustadz Farid Nu’man Hasan


PERTANYAAN:


Asw. Ustadz Farid Nu'man Hasan -semoga Allaah SWT senantiasa menjaga Ustadz sekeluarga. Ana mau bertanya:

1. Bagaimana dengan Khatib Shalat Jum'at yang bercerita lucu sampai membuat sebagian besar jamaah tertawa (bahkan sampai 2 kali)?

2. Tentang tidak bolehnya memisahkan 2 orang yg sedang duduk pada shalat jum'at, bagaimanakah hukumnya? apakah mutlak, apapun keadaannya tidak boleh atau gimana? soalnya jamaah jum'at banyak yg tidak mengisi shaf depan terlebih dahulu.


JAWABAN:

Wa ‘Alaikum Salam wa Rahmatullah wa Barakatuh.

Bismillah wal hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘Ala Aalihi wa Ashhabihi wa Man waalah, wa ba’d:

Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Khutbah Jumat adalah momen yang bagus bagi para du’aat untuk mengingatkan manusia kepada Allah Ta’ala, mengingatkan mereka kepada ukhuwah, ibadah, akhirat, kondisi umat, dan semisalnya, yang bisa menggiring manusia pada opini yang positif dan semangat dalam beragama. Oleh karenanya, mestilah hal itu menggunakan kata-kata yang baik, serius, dan dapat dimengerti.

Hendaknya momen ini tidak diisi dengan hal-hal yang dapat mengaburkan itu semua, dengan selingan-selingan yang tidak perlu bahkan melalaikan, ngawur, dan melantur, dan tidak berbekas di hati manusia, sehingga umat lupa dengan maksud dan materi khutbah. Di sisi lain, membuat nilai khutbah tersebut menjadi rusak dan tidak sempurna, walau tidak sampai membatalkannya.

Dari Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu, katanya:

ูƒَุงู†َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุฅِุฐَุง ุฎَุทَุจَ ุงุญْู…َุฑَّุชْ ุนَูŠْู†َุงู‡ُ ูˆَุนَู„َุง ุตَูˆْุชُู‡ُ ูˆَุงุดْุชَุฏَّ ุบَุถَุจُู‡ُ ุญَุชَّู‰ ูƒَุฃَู†َّู‡ُ ู…ُู†ْุฐِุฑُ ุฌَูŠْุดٍ ูŠَู‚ُูˆู„ُ ุตَุจَّุญَูƒُู…ْ ูˆَู…َุณَّุงูƒُู…ْ

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam jika berkhutbah, memerah matanya, suaranya meninggi, emosinya begitu nampak, seakan Beliau sedang memperingatkan pasukan yang berkata: siap siagalah kalian pagi dan sore!” (HR. Muslim No. 867)


Imam An Nawawi Rahimahullah berkata:

ูŠุณุชุญุจ ูƒูˆู† ุงู„ุฎุทุจุฉ ูุตูŠุญุฉ ุจู„ูŠุบุฉ ู…ุฑุชุจุฉ ู…ุจูŠู†ุฉ ู…ู† ุบูŠุฑ ุชู…ุทูŠุท ูˆู„ุง ุชู‚ุนูŠุฑ ูˆู„ุง ุชูƒูˆู† ุงู„ูุงุธุง ู…ุจุชุฐู„ุฉ ู…ู„ููุฉ ูุงู†ู‡ุง ู„ุง ุชู‚ุน ููŠ ุงู„ู†ููˆุณ

“Khutbah disunahkan dengan kata-kata yang fasih dan lancar, tersusun dan teratur rapi, mudah dimengerti jangan terlalu tinggi, dan bertele-tele, atau melantur sebab hal itu tidak berbekas dihati. Seharusnya Khathib memilih kata-kata yang mudah, singkat dan berisi.” (Imam An Nawawi, Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 4/528)

Imam Shiddiq Hasan Khan Rahimahullah berkata:

ุซู… ุงุนู„ู… ุฃู† ุงู„ุฎุทุจุฉ ุงู„ู…ุดุฑูˆุนุฉ ู‡ูŠ ู…ุง ูƒุงู† ูŠุนุชุงุฏู‡ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ู‰ ุนู„ูŠู‡ ูˆุขู„ู‡ ูˆุณู„ู… ู…ู† ุชุฑุบูŠุจ ุงู„ู†ุงุณ ูˆุชุฑู‡ูŠุจู‡ู… ูู‡ุฐุง ููŠ ุงู„ุญู‚ูŠู‚ุฉ ุฑูˆุญ ุงู„ุฎุทุจุฉ ุงู„ุฐูŠ ู„ุฃุฌู„ู‡ ุดุฑุนุช

“Ketahuilah, bahwa khutbah yang disyariatkan adalah yang biasa dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam, yaitu memberikan kabar gembira dan menakut-nakuti manusia. Inilah hakikat yang menjadi jiwa sebuah khutbah yang karenanya khutbah menjadi disyariatkan.” (Imam Shiddiq Hasan Khan, Ar Raudhah An Nadiyah, 1/137)


2. Tidak ada larangan kita duduk di antara dua orang, jika memang dua orang itu berjauhan dan kita pun ada ruang yang cukup untuk duduk di antara mereka. Dengan kata lain, shaff yang ada sangat longgar. Maka, duduknya kita di antara mereka justru bagus karena mengisi kekosongan shaf.

Yang terlarang adalah jika kita melewati atau berjalan di antara bahu manusia yang berdekatan secara kasar, tergesa-gesa, atau kita duduk di antara mereka secara paksa padahal tidak ada ruang yang cukup, dan saat itu khutbah sedang berlangsung. Hal itu dilakukan supaya kita bisa dapat shaff yang di depan. Maka hal itu menyakitkan mereka, oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melarangnya.

Abdullah bin Busr Radhiallahu ‘Anhu, berkata:

ุฌَุงุกَ ุฑَุฌُู„ٌ ูŠَุชَุฎَุทَّู‰ ุฑِู‚َุงุจَ ุงู„ู†َّุงุณِ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْุฌُู…ُุนَุฉِ ูˆَุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ูŠَุฎْุทُุจُ ูَู‚َุงู„َ ู„َู‡ُ ุงู„ู†َّุจِูŠُّ ุตَู„َّู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„َّู…َ ุงุฌْู„ِุณْ ูَู‚َุฏْ ุขุฐَูŠْุชَ

Datang seorang laki-laki yang melangkah di antara bahu manusia, pada hari Jumat, saat itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang berkhutbah, maka Beliau bersabda kepadanya: “Duduklah, engkau telah menyakiti (orang lain, pen).” (HR. Abu Daud No. 1118, An Nasa’i dalam As Sunan Al Kubra No. 1704, Ibnul Jarud dalam Al Muntaqa No. 294, Ibnu Khuzaimah No. 1811, Ath Thabarani dalam Musnad Asy Syamiyin No. 1954. Syaikh Al A’zhami mengatakan: shahih. Lihat Shahih Ibnu Khuzaimah No. 1811, Al Hakim dalam Al Mustadrak No. 1061, katanya: shahih sesuai syarat Muslim. Disepakati oleh Imam Adz Dzahabi. Imam Al ‘Aini mengatakan: isnadnya jayyid. Lihat ‘Umdatul Qari, 10/101)

Syaikh Abdul Muhsin Al ‘Abbad Al Badr Hafizhahullah menjelaskan:

ูˆู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ู„ุฅู†ุณุงู† ุฃู† ูŠุชุฎุทู‰ ุฑู‚ุงุจ ุงู„ู†ุงุณ ูŠูˆู… ุงู„ุฌู…ุนุฉ ูˆูƒุฐู„ูƒ ููŠ ุบูŠุฑ ุงู„ุฌู…ุนุฉ، ูˆุนู„ู‰ ุงู„ุฅู†ุณุงู† ุฃู† ูŠุฃุชูŠ ู…ุจูƒุฑุงً ูˆูŠุฌู„ุณ ููŠ ุงู„ุฃู…ุงูƒู† ุงู„ู…ุชู‚ุฏู…ุฉ ุฏูˆู† ุฃู† ูŠุชุฎุทู‰ ุฑู‚ุงุจ ุงู„ู†ุงุณ، ู„ุง ุฃู† ูŠุฃุชูŠ ู…ุชุฃุฎุฑุงً ุซู… ูŠุชุฎุทู‰ ุฑู‚ุงุจ ุงู„ู†ุงุณ ู…ู† ุฃุฌู„ ุฃู† ูŠุฌู„ุณ ููŠ ู…ูƒุงู† ู…ุชู‚ุฏู…، ูˆู„ุชุชู… ุงู„ุตููˆู ุงู„ุฃูˆู„ ูุงู„ุฃูˆู„، ูˆู„ุง ูŠู†ุดุฃ ุงู„ุตู ุงู„ุซุงู†ูŠ ุฅู„ุง ุฅุฐุง ุงู…ุชู„ุฃ ุงู„ุตู ุงู„ุฃูˆู„، ูˆู„ุง ูŠู†ุดุฃ ุงู„ุตู ุงู„ุซุงู„ุซ ุฅู„ุง ุฅุฐุง ุงู…ุชู„ุฃ ุงู„ุตู ุงู„ุซุงู†ูŠ، ูˆู„ุง ูŠู†ุดุฃ ุงู„ุตู ุงู„ุฑุงุจุน ุฅู„ุง ุฅุฐุง ุงู…ุชู„ุฃ ุงู„ุตู ุงู„ุซุงู„ุซ ูˆู‡ูƒุฐุง، ูˆุจุฐู„ูƒ ูŠูƒูˆู† ูƒู„ ู…ู† ุฌุงุก ูŠุฌู„ุณ ุญูŠุซ ูŠู†ุชู‡ูŠ ุจู‡ ุงู„ู…ุฌู„ุณ، ุฃูˆ ูŠู‚ู ุญูŠุซ ูŠู†ุชู‡ูŠ ุจู‡ ุงู„ู…ูˆู‚ู

Tidak boleh bagi manusia melangkah di antara bahu orang lain pada hari (shalat) Jumat dan juga pada selain Jumat. Mestinya manusia datang bersegera dan duduk di tempat-tempat terdepan dengan tidak melangkahi bahu manusia, bukannya memperlambat kemudian dia melangkah di antara bahu manusia dengan harapan bisa duduk di tempat terdepan, dan untuk menyempurnakan shaff yang pertama. Janganlah dia mengisi shaff kedua, kecuali jika shaff yang pertama sudah penuh, dan jangan dia memenuhi shaff ketiga, kecuali jika telah penuh shaff yang kedua, dan jangan dia memnuhi shaff keempat kecuali jika telah penuh shaff yang ketiga, begitu seterusnya. Dengan demikian setiap orang yang datang akan duduk ditempat akhir dari majelis, atau berhenti di bagian akhir orang berhenti. (Syarh Sunan Abi Daud, 6/394)

Demikian. Wallahu A’lam.



*)http://abuhudzaifi.multiply.com/journal/item/296

Salah Faham tentang ZUHUD


Segala puji bagi Allah, Rabb pemberi berbagai nikmat. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman.

Sebagian orang salah paham dengan istilah zuhud. Dikira zuhud adalah hidup tanpa harta. Dikira zuhud adalah hidup miskin. Lalu apa yang dimaksud dengan zuhud yang sebenarnya? Semoga tulisan berikut bisa memberikan jawaban berarti.

Mengenai zuhud disebutkan dalam sebuah hadits,

ุนَู†ْ ุณَู‡ْู„ِ ุจْู†ِ ุณَุนْุฏٍ ุงู„ุณَّุงุนِุฏِู‰ِّ ู‚َุงู„َ ุฃَุชَู‰ ุงู„ู†َّุจِู‰َّ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- ุฑَุฌُู„ٌ ูَู‚َุงู„َ ูŠَุง ุฑَุณُูˆู„َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฏُู„َّู†ِู‰ ุนَู„َู‰ ุนَู…َู„ٍ ุฅِุฐَุง ุฃَู†َุง ุนَู…ِู„ْุชُู‡ُ ุฃَุญَุจَّู†ِู‰َ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุฃَุญَุจَّู†ِู‰َ ุงู„ู†َّุงุณُ ูَู‚َุงู„َ ุฑَุณُูˆู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ -ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…- « ุงุฒْู‡َุฏْ ูِู‰ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูŠُุญِุจَّูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุงุฒْู‡َุฏْ ูِูŠู…َุง ูِู‰ ุฃَูŠْุฏِู‰ ุงู„ู†َّุงุณِ ูŠُุญِุจُّูˆูƒَ ».

Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi, ia berkata ada seseorang yang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah padaku suatu amalan yang apabila aku melakukannya, maka Allah akan mencintaiku dan begitu pula manusia.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Zuhudlah pada dunia, Allah akan mencintaimu. Zuhudlah pada apa yang ada di sisi manusia, manusia pun akan mencintaimu.” (HR. Ibnu Majah dan selainnya. An Nawawi mengatakan bahwa dikeluarkan dengan sanad yang hasan)

Dalam hadits di atas terdapat dua nasehat, yaitu untuk zuhud pada dunia, ini akan membuahkan kecintaan Allah, dan zuhud pada apa yang ada di sisi manusia, ini akan mendatangkan kecintaan manusia.[1]

Penyebutan Zuhud Terhadap Dunia dalam Al Qur’an dan Hadits

Masalah zuhud telah disebutkan dalam beberapa ayat dan hadits. Di antara ayat yang menyebutkan masalah zuhud adalah firman Allah Ta’ala tentang orang mukmin di kalangan keluarga Fir’aun yang mengatakan,

ูˆَู‚َุงู„َ ุงู„َّุฐِูŠ ุขَู…َู†َ ูŠَุง ู‚َูˆْู…ِ ุงุชَّุจِุนُูˆู†ِ ุฃَู‡ْุฏِูƒُู…ْ ุณَุจِูŠู„َ ุงู„ุฑَّุดَุงุฏِ (38) ูŠَุง ู‚َูˆْู…ِ ุฅِู†َّู…َุง ู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ْุญَูŠَุงุฉُ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ู…َุชَุงุนٌ ูˆَุฅِู†َّ ุงู„ْุขَุฎِุฑَุฉَ ู‡ِูŠَ ุฏَุงุฑُ ุงู„ْู‚َุฑَุงุฑِ (39

“Orang yang beriman itu berkata: “Hai kaumku, ikutilah aku, aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang benar. Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (QS. Ghafir: 38-39)

Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,

ุจَู„ْ ุชُุคْุซِุฑُูˆู†َ ุงู„ْุญَูŠَุงุฉَ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง (16) ูˆَุงู„ْุขَุฎِุฑَุฉُ ุฎَูŠْุฑٌ ูˆَุฃَุจْู‚َู‰ (17

“Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al A’laa: 16-17)

Mustaurid berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ูˆَุงู„ู„َّู‡ِ ู…َุง ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ูِู‰ ุงู„ุขุฎِุฑَุฉِ ุฅِู„ุงَّ ู…ِุซْู„ُ ู…َุง ูŠَุฌْุนَู„ُ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ุฅِุตْุจَุนَู‡ُ ู‡َุฐِู‡ِ – ูˆَุฃَุดَุงุฑَ ูŠَุญْูŠَู‰ ุจِุงู„ุณَّุจَّุงุจَุฉِ – ูِู‰ ุงู„ْูŠَู…ِّ ูَู„ْูŠَู†ْุธُุฑْ ุจِู…َ ูŠَุฑْุฌِุนُ

“Demi Allah, tidaklah dunia dibanding akhirat melainkan seperti jari salah seorang dari kalian yang dicelup -Yahya berisyarat dengan jari telunjuk- di lautan, maka perhatikanlah apa yang dibawa.” (HR. Muslim no. 2858)

Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menjelaskan, “Dunia seperti air yang tersisa di jari ketika jari tersebut dicelup di lautan sedangkan akhirat adalah air yang masih tersisa di lautan.”[2] Bayangkanlah, perbandingan yang amat jauh antara kenikmatan dunia dan akhirat!

Dari Sahl bin Sa’ad, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ู„َูˆْ ูƒَุงู†َุชِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุชَุนْุฏِู„ُ ุนِู†ْุฏَ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฌَู†َุงุญَ ุจَุนُูˆุถَุฉٍ ู…َุง ุณَู‚َู‰ ูƒَุงูِุฑًุง ู…ِู†ْู‡َุง ุดَุฑْุจَุฉَ ู…َุงุกٍ

“Seandainya harga dunia itu di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk tentu Allah tidak mau memberi orang orang kafir walaupun hanya seteguk air.” (HR. Tirmidzi no. 2320. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Tiga Makna Zuhud Terhadap Dunia

Yang dimaksud dengan zuhud pada sesuatu –sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Rajab Al Hambali- adalah berpaling darinya dengan sedikit dalam memilikinya, menghinakan diri darinya serta membebaskan diri darinya.[3] Adapun mengenai zuhud terhadap dunia para ulama menyampaikan beberapa pengertian, di antaranya disampaikan oleh sahabat Abu Dzar.

Abu Dzar mengatakan,

ุงู„ุฒَّู‡َุงุฏَุฉُ ูِู‰ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ู„َูŠْุณَุชْ ุจِุชَุญْุฑِูŠู…ِ ุงู„ْุญَู„ุงَู„ِ ูˆَู„ุงَ ุฅِุถَุงุนَุฉِ ุงู„ْู…َุงู„ِ ูˆَู„َูƒِู†َّ ุงู„ุฒَّู‡َุงุฏَุฉَ ูِู‰ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุชَูƒُูˆู†َ ุจِู…َุง ูِู‰ ูŠَุฏَูŠْูƒَ ุฃَูˆْุซَู‚َ ู…ِู…َّุง ูِู‰ ูŠَุฏَู‰ِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَุฃَู†ْ ุชَูƒُูˆู†َ ูِู‰ ุซَูˆَุงุจِ ุงู„ْู…ُุตِูŠุจَุฉِ ุฅِุฐَุง ุฃَู†ْุชَ ุฃُุตِุจْุชَ ุจِู‡َุง ุฃَุฑْุบَุจَ ูِูŠู‡َุง ู„َูˆْ ุฃَู†َّู‡َุง ุฃُุจْู‚ِูŠَุชْ ู„َูƒَ


“Zuhud terhadap dunia bukan berarti mengharamkan yang halal dan bukan juga menyia-nyiakan harta. Akan tetapi zuhud terhadap dunia adalah engkau begitu yakin terhadap apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Zuhud juga berarti ketika engkau tertimpa musibah, engkau lebih mengharap pahala dari musibah tersebut daripada kembalinya dunia itu lagi padamu.”[4]

Yunus bin Maysaroh menambahkan pengertian zuhud yang disampaikan oleh Abu Dzar. Beliau menambahkan bahwa yang termasuk zuhud adalah, “Samanya pujian dan celaan ketika berada di atas kebenaran.”[5]

Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah mengatakan, “Zuhud terhadap dunia dalam riwayat di atas ditafsirkan dengan tiga hal, yang kesemuanya adalah amalan batin (amalan hati), bukan amalan lahiriyah (jawarih/anggota badan). Abu Sulaiman menyatakan, “Janganlah engkau mempersaksikan seorang pun dengan zuhud, karena zuhud sebenarnya adalah amalan hati.“[6]

Cobalah kita perhatikan penjelasan dari Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah terhadap tiga unsur dari pengertian zuhud yang telah disebutkan di atas.

Pertama: Zuhud adalah yakin bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih diharap-harap dari apa yang ada di sisinya. Ini tentu saja dibangun di atas rasa yakin yang kokoh pada Allah. Oleh karena itu, Al Hasan Al Bashri menyatakan, “Yang menunjukkan lemahnya keyakinanmu, apa yang ada di sisimu (berupa harta dan lainnya –pen) lebih engkau harap dari apa yang ada di sisi Allah.”

Abu Hazim –seorang yang dikenal begitu zuhud- ditanya, “Apa saja hartamu?” Ia pun berkata, “Aku memiliki dua harta berharga yang membuatku tidak khawatir miskin: [1] rasa yakin pada Allah dan [2] tidak mengharap-harap apa yang ada di sisi manusia.”

Lanjut lagi, ada yang bertanya pada Abu Hazim, “Tidakkah engkau takut miskin?” Ia memberikan jawaban yang begitu mempesona, “Bagaimana aku takut miskin sedangkan Allah sebagai penolongku adalah pemilik segala apa yang ada di langit dan di bumi, bahkan apa yang ada di bawah gundukan tanah?!”

Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “Hakikat zuhud adalah ridho pada Allah ‘azza wa jalla.” Ia pun berkata, “Sifat qona’ah, itulah zuhud. Itulah jiwa yang “ghoni”, yaitu selalu merasa cukup.”

Intinya, pengertian zuhud yang pertama adalah begitu yakin kepada Allah.

Kedua: Di antara bentuk zuhud adalah jika seorang hamba ditimpa musibah dalam hal dunia berupa hilangnya harta, anak atau selainnya, maka ia lebih mengharap pahala dari musibah tersebut daripada dunia tadi tetap ada. Ini tentu saja dibangun di atas rasa yakin yang sempurna.

Siapakah yang rela hartanya hilang, lalu ia lebih harap pahala?! Yang diharap ketika harta itu hilang adalah bagaimana bisa harta tersebut itu kembali, itulah yang dialami sebagian manusia. Namun Abu Dzar mengistilahkan zuhud dengan rasa yakin yang kokoh. Orang yang zuhud lebih berharap pahala dari musibah dunianya daripada mengharap dunia tadi tetap ada. Sungguh ini tentu saja dibangun atas dasar iman yang mantap.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hal ini telah mengajarkan do’a yang sangat bagus kandungannya, yaitu berisi permintaan rasa yakin agar begitu ringan menghadapi musibah. Do’a tersebut adalah,

ุงู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงู‚ْุณِู…ْ ู„َู†َุง ู…ِู†ْ ุฎَุดْูŠَุชِูƒَ ู…َุง ูŠَุญُูˆู„ُ ุจَูŠْู†َู†َุง ูˆَุจَูŠْู†َ ู…َุนَุงุตِูŠูƒَ ูˆَู…ِู†ْ ุทَุงุนَุชِูƒَ ู…َุง ุชُุจَู„ِّุบُู†َุง ุจِู‡ِ ุฌَู†َّุชَูƒَ ูˆَู…ِู†َ ุงู„ْูŠَู‚ِูŠู†ِ ู…َุง ุชُู‡َูˆِّู†ُ ุจِู‡ِ ุนَู„َูŠْู†َุง ู…ُุตِูŠุจَุงุชِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง

“Allaahummaqsim lanaa min khosy-yatika maa yahuulu bihii bainanaa wa baina ma’aashiika, wa min thoo’atika maa tuballighunaa bihi jannatak, wa minal yaqiini maa tuhawwinu bihi ‘alainaa mushiibaatid dunyaa” (Ya Allah, curahkanlah kepada kepada kami rasa takut kepadaMu yang menghalangi kami dari bermaksiat kepadaMu, dan ketaatan kepadaMu yang mengantarkan kami kepada SurgaMu, dan curahkanlah rasa yakin yang dapat meringankan berbagai musibah di dunia) (HR. Tirmidzi no. 3502. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Inilah di antara tanda zuhud, ia tidak begitu berharap dunia tetap ada ketika ia tertimpa musibah. Namun yang ia harap adalah pahala di sisi Allah.

‘Ali bin Abi Tholib pernah mengatakan, “Siapa yang zuhud terhadap dunia, maka ia akan semakin ringan menghadapi musibah.” Tentu saja yang dimaksud zuhud di sini adalah tidak mengharap dunia itu tetap ada ketika musibah dunia itu datang. Sekali lagi, sikap semacam ini tentu saja dimiliki oleh orang yang begitu yakin akan janji Allah di balik musibah.

Ketiga: Zuhud adalah keadaan seseorang ketika dipuji atau pun dicela dalam kebenaran itu sama saja. Inilah tanda seseorang begitu zuhud pada dunia, menganggap dunia hanya suatu yang rendahan saja, ia pun sedikit berharap dengan keistimewaan dunia. Sedangkan seseorang yang menganggap dunia begitu luar biasa, ia begitu mencari pujian dan benci pada celaan. Orang yang kondisinya sama ketika dipuji dan dicela dalam kebenaran, ini menunjukkan bahwa hatinya tidak mengistimewakan satu pun makhluk. Yang ia cinta adalah kebenaran dan yang ia cari adalah ridho Ar Rahman.

Orang yang zuhud selalu mengharap ridho Ar Rahman bukan mengharap-harap pujian manusia. Sebagaimana kata Ibnu Mas’ud, “Rasa yakin adalah seseorang tidak mencari ridho manusia, lalu mendatangkan murka Allah. Allah sungguh memuji orang yang berjuang di jalan Allah. Mereka sama sekali tidaklah takut pada celaan manusia.”

Al Hasan Al Bashri mengatakan, “Orang yang zuhud adalah yang melihat orang lain, lantas ia katakan, “Orang tersebut lebih baik dariku”. Ini menunjukkan bahwa hakekat zuhud adalah ia tidak menganggap dirinya lebih dari yang lain. Hal ini termasuk dalam pengertian zuhud yang ketiga.

Pengertian zuhud yang biasa dipaparkan oleh ulama salaf kembali kepada tiga pengertian di atas. Di antaranya, Wahib bin Al Warod mengatakan, “Zuhud terhadap dunia adalah seseorang tidak berputus asa terhadap sesuatu yang luput darinya dan tidak begitu berbangga dengan nikmat yang ia peroleh.” Pengertian ini kembali pada pengertian zuhud yang kedua. [7]

Pengertian Zuhud yang Amat Baik

Jika kita lihat pengertian zuhud yang lebih bagus dan mencakup setiap pengertian zuhud yang disampaikan oleh para ulama, maka pengertian yang sangat bagus adalah yang disampaikan oleh Abu Sulaiman Ad Daroni. Beliau mengatakan, “Para ulama berselisih paham tentang makna zuhud di Irak. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa zuhud adalah enggan bergaul dengan manusia. Ada pula yang mengatakan, “Zuhud adalah meninggalkan berbagai macam syahwat.” Ada pula yang memberikan pengertian, “Zuhud adalah meninggalkan rasa kenyang” Namun definisi-definisi ini saling mendekati. Aku sendiri berpendapat,

ุฃَู†َّ ุงู„ุฒُู‡ْุฏَ ูِูŠ ุชَุฑْูƒِ ู…َุง ูŠُุดْุบِู„ُูƒَ ุนَู†ِ ุงู„ู„ู‡ِ

“Zuhud adalah meninggalkan berbagai hal yang dapat melalaikan dari mengingat Allah.”[8]

Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Definisi zuhud dari Abu Sulaiman ini amatlah bagus. Definisi telah mencakup seluruh definisi, pembagian dan macam-macam zuhud.”[9]

Jika bisnis yang dijalani malah lebih menyibukkan pada dunia sehingga lalai dari kewajiban shalat, maka sikap zuhud adalah meninggalkannya. Begitu pula jika permainan yang menghibur diri begitu berlebihan dan malah melalaikan dari Allah, maka sikap zuhud adalah meninggalkannya. Demikian pengertian zuhud yang amat luas cakupan maknanya.

Dunia Tidak Tercela Secara Mutlak

Ada sebuah perkataan dari ‘Ali bin Abi Tholib namun dengan sanad yang dikritisi. ‘Ali pernah mendengar seseorang mencela-cela dunia, lantas beliau mengatakan, “Dunia adalah negeri yang baik bagi orang-orang yang memanfaatkannya dengan baik. Dunia pun negeri keselamatan bagi orang yang memahaminya. Dunia juga adalah negeri ghoni (yang berkecukupan) bagi orang yang menjadikan dunia sebagai bekal akhirat. …”[10]

Oleh karena itu, Ibnu Rajab mengatakan, “Dunia itu tidak tercela secara mutlak, inilah yang dimaksudkan oleh Amirul Mukminin –‘Ali bin Abi Tholib-. Dunia bisa jadi terpuji bagi siapa saja yang menjadikan dunia sebagai bekal untuk beramal sholih.”

Ingatlah baik-baik maksud dunia itu tercela agar kita tidak salah memahami! Dunia itu jadi tercela jika dunia tersebut tidak ditujukan untuk mencari ridho Allah dan beramal sholih.

Zuhud Bukan Berarti Hidup Tanpa Harta

Sebagaimana sudah ditegaskan bahwa dunia itu tidak tercela secara mutlak. Namun sebagian orang masih salah paham dengan pengertian zuhud. Jika kita perhatikan pengertian zuhud yang disampaikan di atas, tidaklah kita temukan bahwa zuhud dimaksudkan dengan hidup miskin, enggan mencari nafkah dan hidup penuh menderita. Zuhud adalah perbuatan hati. Oleh karenanya, tidak hanya sekedar memperhatikan keadaan lahiriyah, lalu seseorang bisa dinilai sebagai orang yang zuhud. Jika ada ciri-ciri zuhud sebagaimana yang telah diutarakan di atas, itulah zuhud yang sebenarnya. Berikut satu kisah yang bisa jadi pelajaran bagi kita dalam memahami arti zuhud.

Abul ‘Abbas As Siroj, ia berkata bahwa ia mendengar Ibrahim bin Basyar, ia berkata bahwa ‘Ali bin Fudhail berkata, ia berkata bahwa ayahnya (Fudhail bin ‘Iyadh) berkata pada Ibnul Mubarok,

ุฃู†ุช ุชุฃู…ุฑู†ุง ุจุงู„ุฒู‡ุฏ ูˆุงู„ุชู‚ู„ู„، ูˆุงู„ุจู„ุบุฉ، ูˆู†ุฑุงูƒ ุชุฃุชูŠ ุจุงู„ุจุถุงุฆุน، ูƒูŠู ุฐุง ؟

“Engkau memerintahkan kami untuk zuhud, sederhana dalam harta, hidup yang sepadan (tidak kurang tidak lebih). Namun kami melihat engkau memiliki banyak harta. Mengapa bisa begitu?”

Ibnul Mubarok mengatakan,

ูŠุง ุฃุจุง ุนู„ูŠ، ุฅู†ู…ุง ุฃูุนู„ ุฐุง ู„ุงุตูˆู† ูˆุฌู‡ูŠ، ูˆุฃูƒุฑู… ุนุฑุถูŠ، ูˆุฃุณุชุนูŠู† ุจู‡ ุนู„ู‰ ุทุงุนุฉ ุฑุจูŠ.

“Wahai Abu ‘Ali (yaitu Fudhail bin ‘Iyadh). Sesungguhnya hidupku seperti ini hanya untuk menjaga wajahku dari ‘aib (meminta-minta). Juga aku bekerja untuk memuliakan kehormatanku. Aku pun bekerja agar bisa membantuku untuk taat pada Rabbku”.[11]

Semoga pembahasan kami kali ini dapat memahamkan arti zuhud yang sebenarnya. Raihlah kecintaan Allah lewat sifat zuhud. Semoga Allah menganugerahkan pada kita sekalian sifat yang mulia ini.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.


Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

---
[1] Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 346, Darul Muayyid, cetakan pertama, tahun 1424 H.

[2] Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 11/232, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379.

[3] Idem.

[4] HR. Tirmidzi no. 2340 dan Ibnu Majah no. 4100. Abu Isa berkata: Hadits ini gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur sanad ini, adapun Abu Idris Al Khaulani namanya adalah A’idzullah bin ‘Abdullah, sedangkan ‘Amru bin Waqid dia adalah seorang yang munkar haditsnya. Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Yang tepat riwayat ini mauquf (hanya perkataan Abu Dzar) sebagaimana dikeluarkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Az Zuhd.” (Lihat Jaami’ul Ulum wal Hikam, hal. 346)

[5] Dikeluarkan oleh Ibnu Abid Dunya dari riwayat Muhammad bin Muhajir, dari Yunus bin Maysaroh. (Lihat Jaami’ul Ulum wal Hikam, hal. 347)

[6] Jaami’ul Ulum, hal. 347.

[7] Kami sarikan point ini dengan sedikit perubahan redaksi dari Jaami’ul Ulum, hal. 347-348.

[8] Disebutkan oleh Abu Nu’aim Al Ashbahani dalam Hilyatul Awliya’, 9/258, Darul Kutub Al ‘Arobi, Beirut, cetakan keempat, 1405 H.

[9] Jaami’ul Ulum, hal. 350.

[10] Jaami’ul Ulum, hal. 350

[11] Siyar A’lam An Nubala, Adz Dzahabi, 8/387, Mawqi’ Ya’sub (penomoran halaman sesuai cetakan).


*)sumber: http://muslim.or.id/tazkiyatun-nufus/memahami-arti-zuhud.html

Konsultasi Fiqih: Hp Berbunyi Saat Sholat


Oleh Ustadz Ahmad Sarwat, Lc




Pertanyaan:
Bagaimana sikap seseorang ketika sholat berjamaah, hp yang dikantongi berbunyi?


Jawaban:

Sekedar menggerakkan tangan untuk mematikan alarm pada ponsel sesungguhnya tidak membatalkan shalat. Apalagi bila mengingat suara deringnya mengganggu.

Mending kalau hanya ringtone musik biasa, bagaimana kalau yang terdengar suara penyanyi lagu dangdut yang imut-imut, atau suara si Madura yang bikin geli, bisa-bisa jamaah shalat bubar semua karena terbahak-bahak.

Makanya kalau mau shalat, sebaiknya jangan bawa ponsel. Tinggalkan saja di meja kerja. Biar shalat kita khusyu' tidak terganggu oleh deringnya.

Atau kalau terpaksa harus membawanya, jangan lupa untuk mengubahnya menjadi silent mode, atau cukup bergetar saja. Sehingga kalau pun berdering, maka tidak ada suara yang mengganggu konsentrasi jamaah shalat yang lain.

Di beberapa masjid tertentu, ada sebagian pengurus masjid yang tidak mau mengambil resiko. Mereka memasak alat pengacap sinyal ponsel. Sehingga di ruangan shalat, semua ponsel menjadi tidak bisa menerima sinyal, seolah-olah berada di luar service area.Ide ini cukup kreatif untuk memastikan tidak ada suara dering yang mengganggu.

Namun lepas dari beragam ide kreatif itu, kalau anda sedang shalat tiba-tiba ponsel anda berteriak-teriak minta diangkat, gerakkan tangan anda untuk memencet tombol untuk mematikan, atau mengubah menjadi silent.

Gerakan itu asalkan dilakukan dengan tenang, tidak berulang-ulang sampai tiga kali berturut-turut, sebenarnya tidak merusak shalat. Sebab dibandingkan dengan menggendong anak, atau melangkah untuk mengisi shaf di depannya, atau mencegah orang lewat, perbuatan itu cukup simple dan cepat.

Dan jangan sekali-kali mencoba untuk menjawabnya, apalagi bilang, "halo, maaf saya lagi sholat, nanti batal nih." Maka sebenarnya anda sudah batal.

Wallahu a'lam bishsawab

Ahmad Sarwat, Lc

*)http://www.ustsarwat.com/web/ust.php?id=1195883152

Kulwit Anis Matta: Inilah yang Membuat PKS Kuat


• Sebuah organisasi hanya bisa tumbuh besar kalau sistemnya lebih besar dan lebih kuat dari individu-individunya.

• Begitu individu lebih kuat dari sistem maka organisasi itu pasti akan berumur pendek..seumur individu itu.. dia pergi - organisasi mati.

• Kalau sistem lebih kuat dari individu mk organisasi akan hidup selama sistem itu hidup..individu boleh datang dan pergi.

• Itu sebabnya mengapa banyak partai atau perusahaan bisnis atau ormas yg lahir dan mati muda.

• Sebuah sistem organisasi harus bisa mewadahi 3 hal: bisa mendorong dinamika pertumbuhan, bisa menyerap keragaman, immun terhadap virus.

• Sebuah sistem teruji dalam goncangan2 besar..jika ia kuat mk ia akan eksis dan tumbuh..solid dan bersih dr virus.

• Sistem yg bisa mewadahi dinamika pertumbuhan adalah yg berbasis pd kompetensi, berorientasi pembelajaran dan inovasi.

• Sistem yg bisa menyerap keragaman mjadi faktor produktif adalah yg berbasis pd syuro dan tradisi pengetahuan.

• Sistem yg punya imunitas thdp virus adalah yg berbasis pd hukum yg ketat dan standar etika yg tinggi.

• Sistem yg kuat sprti ini bertumbuh cepat di tengah tantangan krn kedisiplinan dan keluwesannya sekaligus.

• Dlm sebuah sistem yg kuat nilai seseorang terletak pada moralitas, kapasitas dan kinerjanya..hanya itu yg membuat eksis dan tumbuh.

• Musuh besar dr sistem sprt ini adalah kultur feodalisme..krn ia tdk memberi ruang pd keistimewaan individu yg semu.

Beramal Islami di Dalam dan Melalui Jama'ah


Oleh: Anis Matta


ABSTRACT:

Ummat ini bagaikan daun-daun yang berguguran, mudah sekali diterpa angin. Tiada kekuatan yang mampu menghimpunnya kembali, menata seperti ia masih bergayut pada pohonnya. Begitulah kenyataan! Banyak orang saleh, orang hebat, tapi semuanya seperti daun-daun yang berhamburan. Oleh karena itu, jalan panjang untuk menuju kebangkitan ummat ini haruslah dimulai dari menghimpun daun-daun tersebut dalam wadah yang bernama jama'ah, merajut kembali jalinan cinta, satukan potensi dan kekuatan, sehingga ia menjadi pohon peradaban yang teduh, menaungi kemanusiaan.

Walaupun satu keluarga kami tak saling mengenal
Himpunlah daun-daun yang berhamburan ini
Hidupkan lagi ajaran saling mencinta
Ajari lagi kami berkhidmat seperti dulu

Itulah beberapa bait dari sajak doa Iqbal. Mungkin batinnya menjerit pada setiap kesaksiannya atas zamannya; ummat ini seperti daun-daun yang berhamburan. Seperti daun-daun yang gugur diterpa angin, tak ada lagi kekuatan yang dapat menghimpunnya kembali, menatanya seperti ketika ia masih menggayut pada pohonnya.

Begitulah kenyataan ummat ini; mungkin banyak orang saleh diantara mereka, tapi semuanya seperti daun-daun yang berhamburan, tidak terhimpun dalam sebuah wadah yang bernama jama'ah. Mungkin banyak orang hebat diantara mereka, tapi kehebatan mereka hilang diterpa angin zaman. Mungkin banyak potensi yang tersimpan pada individu-individu diantara mereka, tapi semuanya berserakan di sana sini, tak terhimpun.

Maka jama'ah adalah alat yang diberikan Islam bagi umatnya untuk menghimpun daun-daun yang berhamburan itu; supaya kekuatan setiap satu orang saleh, atau orang hebat, atau satu potensi, bertemu padu dengan kekuatan saudaranya yang lain, yang sama salehnya, yang sama hebatnya, yang sama potensialnya.

Jama'ah juga merupakan CARA YANG PALING TEPAT UNTUK MENYEDERHANAKAN PERBEDAAN-PERBEDAAN PADA INDIVIDU. Di dalam satu jama'ah, individu-individu yang memiliki kemiripan disatukan dalam sebuah simpul. Maka meskipun ada banyak jama'ah, itu tetap jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Sebab JAUH LEBIH MUDAH MEMETAKAN ORANG BANYAK MELALUI PENGELOMPOKAN ATAU SIMPUL-SIMPULNYA, KETIMBANG HARUS MEMETAKAN MEREKA SEBAGAI INDIVIDU.

Maka jalan panjang menuju kebangkitan kembali ummat ini, harus dimulai dari menghimpun daun-daun yang berhamburan itu, merajut kembali jalinan cinta diantara mereka, menyatukan potensi dan kekuatan mereka, kemudian `meledakkannya' pada momentum sejarahnya, menjadi pohon peradaban yang teduh, yang menaungi kemanusiaan.

Tapi itulah masalahnya. Ternyata itu bukan pekerjaan yang mudah. Ternyata cinta tidak mudah ditumbuhkan diantara mereka. Ternyata orang saleh tidak mudah disatukan. Ternyata orang hebat tidak selalu bersedia menyatu dengan orang hebat yang lain. Mungkin itu sebabnya, ada ungkapan di kalangan gangster mafia; seorang prajurit yang bodoh, kadang-kadang lebih berguna dari pada dua orang jenderal yang hebat. Tapi tidak ada jalan lain; NABI UMMAT INI TIDAK AKAN PERNAH MEMAAFKAN SETIAP ORANG DI ANTARA KITA UNTUK MENINGGALKAN JAMA'AH SEMATA-MATA KARENA IA TIDAK MENEMUKAN KECOCOKAN BERSAMA ORANG LAIN DALAM JAMA'AHNYA. Sebab, kekeruhan jama'ah, kata Imam Ali Bin Abi Thalib Ra, jauh lebih baik daripada kejernihan individu.


DARI INDIVIDU KE JAMA'AH

Orang-orang saleh diantara kita harus menyadari, bahwa tidak banyak yang dapat ia berikan atau sumbangkan untuk Islam kecuali kalau ia bekerja di dalam dan melalui jama'ah. Mereka tidak dapat menolak fakta bahwa tidak ada orang yang dapat mempertahankan hidupnya tanpa bantuan orang lain, bahwa tidak pernah ada orang yang dapat melakukan segalanya atau menjadi segalanya, bahwa KECERDASAN INDIVIDUAL TIDAK PERNAH DAPAT MENGALAHKAN KECERDASAN KOLEKTIF. Bekerja di dalam dan melalui jama'ah tidak hanya terkait dengan fitrah sosial kita, tapi terutama terkait dengan kebutuhan kita untuk menjadi lebih efisien, efektif dan produktif.

Ada juga alasan lain. Kita hidup dalam sebuah zaman yang oleh ahli-ahlinya dicirikan sebagai masyarakat jaringan, masyarakat organisasi. Semua aktivitas manusia dilakukan di dalam dan melalui organisasi; pemerintahan, politik, militer, bisnis, kegiatan sosial kemanusiaan, rumah tangga, hiburan dan lainnya. Itu merupakan kata kunci yang menjelaskan, mengapa masyarakat moderen menjadi sangat efektif dan efisien serta produktif.

Masyarakat modern bekerja dengan kesadaran bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada pada setiap individu sesungguhnya dapat dihilangkan dengan mengisi keterbatasan mereka itu dengan kekuatan-kekuatan yang ada pada individu-individu yang lain. Jadi kebutuhan setiap individu Muslim untuk bekerja, atau beramal Islami di dalam dan melalui jama'ah, bukan saja lahir dari kebutuhan untuk meningkatkan efektivitas, efesiensi dan produktivitasnya, tapi juga lahir dari kebutuhan untuk bekerja dan beramal Islami pada level yang setara dengan tantangan zaman kita.

Musuh-musuh kita mengelola dan mengorganisasi pekerjaan-pekerjaan mereka dengan rapi, sementara kita bekerja sendiri-sendiri, tanpa organisasi, dan kalau ada, biasanya tanpa manajemen.

Pilihan untuk bekerja dan beramal Islami di dalam dan melalui jama'ah hanya lahir dari kesadaran mendalam seperti ini. Tapi kesadaran ini saja tidak cukup. Ada persyaratan psikologis lain yang harus kita miliki untuk dapat bekerja lebih efektif, efisien dan produktif dalam kehidupan berjama'ah.

1. KESADARAN BAHWA KITA HANYALAH BAGIAN DARI FUNGSI PENCAPAIAN TUJUAN

Jama'ah didirikan untuk mencapai tujuan-tujuan besar. Untuk jama'ah bekerja dengan sebuah perencanaan dan strategi yang komprehensif dan integral. Di dalam strategi besar itu, individu harus ditempatkan sebagai bagian dari keseluruhan elemen yang diperlukan untuk mencapainya. Jadi sehebat apa pun seorang individu, bahkan sebesar apa pun kontribusinya, dia tidak boleh merasa lebih besar daripada strategi dimana ia merupakan salah satu bagiannya. Begitu ada individu yang merasa lebih besar dari strategi jama'ah, maka strategi itu akan berantakan. Untuk itu setiap indvidu harus memiliki kerendahan hati yang tulus.

2. SEMANGAT MEMBERI YANG MENGALAHKAN SEMANGAT MENERIMA

Dalam kehidupan berjama'ah terjadi proses memberi dan menerima. Tapi jika pada sebagian besar proses kita selalu berada pada posisi menerima, maka secara perlahan kita `mengkonsumsi' kebaikan-kebaikan orang lain hingga habis. Itu tidak akan pernah mampu melanggengkan hubungan individu dalam sebuah jama'ah. Betapa bijak nasihat KH Ahmad Dahlan kepada warga Muhammadiyah; "Hidup-hidupkanlah Muhammadiyah, dan jangan mencari hidup dalam Muhammadiyah".

3. KESIAPAN UNTUK MENJADI TENTARA YANG KREATIF

Pusat stabilitas dalam jama'ah adalah kepemimpinan yang kuat. Tapi seorang pemimpin hanya akan menjadi efektif apabila ia memiliki prajurit-prajurit yang taat dan setia. Ketaatan dan kesetiaan adalah inti keprajuritan. Begitu kita bergabung dalam sebuah jama'ah, kita harus bersiap untuk menjadi taat dan setia. Tapi ruang lingkup amal Islami yang sangat luas membutuhkan manusia-manusia kreatif. Dan kreativitas tidak bertentangan dengan ketaatan dan kesetiaan. Jadi
kita harus menggabungkan antara ketaatan dan kreativitas; ketaatan lahir dari kedisiplinan dan komitmen, sementara kreativitas lahir dari kecerdasan dan kelincahan. Dan itu merupakan perpaduan yang
indah.

4. BERORIENTASI PADA KARYA, BUKAN PADA POSISI

Jebakan terbesar yang dapat menjerumuskan kita dalam kehidupan berjama'ah adalah posisi struktural. Jama'ah hanyalah wadah bagi kita untuk beramal. Maka kita harus selalu berorientasi pada amal dan karya yang menjadi tujuan utama kita berjama'ah, dan memandang posisi structural sebagai perkara sampingan saja. Dengan begitu kita akan selalu bekerja dan berkarya ada atau tanpa posisi struktural.

5. BEKERJASAMA WALAUPUN BERBEDA

Perbedaan adalah tabiat kehidupan yang tidak dapat dimatikan oleh jama'ah. Maka adalah salah jika berharap untuk hidup dalam sebuah jama'ah yang bebas dari perbedaan. Yang harus kita tumbuhkan adalah kemampuan jiwa dan kelapangan dada untuk tetap bekerjasama di tengah berbagai perbedaan. Perbedaan tidaklah sama dengan perpecahan, dan karena itu kita tetap dapat bersatu walaupun kita berbeda.



JAMAAH YANG EFEKTIF

Mungkin jauh lebih realistis untuk mencari jama'ah yang efektif ketimbang mencari jama'ah yang ideal. Kita adalah ummat yang sakit. Setiap kita mewarisi kadar tertentu dari penyakit tersebut. Jika orang-orang sakit itu saling bertemu dalam sebuah jama'ah, pada dasarnya jama'ah itu juga merupakan jama'ah yang sakit. Itulah faktanya. Tapi tugas kita menyalakan lilin, bukan mencela kegelapan.

Jama'ah yang efektif adalah JAMA'AH YANG DAPAT MENGEKSEKUSI ATAU MEREALISASIKAN RENCANA-RENCANANYA. Kemampuan eksekusi itu lahir dari integrasi antara berbagai elemen; ada sasaran dan target yang jelas, strategi yang tepat, sarana pendukung yang memadai, pelaku yang bekerja dengan penuh semangat, lingkungan strategi yang kondusif.

Jama'ah yang didirikan untuk kepentingan menegakkan syariat Allah Swt di muka bumi, akan menjadi efektif apabila ia memiliki syarat-syarat berikut ini;

1. IKATANNYA AQIDAH, BUKAN KEPENTINGAN

Orang-orang yang bergabung dalam jama'ah itu disatukan oleh ikatan aqidah, dipersaudarakan oleh iman, dan bekerja untuk kepentingan Islam. Mereka tidak disatukan oleh kepentingan duniawi yang biasanya lahir dari dua kekuatan syahwat; keserakahan (hubbud dunya) dan ketakutan (karahiatul maut).

2. JAMA'AH ITU SARANA, BUKAN TUJUAN

Jama'ah itu tetap diposisikan sebagai sarana, bukan tujuan. Sehingga tidak ada alasan untuk memupuk dan memelihara fanatisme sekadar untuk menunjukkan kesetiaan pada grup. Hilangnya fanatisme juga memungkinkan jama'ah-jama'ah itu saling bekerja sama diantara mereka, membangun jaringan yang kuat, dan tidak terjebak dalam pertarungan yang saling mematikan.

3. SISTEM, BUKAN TOKOH

Jama'ah itu akan menjadi efektif jika orang-orang yang ada di dalamnya bekerja dengan sebuah sistem yang jelas, bukan bekerja dengan seseorang yang berfungsi sebagai sistem. Pemimpin dan prajurit hanyalah bagian dari strategi, sistem adalah sesuatu yang terpisah. Dengan cara ini kita mencegah munculnya diktatorisme dimana selera sang Pemimpin menjelma menjadi sistem.

4. PENUMBUHAN, BUKAN PEMANFAATAN

Sebuah jama'ah akan menjadi efektif jika ia memandang dan menempatkan orang-orang yang bergabung ke dalamnya sebagai pelaku-pelaku, yang karenanya perlu ditumbuh-kembangkan secara terus menerus, untuk fungsi pencapaian tujuan jama'ah itu. Jama'ah itu akan menempatkan dirinya sebagai fasilitator bagi perkembangan kreativitas individunya, dan tidak memandang mereka sebagai pembantu-pembantu yang harus dipaksa bekerja keras, atau sapi-sapi yang dungu yang harus diperah setiap saat.

5. MENGELOLA PERBEDAAN, BUKAN MEMATIKANNYA

Jama'ah yang efektif selalu mampu mengubah keragaman menjadi sumber kreativitas kolektifnya. Dan itu dilakukan melalui mekanisme syuro yang dapat memfasilitasi setiap perbedaan untuk diubah menjadi konsensus..


(Diambil dari Buku "Dari Gerakan ke Negara")

Berita Terpopuler

DPW PKS KALTIM

Arsip Blog

Tahukah Kita

Renungan & Hikmah

Bidpuan DPC ULU

Dapur Bidpuan Samarinda Ulu


Fraksi DPRD Smd ( Oleh : Utomo Puji )

 
© Copyright PKS Samarinda Ulu 2012 | Design by PKS TEMPLATE | Powered by Blogger.com.